Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) menghimbau kepada seluruh pelaku pertanian dan masyarakat Indonesia agar mendukung sensus pertanian 2023 dengan menerima kedatangan petugas dan memberikan jawaban yang benar.
"Bahwa pada tanggal 1 Juni sampai 31 Juli 2023, BPS melaksanakan Sensus Pertanian 2023 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Moh Edy Mahmud, dalam rilis Neraca Perdagangan Mei 2023, Kamis (15/6/2023).
Baca Juga
Gandeng TNI, Perusahaan Ini Tanami Ratusan Hektar Lahan Padi untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional
Jangan Remahkan, Banyak Petani Jeruk di Kalbar Sukses Naik Haji hingga Kuliahkan Anak S3
AS-Indonesia Kolaborasi Tingkatkan Kualitas Peternakan Sapi Perah, Dukung Program Makan Bergizi Gratis Prabowo
Edy menjelaskan, Sensus Pertanian ini dilaksanakan 10 tahun sekali, sebagaimana amanat UU Nomor 16 Tahun 1997 tentang statistik dan juga rekomendasi dari Badan Pangan dan Pertanian.
Advertisement
Adapun tema yang diusung dalam sensus pertanian 2023 yaitu "Mencatat Pertanian Indonesia untuk Dedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani". Oleh karena itu, BPS meminta kerjasama semua lapisan masyarakat terkait Sensus Pertanian ini.
"Dengan hormat, kami mengajak seluruh Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, seluruh pelaku pertanian, dan masyarakat Indonesia untuk mendukung dan mensukseskan Sensus Pertanian 2023 dengan menerima kedatangan petugas dan memberikan jawaban yang benar," tegasnya.
Sebagai informasi, program yang dilakukan setiap 10 tahun ini menggunakan menggunakan anggaran Rp 3 triliun.
Penggunaan anggaran terbesar untuk membayar petugas lapangan yang melakukan pencacahan data. Lantaran ada 196 ribu petugas lapangan yang dipekerjakan untuk mengumpulkan data yang tersebar di seluruh Indonesia.
Petugas lapangan ini merupakan pekerja kontrak BPS yang dipekerjakan 1 sampai 2 bulan. Masing-masing petugas akan mendapatkan honor mulai dari Rp3 juta - Rp 4 juta per bulan.
Petugas sensus yang bekerja di daerah perkotaan seperti DKI Jakarta akan mendapatkan gaji sebesar Rp4 juta. Sedangkan untuk di daerah gaji petugas mulai dari Rp3 juta.
Selain mendapatkan gaji, petugas lapangan Sensus Pertanian 2023 juga mendapatkan jaminan keselamatan kerja dari BPJS Ketenagakerjaan. Ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan selama bertugas.
Indonesia Kompakan dengan 17 Negara Gelar Sensus Pertanian Mulai 1 Juni 2023
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mulai tanggal 1 Juni sampai 31 Juli 2023 akan melakukan pendataan Sensus Pertanian (ST 2023). Sebanyak 196 ribu petugas lapangan akan melakukan pencacahan lengkap terkait kondisi pertanian di seluruh Indonesia.
"Tahun ini adalah sensus pertanian yang ke-7 dan ini akan dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia mulai tanggal 1 Juni sampai 31 Juli, jadi 2 bulan," kata Sekretaris Utama BPS, Atqo Mardiyanto usai menggelar Apel Siaga Sensus Pertanian 2023, di Kantor BPS, Jakarta Pusat, Selasa (30/5/2023).
Sensus yang dilakukan setiap 10 tahun ini bertujuan untuk memberikan gambaran komprehensif terkait kondisi pertanian di Indonesia sampai ke wilayah yang paling terkecil. Sensus Pertanian di Indonesia pun dilaksanakan serentak dengan 17 negara lainnya.
"Sensus pertanian ini menjadi sensus yang ke-7 di Indonesia dan tahun ini bersama 17 negara yang akan melaksanakan sensus pertanian," kata dia.
Atqo menjelaskan sasaran dari sensus pertanian yaitu seluruh petani yang ada di Indonesia yang terdiri dari petani rumah tangga atau petani biasa, perusahaan pertanian dan jasa pertanian. Berdasarkan sektornya, target sensus yaitu pertani di sektor tanaman pangan, kehutanan, perikanan, kelautan, perkebunan.
Selain untuk mendapatkan jumlah riil petani di Indonesia terkini, sensus pertanian ini bisa menghasilkan data yang lebih rinci terkait beberapa hal. Semisal struktur usaha pertanian, jenis petani dan sebagainya.
"Kita juga mau tahu strukturnya usaha tani, petani milenial, urban farming, nanti juga bisa buat SDGs Pertanian," kata dia.Â
Advertisement
Tujuan
Sensus Pertanian 2023 dirancang untuk menjawab kebutuhan data di level nasional maupun global dengan mengacu pada program Food And Agriculture Organization (FAO). Adapun pengumpulan data dilakukan dengan 2 metode yakni metode konvensional pencatatan digital.
Metode konvensional dilakukan dengan mendatangi petani secara door to door dan melakukan wawancara langsung. Selain itu pencatatan sensus dilakukan dengan melakukan wawancara yang hasilnya dimasukkan dalam sistem lewat gawai (gadget).
Dalam sensus pertanian tahun ini, petani juga dipersilakan melakukan pencatatan mandiri melalui sistem yang disediakan BPS. "Jadi pelaku usaha pertanian dapat melakukan pengisian mandiri," kata dia.