Liputan6.com, Jakarta Jumlah penduduk di kawasan Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang) pada tahun 2025 diperkirakan akan mencapai 34 juta.
Ini diungkapkan Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna. Dikatakan pergeseran Jakarta ke kota sekitarnya terjadi secara signifikan, ini bisa dilihat dengan banyaknya proyek properti yang dikembangkan secara besar-besaran dengan konsep skala kota.
Baca Juga
“Jabodetabek menjadi kawasan kritis kebutuhan rumahnya dengan harga tanah yang semakin mahal dan biaya transportasi yang tinggi,” jelas Yayat dalam acara Talkshow Properti dengan tema “Apakah Barat Jakarta akan Menjadi New Teritory Bagi Kaum Urban” di Banten.
Advertisement
Adapun luas Jakarta dan kota baru di sekitar Jakarta mencapai 116.561 hektar. Dengan komposisi luas Jakarta sebesar 66.223 hektar dan kota baru di Bodetabek mencapai 50.338 hektar.
Secara perkembangan, proyek properti dengan konsep skala kota biasanya terlahir karena adanya aksesbilitas jalan tol.
Salah satu kawasan sekitar Jakarta yang berkembang dengan massif adalah di Barat Jakarta, yakni Tangerang, Banten. Kawasan ini diuntungkan dengan adanya akses jalan tol Jakarta-Merak yang beroperasi di tahun 1985.
Menurut Yayat, konsep pengembangan kota harus memaksimalkan penggunaan lahan beragam dan terintegrasi dengan mempromosikan gaya hidup sehat.
Dan secara ideal, pengembangan proyek skala kota ini dikembangkan sebagai kota yang compact yang menggunakan lahan campuran berkepadatan tinggi yang dikembangkan mengarah pada bangunan vertikal. Tentunya memudahkan secara aksesbilitas dan berorientasi pada pejalan kaki.
“Untuk mewujudkan ini ada aspek yang diperhatikan yakni 3D + T, density, diversity, design dan transit. Density berkaitan dengan kepadatan kawasan atau intensitas pemanfaatan lahan yang tinggi, diversity berkaitan dengan keberagaman pengunaan lahan dan jenis aktivitas kawasan, design berkaitan dengan desain kawasan yang ramah terhadap pejalan kaki, pesepeda dan lainnya,” jelas Yayat.
Proyek
Sementara Alvin Andronicus Chief Marketing Officer Elevee Condominium menegaskan bahwa kawasan Barat Jakarta yakni Tangerang telah menjadi kawasan tujuan untuk tinggal bagi masyarakat.
Menurutnya, Alam Sutera yang dikembangkan sudah 30 tahun tak hanya membangun bangunan saja tapi juga menerapkan konsep eco green living.
“Kita tak sekedar green living, tapi juga membangun ekosistemnya dengan mengedepankan unsur 3R, yaitu reduce, reuse, recycle” penanganan sampah yang terdiri dari tiga unsur yaitu, “Mengurangi”, “Menggunakan ulang” dan “Mendaur ulang” sampah,” jelas Alvin.
Terkait Elevee Condominium, produk terbaru di Alam Sutera dengan konsep hunian vertikal ini merupakan proyek yang berbeda. Lokasinya berada di kawasan 19 hektar yang nantinya di mix dengan berbagai produk properti lainnya dengan unsur lifestyle.
Alvin menambahkan, Alvin Elevee Condominium ini nantinya memikliki fasilitas forest park seluas 4 hektar, eucaplytus park 1 hektar dan juga akan berdampingan dengan pusat lifestyle modern dengan luas 5 hektar.
Saat ini menurut Alvin, sudah 2 tower yang dipasarkan dengan kondisi penjualan mencapai 70% dari total 500-an unit.
Rencananya, jika pada Agustus mendatang penjualan mencapai 90%, maka Elevee Condominium akan meluncurkan tower ke 3.
Target ini bisa tercapai karena melihat dari profil konsumen yang membeli di Elevee Condominium adalah mereka yang mnegenal kawasan Alam Sutera.
“Kebanyakan mereka dari radius 5 kiometer dari Alam Sutera, dan mereka sudah tahu kelebihan kita. Makanya kita tak banyak bicara soal aksesbilitas, karena lokasi kita memiliki aksel tol langsung. Untuk itu kita konsen pada produk dengan memberikan konsep hunian vertikal dengan dimensi luas, ukuran terkecilnya mulai dari 87,8 meter persegi dan kita menyebutnya condominium,” tegas Alvin.
Advertisement