Liputan6.com, Jakarta - Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia atau InJouney meminta penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 1,19 triliun. Salah satu keperluan dari utang tersebut adalah untuk menambal utang proyek kawasan Mandalika dan pengembangan KEK Sanur.
Menteri BUMN Erick Thohir menjelaskan, arus kas InJourney banyak ditopang oleh lini bisnis bandara. PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa Pura II (Persero) yang menjalankan bisnis bandara menjadi penopang anggota holding yang lain.
Baca Juga
"Jadi tentu aiprort ini cashflow ini menggendong daripada anak usaha InJourney lainnya, seperti yang Mandalika. Waktu itu salah satunya percepatan infrastruktur di Mandalika. Itulah kenapa pendanaan ini dibutuhkan," ujar Erick Thohir, dalam Raker dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (15/6/2023).
Advertisement
Diketahui, InJourney mengusulkan PMN Rp 1,19 triliun dengan pembagian sebesar Rp 1,05 triliun untuk menambal utang proyek pengembangan kawasan Mandalika. Serta, Rp 143 miliar sisanya untuk mendukung proses pembangunan KEK Sanur, Bali.
Erick Thohir menyebut, secara keseluruhan InJourney sempat mengalami arus kas yang negatif pada saat pandemi Covid-19. Salah satu cirinya, kinerja sektor aviasi yang juga menurun.
"InJourney sendiri itu cashflow-nya sebagai catatan ada yang memang dalam posisi negatif pada saat covid, dimana bisa dilihat pendapatan dari airport-airport kita tentu dalam posisi negatif. tentu sebagai pelayanan masyarakat, tentu airport tidak bisa disetop saat covid, sehingga tetap dijalankan," ujarnya.
"Tapi juga ada konteks lain, yang tentu saat itu dengan cashflow yang kita harapkan pengembangan dari pada wilayah Mandalika," sambungnya.
Untuk itu, kata Erick, bantuan dana PMN Rp 1,19 triliun untuk diupayakan menjadi salah satu faktor penyehatan kondisi keuangan perusahaan. Sambil di sisi lain, menunggu pemulihan dari bandara-bandara di Indonesia.
"Salah satunya dana Rp 1,2 triliun (Rp 1,19 triliun PMN) ini sebenernya tidak hanya memaksa dari pada aiprort-airport sendiri yang sekarang recover, ada yang sudah bagus, tetapi masih ada 70 persen airport yang belum recover," urainya.
Â
InJourney Minta PMN
Holding BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesia, PT Aviasi Pariwisata Indonesia atau InJourney meminta suntikan modal negara untuk membayar utang proyek Mandalika. Angkanya, sebesar Rp 1,05 triliun.
Nominal Penyertaan Modal Negara (PMN) itu diminta dialokasikan dari cadangan pembiayaan investasi APBN Tahun 2023. Direktur Utama InJournet Dony Oskaria menegaskan, dana ini nantinya untuk menutupi kewajiban pembayaran utang di proyek Mandalika.
Dia menjelaskan, ada utang yang harus ditanggung oleh PT Pengembangan Pariwisata Indonesia atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), bagian dari InJourney, sebesar Rp 4,6 triliun. Ini dibagi menjadi dua termin pembayaran, untuk termin jangka pendek sebesar Rp 1,2 triliun, dan jangka panjang Rp 3,4 triliun.
"Karena ini peninggalan yang tidak, lawannya tidak ada, short term liabilities yang Rp 1,2 triliun ini (sebagian ditanggung) Rp 1,05 triliun ini yang kita harapkan dari equity portion melalui PMN. Sisanya kita akan lakukan dengan pinjaman corporate action kurang lebih Rp 250 miliar," terangnya dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, ditulis Kamis (15/6/2023).
Â
Advertisement
Bayar Utang
Dia menegaskan, kalau keseluruhannya memang untuk menutup utang jangka pendek yang disinyalir segera jatuh tempo. Menurutnya, pembayaran utang yang ada pun tidak serta merta bergantung pada suntikan dana dari pemerintah.
"Jadi ini pun tidak menutupi dari toral short term liabilities yang dimiliki di Mandalika, cuma 1 triliun 50 miliar," katanya.
Dia menyebut, permintaan PMN ini untuk menyelesaikan utang atas beban yang timbul setelah adanya penugasan dari pemerintah. Tujuannya untuk menyehatkan perusahaan dari pengelolaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika.
"Bukan untuk new investment, kalau new investment saya tentu komit dengan apa yang saya sampaikan kepada majelis, saya berusaha semaksimal mungkin untuk tidak mempergunakan PMN untuk menyehatkan perusahaan," bebernya.
Â
Total PMN yang Diminta
Informasi, InJourney sebenarnya meminta kucuran PMN sebesar Rp 1.193.000.000.000 dari alokasi cadangan investasi APBN Tahun 2023. Rp 1,05 triliun pertama bakal digunakan untuk pembayaran utang di proyek Mandalika tadi.
Sementara itu, Rp 143 miliar sisanya akan dialokasikan untuk pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, di Bali.
"Dan saya sepakat tadi, bahwa kalau harus memilih, saya tentu akan memilih uang Rp 1 triliun untuk Sanur (daripada membayar utang Mandalika), karena memang jelas-jelas punya prospek yang tinggi, kemudian juga bisnisnya jelas. Tapi ini pun kami hanya meminta Rp 143 (miliar), kenapa? Kembali lagi komitmen yang saya sampaikan, saya berusaha seminimum mungkin mengajukan PMN dengan melakukan corporate action yang lebih banyak," jelas Dony.
Advertisement