Liputan6.com, Jakarta PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) berencana untuk mengakuisisi saham perusahaan penyedia jasa electroplating, PT Indo Kida Plating (IKP). Sebelumnya perseroan hanya memiliki 1% saham di IKP.
Dengan akuisisi saham ini, nantinya perseroan akan menguasai 99% saham IKP. Hal itu disampaikan oleh Direktur Utama BOLT, Ervin Wijaya.
"Diharapakan, dengan adanya investasi ini, perseroan akan memberikan keuntungan dengan integrasi yang lebih optimal dalam memberikan produk dengan nilai tambah yang lebih baik kepada pelanggan," tegas Ervin dikutip, Rabu (14/6/2023).
Advertisement
Sementara itu, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp58,59 miliar atau setara dengan Rp25 per saham.
Ervin Wijaya menyatakan, para pemegang saham menyetujui pembagian dividen tunai yang dananya bersumber dari laba bersih Tahun Buku 2022.
"Tahun ini kami ada lagi pembagian dividen, Rp25 per saham," ujar Ervin.
Seperti diketahui, pada tahun lalu BOLT membagikan dividen tunai senilai Rp10 per saham, yang dananya bersumber dari laba bersih Tahun Buku 2021.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan BOLT, Anthony Wijaya mengungkapkan, dalam waktu dekat ini perseroan akan melansungkan penandatanganan Akta Jual Beli (AJB) terkait akuisisi IKP tersebut.Â
"AJB ini akan kami tandatangani bulan Juni 2023 ini. Nilai daripada AJB ini sekitar Rp47 miliaran. Sementara sumber dananya akan berasal dari hasil penjualan dan profit perseroan," ucapnya.Â
Tentunya dengan terafiliasi nya IKP nanti, dapat menyumbang kontribusi pendapatan ke perseroan. Selain IKP, perseroan juga tetap membuka peluang akuisisi perusahaan lain kedepannya guna mempercepat akselerasi bisnis perseroan di masa mendatang.
"Dengan diakuisisinya IKP, kami perkirakan IKP akan berkontribusi sekitr 5% terhadap total pendapatan BOLT. Memang belum besar, tapi ini dalam rangka perseroan meningkatkan kualitas dan suplay untuk lebih lancar," pungkasnya.
Â
Penjualan Garuda Metalindo Tumbuh Jadi Rp 1 Triliun
Sebelumnya, PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatat kinerja beragam selama sembilan bulan pertama 2022. PT Garuda Metalindo Tbk membukukan pertumbuhan penjualan tetapi laba turun hingga kuartal III 2022.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (23/10/2022), PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatat penjualan Rp 1,03 triliun hingga September 2022. Penjualan perseroan naik 23,37 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 837,81 miliar.
Beban pokok penjualan naik 27,85 persen dari Rp 693,31 miliar hingga kuartal III 2021 menjadi Rp 886,42 miliar hingga kuartal III 2022. Laba bruto naik tipis 1,3 persen menjadi Rp 146,39 miliar hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 144,49 miliar.
Beban usaha perseroan naik 31,3 persen menjadi Rp 92,4 miliar hingga September 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 70,43 miliar. Perseroan mencatat laba usaha susut 27,19 persen menjadi Rp 53,91 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 74,06 miliar.Â
Dengan melihat kondisi itu, laba bersih perseroan turun 28,06 persen menjadi Rp 31,17 miliar hingga September 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 43,33 miliar.
Laba per saham dasar yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk terpangkas menjadi Rp 10,65 hingga kuartal III 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 15,68.
Advertisement
Total Aset Perseroan
Total ekuitas perseroan naik menjadi Rp 825,34 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 817,60 miliar. Total liabilitas perseroan turun menjadi Rp 542,71 miliar hingga September 2022 dari Desember 2021 sebesar Rp 550,80 miliar.Â
Aset perseroan tercatat Rp 1,36 triliun hingga September 2022. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 5,19 miliar hingga September 2022.
Pada penutupan perdagangan Jumat, 21 Oktober 2022, saham BOLT stagnan di posisi Rp 720 per saham. Saham BOLT dibuka naik lima poin ke posisi Rp 725 per saham. Saham BOLT berada di level tertinggi Rp 725 dan terendah Rp 720 per saham. Total frekuensi perdagangan dua kali dengan nilai transaksi Rp 1,4 juta.Â