Liputan6.com, Jakarta PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Luar Negeri Tokyo memiliki izin bank penuh atau full bank license dalam beroperasi di Jepang.
Dengan adanya lisensi tersebut, BNI Tokyo bisa menawarkan seluruh produk perbankan mulai dari kredit, dukungan ekspor impor, dan remitansi atau pengiriman uang dari luar negeri.
Baca Juga
"Sebagai Indonesian bank yang ada di Jepang, tentunya nasabah yang kami sasar adalah Indonesian related customer," kata General Manager BNI Tokyo Yudhi Zufrial.
Advertisement
Dia menyampaikan, oleh regulator Jepang, BNI Tokyo diberikan izin usaha yakni foreign banking intermediary service.
Dengan demikian, BNI boleh menjual produk- produk lebih khusus lagi yang dimiliki oleh kantor pusat BNI yaitu produk BNI Taplus.
"Jadi, kami bisa membantu membukakan rekening Taplus untuk WNI," ujar Yudhi.
Dia menyampaikan, pekerja asal Indonesia di Jepang memiliki rutinitias mengirim uang hasil pekerjaannya ke Indonesia.
BNI Tokyo pun menyambut hal itu dengan menawarkan produk tabungan tersebut. Uang tersebut yang sudah tercatat dalam mata uang rupiah pun dapat dikirimkan untuk orang tua, membeli voucer listrik, serta pembayaran tagihan air.
"Mereka bisa kirim uang untuk orang tua, beli voucer listrik, dan lain-lain. Semua dapat mereka operasikan dari Jepang karena mereka punya rekeningnya di Indonesia walaupun mereka berada di Jepang," kata Yudhi.
Tak hanya itu, dengan membuka BNI Taplus, WNI di Jepang juga akan mendapatkan kartu ATM yang berlogo Mastercard. Sehingga, hal itu bisa digunakan untuk melakukan tarik tunai di ATM berlogo Mastercard.
"Kemudian, uangnya akan keluar dalam mata uang yen," ujarnya. Selain tarik tunai ATM, kartu ATM kita juga bisa digunakan untuk berbelanja di convenience store selama mereka menerima jaringan Mastercard," jelas dia.
BNI Komitmen Penuhi Target RPIM
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) atau BNI terus berupaya dalam mendukung upaya pemerintah dalam membantu UMKM mendapat mengakses pembiayaan.
Komitmen tersebut terlihat dari Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) perseroan yang terus meningkat dan mendekati target yang ditetapkan pada 2023.
Direktur Retail Banking BNI Putrama Wahju Setiawan mengatakan, perseroan menargetkan RPIM mencapai 28,8 persen pada 2023. Adapun, realisasinya hingga pertengahan tahun ini mencapai 28,05 persen dengan total kredit ke sektor UMKM sebesar Rp 123 triliun.
BNI menargetkan total kredit ke sektor UMKM pada tahun ini dapat meningkat 8 persen dibandingkan dengan 2022, melalui pembiayaan yang difokuskan pada UMKM dengan kinerja yang berkelanjutan serta siap Go Global.
“Tentunya ini komitmen kami sebagai bank milik negara yang terus membantu sektor tulang punggung ekonomi yakni UMKM. BNI akan selalu proaktif berinovasi dalam hal produk maupun program untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas UMKM Indonesia,” kata Putrama dalam keterangan resminya, Selasa (13/6/2023).
Putrama menuturkan, perseroan berupaya untuk meningkatkan kapabilitas UMKM dengan memberikan kemudahan bagi mereka dalam mengakses pembiayaan, baik pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun NonKUR.
Advertisement
Buka Akses
Tidak hanya itu, BNI juga membuka akses pasar bagi UMKM, khususnya yang memiliki orientasi ekspor, melalui BNI Xpora, di mana program tersebut memiliki program khusus business matching diaspora, dan pendampingan untuk peningkatan kapabilitas UMKM untuk orientasi ekspor.
Adapun, Putrama menjelaskan beberapa UMKM yang termasuk dalam program pemerintah antara lain, UMKM pada Usaha Berkelanjutan (ESG) dan Sektor Ketahanan Pangan. BNI berupaya mengoptimalkan pembiayaan UMKM yang terkait dengan rantai industri hulu dan hilir yang sejalan dengan program pemerintah.
"Bahkan, sektor pertanian, BNI secara aktif membantu pemerintah mengembangkan UMKM melalui program Millenial Smartfarming, bersinergi dengan pemerintah dan startup untuk memperkenalkan IoT kepada para petani,” ujar dia.