Sukses

Profil The Juilliard School, Kampus Impian Putri Ariani Peraih Golden Buzzer di America's Got Talent 2023

Penyanyi Putri Ariani, peraih Golden Buzzer di America's Got Talent 2023 menyampaikan keinginan untuk dapat lanjutkan sekolah di kampus seni terbaik dunia, The Juilliard School.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim berjanji memberikan beasiswa kepada penyanyi Putri Ariani (17) untuk melanjutkan sekolah di the Juilliard School New York, Amerika Serikat.

Nadiem Makariem akan membantu Putri Ariani melalui Beasiswa Indonesia Maju (BIM). Nadiem menuturkan, Putri Ariani memberikan inspirasi untuk Indonesia begitu luar biasa.

Oleh karena itu, pihaknya ingin merealisasikan mimpi Putri Ariani yang ingin kuliah di kampus impian yang seleksinya sangat ketat. “Jadi kami akan mendukung penuh lewat Beasiswa Indonesia Maju,” tutur Nadiem Makarim, dalam siaran pers, Senin, 12 Juni 2023.

Putri Ariani pun menyambut dengan tangis haru janji Nadiem Makarim tersebut. Sebelumnya Putri Ariani menyampaikan keinginan untuk sekolah di Juilliard School dan menjadi penyanyi seperti Whitney Houston.

“Terima kasih. Aku senang banget. Soalnya dari kecil impianku mau kuliah di The Juilliard School (New York, AS),” ujar Putri.

Profil Juillard School

Bicara mengenai kampus impian tersebut, berikut ulasan singkat mengenai kampus the Juilliard School yang dikutip dari laman Juillard School:

The Juilliard School, salah satu kampus pendidikan terbaik di dunia yang didirikan pada 1905. Kampus seni ini didirikan oleh Frank Damrosch, putra baptis Franz Liszt yang memiliki gagasan untuk mendirikan konservatori musik di New York, Amerika Serikat yang akan memungkinkan musisi berbakat memperoleh pendidikan musik tingkat lanjut.

Misi dari kampus ini untuk mendorong mahasiswa dapat mencapai potensi tertinggi sebagai seniman, pemimpin dan masyarakat global dengan memberikan pendidikan seni terbaik bagi musisi, penari, aktor, composer, koreografer dan penulis drama.

Kampus seni tersebut terletak di Lincoln Center di New York City. Tingkat pendidikan yang ditawarkan gelar sarjana dan pascasarjana di bidang tari, drama, dan music (klasik, jazz, pertunjukan sejarah dan seni vocal).

Kampus ini merekrut musisi dari Eropa antara lain pemain suling George Barrere, pianis Sigismond Stojkowski dan pemain biola Frans Kneisel.

Pada awal kampus berdiri, peminat siswa hampir lima kali lipat dari yang diharapkan. Kampus berkembang dengan cepat dan bahkan siswa melebihi dari kapasitas gedung aslinya di Fifth Avenue dan 12th Street. Pada 1910, kampus pindah ke Morningside Heights dekat Universitas Columbia.

2 dari 4 halaman

Perjalanan Juilliard School

Sembilan tahun kemudian, Augustus Juilliard seorang pengusaha tekstil meninggalkan wasiat terbesar untuk kemajuan saat itu. The trustees mendirikan Juilliard Graduate School pada 1924 untuk membantu siswa music berbakat menyelesaikan pendidikan mereka.

Pada 1926, the Graduate School dan the Institute of Musical Art bergabung menjadi the Juilliard School of Music di bawah Profesor Universits Columbia John Erskine. Erskine digantikan pada 1937 oleh pianis dan composer Ernest Hutcheson yang bertugas di posisi tersebut hingag 1945.

Menggantikan Hutcheson sebagai presiden, dari 1945-1962, composer William Schuman memperluas Juilliard sebagai konservatori yang dikhususkan untuk studi musik dan pendirian divisi tari pada 1951 di bawah arahan Martha Hill. Schuman juga mendirikan Juilliard String Quartet dan the Literature and Materials of Music Program, kurikulum teori musik yang inovatif.

Pada 1968, selama masa jabatan composer Peter Mennin (1962-83), divisi drama dibentuk dengan John Houseman sebagai direktur pertama dan Michel Saint-Denis sebagai konsultan. Sekolah berganti nama menjadi The Juilliard School untuk mencerminkan ruang lingkup artistiknya yang lebih luas dan pindah gedung. Kemudian bergabung dengan kampus Lincoln Center for the Performing Arts pada 1969.

Produksi pertama dari Juilliard Opera Center, The Rake’s Progress karya Igor Stravinsky merayakan pembukaan Teater Juilliard (saat ini Peter Jay Sharp) di Lincoln Center pada 1970.

Setelah Mennin meninggal pada 1983, pemain bas Joseph W menjadi presiden keenam kampus tersebut yang menjabat pada musim gugur 1984 hingga musim semi 2018.

 

3 dari 4 halaman

Proyek Kampus

Proyek-proyek besar yang direalisasikan selama kepemimpinannya termasuk penambahan Meredit Wilson Residence Hall, penambahan yang signifikan pada kurikulum dengan program baru di studi jazz, pertunjukan sejarah hingga penambahan program MFA dalam drama dan memperkuat program seni. Selain itu, melaksanakan berbagai program pendidikan dan keterlibatan masyarakat, perluasan besar-besaran serta renovasi fasilitas Juillard.

Pada 2018, penari balet dan pemimpin seni Damian Woetzel menjadi presiden ketujuh sekolah tersebut. Kepemimpinannya telah memperjuangkan fokus kelembagaan pada kreativitas dan kesetaraan sebagai hal terpenting untuk keunggulan.

Di bawah Woetzel, Juillard telah memperluas perekrutan kepemimpinan, staf dan fakultas artistic baru, memperdalam kemitraan di seluruh kampus Lincoln Center dan dengan institute seni terkemuka yang membina hubungan mahasiswa dengan dunia profesinal.

Woetzel juga meningkatkan penggalangan dana yang signifikan termasuk hibah senilai USD 50 juta untuk Music Advancement Program yang memungkinkan beasiswa penuh untuk semua siswa MAP.

Di bawah kepemimpinan Presiden Damian Woetzel sejak 2018, Juilliard menerapkan nilai-nilai inti keunggulan, kreativitas dan kesetaraan, keragaman, inklusi dan rasa memiiki. Juilliard berkomitmen untuk mendaftarkan siswa paling berbakat terlepas dari latar belakang keuangannya.

 

 

 

4 dari 4 halaman

Buka Kampus di China

Saat ini lebih dari 800 artis dari 43 negara bagian dan 44 negara dan wilayah terdaftar di Juilliard’s College Division, di mana mereka tampil di lebih dari 700 pertunjukan tahunan di lima teater kampus antara lain Lincoln Center’s Alice Tully dan David Geffen halls, Carnegie Hall, serta tempat lain di sekitar New York City, negara dan dunia.

Rangkaian pembelajaran di Juilliard juga mencakup hampir 400 siswa dari sekolah dasar hingga sekolah menengah yang terdaftar di divisi persiapan termasuk di Music Advancement Program (MAP), yang melayani siswa dari berbagai latar belakang yang sering kali kurang terwakili di bidang music klarik.

Selain itu, lebih dari 800 siswa terdaftar di Juilliard Extension, program pendidikan berkelanjutan andalan yang diajarkan baik secara langsung dan jarak jauh oleh fakultas.

Di luar kampusnya di New York, Juillard mendefinisikan arah baru dalam pendidikan seni pertunjukan untuk berbagai pelajar dan penggemar melalui kurikulum pendidikan K-12 global dan studi pascasarjana di The Tianjin Juilliard School di China pada 2020.

 

Video Terkini