Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menggelar peluncuran buku "Zulhas, Kerja Bantu Rakyat: Setahun Perjalanan Mendag", di Auditorium Kementerian Perdagangan, pada hari ini, Kamis (15/6/2023).
Zulkifli Hasan telah menjabat sebagai Mendag sejak 15 Juni 2022 hingga hari ini, 15 Juni 2023 yang terhitung setahun.
Baca Juga
"Hari ini tanggal 15 juni menandai satu tahun perjalanan saya di Kemendag," kata Zulkifli Hasan.
Advertisement
Zulkifli Hasan mengaku bersyukur bisa melewati tahun ini dengan baik sebagai Menteri Perdagangan. Mulai dari mengatasi masalah gejolak harga pasar, menjaga surplus perdagangan, memasarkan produk Indonesia di pasar dunia, hingga pendeteksian barang impor ilegal yang dapat mengganggu bisnis UMKM Indonesia.
“Saya bersyukur bisa melewati jadi Mendag salam setahun bisa mengatasi gejolak harga pasar, juga surplus perdagangan sampai memasarkan produk Indonesia ke negara lain,” jelas dia.
"(Berhasil) Menjaga tren surplus perdagangan USD 55 miliar, inflasi terjaga, kita juga menindak praktik ilegal seperti baja dan pakaian bekas yang mengganggu UMKM kita," lanjutnya.
Sebelumnya, saat rapat anggota komisi VI DPR RI, Zulhas mengatakan, seluruh anggota Komisi VI mengatakan posisi Menteri Perdagangan adalah kursi panas.
"Kemarin ketemu Komisi VI, itu semua mengatakan, 'jangan salah Pak Zul, itu kursi panas'. Jadi setahun saya bisa melalui ini sungguh saya bersyukur," ujarnya.
Tugas Khusus
Ia juga bercerita, pada saat masa awal jabatan menjadi mendag, dirinya mendapat tugas dari Presiden Joko Widodo untuk pergi ke pasar. Ia pun sangat sering mendapat omelan karena situasi kondisi saat itu gejolak harga terutama minyak goreng sangat tinggi. Tetapi akhirnya bisa diatasi sampai harga stabil.
"Awal-awal saya menjabat ditugasin Pak Presiden untuk pergi ke pasar terus-terusan. Saya selalu diomelin emak-emak, karena ada gejolak harga, utamanya minyak goreng. Alhamdulillah sekarang minyak goreng sudah stabil," kata Zulhas.
"Kata orang tua saya, dengan usaha sebisa mungkin kalau bisa membuat orang bahagia, membuat orang senang, jangan membuat orang susah," sambungnya.
Selain itu, Zulhas mengatakan buku yang diluncurkannya hari ini juga memberikan gambaran kondisi ekonomi tahun depan, baik dari sisi ekonomi Asia maupun global.
"Ketiga, buku ini juga memberikan gambaran kondisi ekonomi 1 tahun ke depan di Asia dan dunia," ujarnya.
Advertisement
Cari Peluang Baru
Kemudian, ia berkata jika terjadi ekonomi yang mulai melambat perlunya mencari peluang baru dengan cara menjajaki pasar-pasar baru, seperti dari Negara India, Bangladesh dan surplus banyak dari negara itu bukanlah dari Uni Eropa.
"Yang semua mengatakan bahwa ekonomi akan melambat, oleh karena itu kita perlu ada mencari peluang-peluang baru. Oleh karena itu, kami mulai menjajaki pasar-pasar baru, seperti India, Bangladesh itu pasar uang, justru surplus kita banyak di situ, bukan Uni Eropa," jelas Zulhas.