Sukses

Indonesia akan Punya 135 Juta Kelas Menengah di 2030

Kelas menengah di Indonesia terus bertumbuh. Diperkirakan pada tahun 2030 ada 135 juta kelas menengah di Indonesia.

Kelas menengah di Indonesia terus bertumbuh. Diperkirakan pada tahun 2030 ada 135 juta kelas menengah di Indonesia. Pemerintah mewaspadai agar pertumbuhan ekonomi tidak sampai terjebak pada pendapatan kelas menengah.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berjalan lamban, namun sudah sesuai dengan jalurnya (on the track). Olehnya, perlu diwaspadai agar pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut jangan sampai terjebak pada pendapatan kelas menengah yang stagnan (middle income trap) seperti yang dialami negara-negara berkembang lainnya di belahan dunia.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa dalam rilisnya yang diterima liputan6.com, Jakarta, Sabtu (9/3/2013).

"Tapi, Indonesia masih dalam posisi on the track dan jauh daripada masuk dalam perangkap pertumbuhan kelas  menengah yang stagnan,” kata Hatta.

Meski demikian, saat ini Indonesia masuk dalam kategori peringkat ke 16 dunia dan masuk dalam kelompok G20. Salah satu pemicu tumbuhnya perekonomian Indonesia itu adalah semakin meningkatnya jumlah kelas menengah setiap tahunnya.

"Tahun 2030 diprediksikan jumlah kelas menengah Indonesia akan mencapai 135 juta orang. Tapi peningkatan jumlah kelas menengah di Indonesia itu belum diimbangi dengan kontribusi nyata kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan masih terfokus di wilayah perkotaan," kata dia.

Olehnya, kondisi itu turut memicu munculnya kesenjangan pendapatan antara kelas menengah dan kelas bawah serta antara kelas menengah perkotaan dengan perdesaan.

"Tentu ini suatu tantangan bagi kita semua untuk meminimalisir kesenjangan tersebut yang dapat mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang stagnan ke depan,” urai dia.

Untuk mengantisipasi itu, kata Hatta pemerintah sekarang ini tengah bergeliat melaksanakan program Master Plan Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Salah satunya, mendorong terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru di perdesaan.

“Bank Dunia mengindikasikan negara-negara yang gagal dari tahun 60-an sampai 2008 akibat dari tiga hal, pertama pembangunan infratsruktur yang gagal, kedua kemandirian pangan dan ketiga social protection. Tiga hal itu lah yang menjadi program utama bagi pemerintah Indonesia,” jelasnya.

Sementara, pakar ekonomi UGM Yogkakarta, Sri Adiningsih menjelaskan, bahwa perangkap negara kelas menengah merupakan ancaman yang patut diwaspadai oleh Indonesia ke depan. Olehnya, tantangan yang patut diwaspadai ke depan adalah ketimpangan pendapatan antarkelompok penduduk, kualitas manusia yang masih rendah, serta daya saing internasional yang juga masih rendah.

“Saya tentu berharap Indonesia ke depan dapat menjadi negara besar, maju, tidak kalah dengan negara-negara tetangganya,” ujarnya. (Edo/Igw)
    Video Terkini