Sukses

Jokowi Ingin Tiru Korea Selatan, Keluar Middle Income Trap dalam 8 Tahun

Jokowi menuturkan, pada tahun 1987 Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan masih di angka USD3.530. Delapan tahun berselang, PDB mereka sudah tembus USD11.820.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sangat ingin menjadi negara maju tetapi usaha menuju kondisi tersebut selalu mendapat hambatan. Saat ini, Indonesia masih masuk dalam jebakan pendapatan kelas menengah atau middle income trap yaitu kondisi saat negara berkembang tak mampu mendorong pertumbuhan ekonomi ke level yang lebih tinggi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan Indonesia segera keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah atau middle income trap. Seperti yang dilakukan Korea Selatan (Korsel) bisa keluar dari posisi tersebut hanya dalam waktu 8 tahun.

“Korea Selatan dalam 8 tahun mampu keluar dari middle income trap, jebakan negara berpendapatan menengah,” kata Jokowi dalam acara Indonesia Emas 2045 di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6/2023).

Jokowi menuturkan, pada tahun 1987 Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan masih di angka USD3.530. Delapan tahun berselang, PDB mereka sudah tembus USD11.820.

“Lompatan seperti ini perlu kita tiru perlu kita contoh karena kualitas SDM (sumber daya manusia), yang fokus pada teknologi dan produktivitas,” kata Jokowi.

Makanya, kata Jokowi, SDM menjadi kekuatan besar menuju Indonesia Emas tahun 2045. Bukan hanya dari sisi jumlah penduduk tetapi kualitas dari SDM yang dimiliki.

“Kita jangan hanya menang dari segi jumlah tapi juga harus dari segi kualitas SDM-nya. Baik secara fisik, skill, karakter produktif, dan disiplin ini yang harus kita benahi total termasuk penguasaan IPTEK,” kata dia.

 

2 dari 2 halaman

Tidak Mudah

Meski begitu dia menyadari, pencapaian Indonesia Emas 2045 tidak bisa didapat dengan mudah. Butuh perencanaan yang baik agar tetap fokus pada target-target yang ingin dicapai.

“Butuh fokus yang sama, butuh panduan, butuh haluan, sehingga saya harap RPJPN (Rencana Pembangunan Jangka Panjang Negara) yang diluncurkan dapat menjadi pedoman kita bersama. Apa sih pedoman kita? ada di situ,” kata dia.

Terlepas dari itu, Jokowi mengingatkan sebaik-baiknya perencanaan akan sia-sia jika tidak dibarengi kemampuan mengeksekusi.

“Bagaimanapun baiknya perencanaan akan sia-sia jika tidak dibarengi kemampuan eksekusi yang baik enggak ada artinya,” kata dia.

“Oleh sebab itu untuk mencapai Indonesia Emas 2045 di butuhkan sangat dibutuhkan smart execution dan dibutuhkan smart leadership. Oleh strong leadership yang berani dan pandai mencari solusi dan yang punya nyali,” pungkasnya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com