Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menegaskan rencana uji coba bayar tol tanpa kartu atau Multi Lane Free Flow (MLFF) tetap dilanjutkan. Hal ini setelah rencana uji coba sebelumnya di Tol Bali-Mandara pada 1 Juni 2023 sempat tertunda.
Rencana uji coba bayar tol tanpa henti ini akan tetap dilanjutkan dan berjalan di lokasi yang telah ditetapkan yaitu di Jalan Tol Bali Mandara. Meskipun demikian, Basuki belum dapat menyebutkan kapan tepatnya uji coba MLFF bakal dilaksanakan.
"Kita lihat nanti uji coba di Bali kayak apa," ujar Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dikutip dari Antara, Sabtu (10/6/2023).
Advertisement
Diakuinya Ia belum mendapatkan laporan resmi dari Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT). Namun sudah mendapatkan informasi bahwa yang terjadi saat ini hanya masalah internal Roatex sebagai Badan Usaha Pelaksana (BUP) MLFF sehingga tidak berpengaruh terhadap proyek MLFF.
Dia pun memastikan bahwa proyek sistem tol tanpa sentuh itu tetap berlanjut meskipun terjadi masalah internal di perusahaan yang menggarap proyek tersebut, PT Roatex Indonesia Toll System (RITS).
Basuki menilai masalah internal tidak akan berpengaruh pada keberlanjutan proyek. Apalagi, proyek MLFF merupakan investasi murni bukan bersumber dari APBN.
Dia juga menuturkan proyek ini tidak akan merugikan negara pasalnya semua dibiayai investasi murni tak ada uang APBN. "Itu juga kan modelnya investasi, nggak ada APBN," ujarnya.
Sejauh ini pihaknya sendiri tetap akan mengawasi PT RITS dan mendorong agar sistem MLFF tetap dilaksanakan. Pemerintah sejauh ini menetapkan sistem supervisi kepada PT RITS selaku badan usaha pelaksana. "Kita kan supervisinya, direksi pekerjaannya di pemerintah. Biasa project management kan. Project management di PU. Manajemen aja," kata Basuki
Jalan Terus
Sebelumnya, PT Roatex Indonesia Toll System atau Roatex Indonesia mengungkapkan penerapan uji coba transisi sistem bayar tol tanpa kartu atau Multi Lane Free Flow (MLFF) tetap berjalan di Indonesia.
Teknologi dari Hongaria yang digunakan untuk penerapan MLFF itu telah diadaptasi untuk lingkungan Indonesia serta tetap memperhitungkan keadaan lokal.
"Proyek ini terus berjalan, dengan hubungan yang erat dengan BPJT serta pemangku kepentingan terkait lainnya. Tentu saja ada sedikit keterlambatan dalam jadwal, tetapi di satu sisi ini 'normal' dalam proyek-proyek besar seperti ini," kata Direktur PT Roatex Indonesia Gyula Orosz dikutip dari Antara, Rabu (7/6/2023).
Lebih lanjut Gyula menyatakan untuk penggunaan teknologi ini telah melewati proses adaptasi dengan lingkungan dan keadaan lokal Indonesia.
“Kami mempertimbangkan kondisi lokal, tetapi itu adalah salah satu masalah dimana ada beberapa individu yang tidak mau menerima pengalaman Hongaria dalam bidang ini, dan dalam teknologi ini,” ujar Gyula.
Gyula menambahkan bahwa berdasarkan hal ini, dapat dikatakan bahwa PT RITS sangat tertarik untuk bekerja sama erat dengan pihak berwenang Indonesia dan kontraktor Indonesia untuk menyelesaikan proyek sesuai dengan kontrak yang telah disepakati.
Advertisement
Tak Bisa Maksa
Gyula menjelaskan RITS tidak bisa memaksa untuk menerapkan sistem seperti yang diterapkan di negara lain.
“Tapi tanpa modifikasi yang tepat di latar belakang legislatif saat ini pasti sistem tidak bisa bekerja. Ini bukan solusi 'plug-and-play', yang dapat dioperasikan secara mandiri, ini adalah sistem yang sangat kompleks di mana semua kaki harus dipersiapkan dengan baik, yakni Pertama sistem itu sendiri; Kedua, latar belakang legislatif, dan ketiga kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait lainnya, terutama kepolisian dan operator jalan tol," katanya pula.
Gyula mengatakan bahwa semuanya masih berjalan baik, dan pihaknya tetap berkomitmen serta memiliki visi yang sama dengan pihak Indonesia. "Kami rasa semuanya masih berjalan secara baik. Adanya keterlambatan untuk sebuah proyek besar seperti ini tentunya menjadi tantangan buat kami. Tapi kami tetap komitmen dan memiliki visi yang sama dengan pihak Indonesia," ujarnya.