Sukses

Jokowi Ibaratkan Kepemimpinan Seperti Tongkat Estafet, Bukan Meteran Pom Bensin

Menurut Jokowi, kepemimpinan ibarat tongkat estafet yang berpindah dan melanjutkan sesuatu. Sebab biasanya pergantian kepemimpinan identik dengan pergantian program hingga pembangunan meskipun tujuannya tetap sama.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia membutuhkan pembangunan berkelanjutan dan berkesinambungan. Hal ini untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa siapapun pemimpinnya, maka pembangunan yang sudah berjalan harus dilanjutkan.

Ia tak ingin pembangunan yang terjadi nantinya memulai dengan yang baru meskipun tujuannya sama. 

“Harus ada keberlanjutan dan kesinambungan harus. Kalau sudah kepemimpinan 1, 2, 3 sudah sampai SMA, mestinya kepemimpinan keempat itu masuk universitas jangan balik lagi ke SD lagi,” kata Jokowi dalam acara Indonesia Emas 2045 di The Ballroom Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Kamis (15/6).

Menurut Jokowi, kepemimpinan ibarat tongkat estafet yang berpindah dan melanjutkan sesuatu. Sebab biasanya pergantian kepemimpinan identik dengan pergantian program hingga pembangunan meskipun tujuannya tetap sama.

“Kepemimpinan itu ibarat tongkat estafet, bukan meteran pom bensin. Kalau meteran pom bensin, itu, ‘Pak dimulai dari nol ya!’ Apa kita mau seperti itu ? ndak kan. Masa kata meteran pom bensin,” kata dia.

“Mestinya kalau sudah dari TK, SD, SMP, kepemimpinan berikut masuk SMA, universitas.Nanti kepemimpinan berikut masuk s2 s3, tidak maju mundur poco poco,” sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembangunan Indonesia Sentris

Kepala negara ini pun menyinggung soal pembangunan Indonesia sentris yang sedang digalakan pemerintah. Hilirisasi industri menjadi sangat penting bagi Indonesia untuk mendapatkan nilai tambah dari berbagai produk yang dihasilkan. Baik itu hasil tambang maupun pertanian dan perkebunan.

Kalau hilirisasi ini berhasil, kita akan melompat, misalnya membangun ekosistem ev, membangun ev baterai. Gimana dulu kita ekspor hanya mentahan, bisa jadi katoda, prekursor, bisa jadi lithium baterai,” kata dia.

Hanya saja diakui Jokowi membangun ekosistem besar ini tidak mudah. Membutuhkan waktu dan kerja-kerja detail untuk mencapai target agar sasarannya tidak meleset.

 

3 dari 3 halaman

Rumput Laut Jadi Biodiesel

Pun dengan rumput laut yang ternyata potensinya sangat besar di Indonesia yang merupakan negara kepulauan. Rumput laut bisa diolah sebagai bahan pangan maupun bahan baku energi. Sebagaimana yang telah dikembangkan Jerman, rumput laut diolah menjadi biofuel.

“Sekarang rumput laut itu bisa dijadikan biofuel, saya baru lihat kaget juga lihat di Jerman. Artinya potensi ini besar tapi tantangan juga besar,” kata dia.

Begitu juga dengan hasil perkebunan maupun perikanan yang tidak boleh lagi diekspor dalam bentuk mentahan atau harus dalam bentuk barang setengah jadi. Semisal kelapa sawit yang diolah menjadi bahan baku sabun, komestik dan lain sebagainya.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini