Sukses

Sri Mulyani: Industri yang Eksploitasi Konsumen Tak Bakal Sustainable

Pelaku industri boleh mencari keuntungan, namun jangan sampai mengeksploitasi konsumen ketika menjalankan bisnis.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, mengatakan pelaku industri boleh mencari keuntungan, namun jangan sampai mengeksploitasi konsumen ketika menjalankan bisnis.

“Bukan berarti tidak boleh cari untung, tapi tidak boleh eksploitasi konsumen. Karena industri yang eksploitasi konsumen itu tidak sustainable," kata Sri Mulyani dalam acara Sosialisasi UU PPSK di Brilian Club, Jakarta, Selasa (13/6/2023).

Apalagi dengan hadirnya teknologi yang mempermudah aktivitas ekonomi, Menkeu menghimbau agar pelaku industri lebih bijak dalam memanfaatkannya.

Disisi lain, Menkeu juga mendorong pelaku industri agar senantiasa terus berkolaborasi dan bersinergi dengan regulator. Hal itu bertujuan untuk menciptakan industri keuangan yang solid.

“Karena kita sama-sama ingin industri terus berkembang, tapi kita sama-sama tidak tahu. Jadi, ada trial and error. Tapi, yang penting semuanya benar-benar jujur,” ujarnya.

Oleh karena itu, Pemerintah sebagai regulator menerbitkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK), agar konsumen tidak dieksploitasi oleh pelaku industri.

“Kalau tidak ada regulasinya, pelaku industri bisa mengeksploitasi konsumen. Itu tidak boleh,” pungkas Sri Mulyani.

2 dari 3 halaman

Survei BI: Konsumen Pede Ekonomi Indonesia Makin Kuat

Survei Konsumen Bank Indonesia pada Februari 2023 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat. Hal ini tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Februari 2023 yang terjaga dalam zona optimis (>100) pada level 122,4.

"Terjaganya optimisme konsumen pada Februari 2023 didorong oleh meningkatnya Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) terutama pada komponen Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Saat Ini," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/3/2023).

Sementara itu, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tetap kuat serta masih pada area optimis, terutama ditopang oleh Indeks Ekspektasi Penghasilan yang meningkat dibanding bulan sebelumnya.

Meskipun IKK ini sedikit menurun dibandingkan 123,0 pada bulan sebelumnya, namun tercatat lebih tinggi dibandingkan setahun sebelumnya yakni 113,1 pada Februari 2022.

Terjaganya optimisme konsumen didorong oleh peningkatan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini yang tecermin dari Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 112,4, sedikit lebih tinggi dari 112,1 pada bulan sebelumnya. Sementara itu, ekspektasi konsumen terhadap ekonomi ke depan juga masih berada dalam zona optimis , yaitu sebesar 132,5.

Pada Februari 2023, keyakinan konsumen terpantau tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran meski tidak setinggi bulan sebelumnya, terutama pada responden dengan pengeluaran Rp1–2 juta.

Berdasarkan usia, IKK Februari 2023 yang kuat ditopang terutama oleh responden berusia 20–40 tahun. Secara spasial, beberapa kota mencatat kenaikan IKK, tertinggi di Makassar (6,3 poin), diikuti Medan (5,6 poin) dan DKI Jakarta (4,4 poin).

Sementara itu, IKK tercatat turun pada sebagian kota yang disurvei, terdalam di Mataram (-11,7 poin), diikuti Surabaya (-9,2 poin) dan Pontianak (-8,6 poin).

 

3 dari 3 halaman

Persepsi Konsumen ke Ekonomi

Pada Februari 2023, persepsi konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini terpantau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, tecermin dari Indeks Ekonomi Saat Ini (IKE) Februari 2023 sebesar 112,4 sedikit lebih tinggi dibandingkan 112,1 pada Januari 2023.

Menguatnya IKE Februari 2023 didorong oleh meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Saat Ini yang masing-masing tercatat sebesar 113,8 dan 118,5 lebih tinggi dari 112,1 dan 117,7 pada bulan sebelumnya. Sementara Indeks Pembelian Barang Tahan Lama terindikasi mengalami penurunan sebesar -1,8 poin menjadi 104,7.

Secara spasial, peningkatan IKE terjadi pada sebagian kota yang disurvei, tertinggi di kota Medan (10,2 poin), diikuti Makassar (9,0 poin) dan Padang (7,7 poin). Sementara sebagian kota lainnya mengalami penurunan, terdalam di Mataram (-13,7 poin), diikuti Surabaya (-9,5 poin) dan Pontianak (-7,8 poin). 

Video Terkini