Sukses

Dirut Superbank Tigor M Siahaan: Digitalisasi Mengubah Lanskap Perbankan Indonesia

Sebagai bank dengan layanan digital, Superbank fokus pada apa yang ada di depan. Superbank dapat memberikan solusi terhadap masalah akses pembiayaan yang dihadapi masyarakat Indonesia, dimulai dengan ekosistem Superbank terlebih dahulu.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Superbank Tigor M. Siahaan mengatakan, pandemi COVID-19 telah mengakselerasi transformasi digital lanskap perbankan global, termasuk di Indonesia.

Menurutnya, banyak orang di Indonesia membutuhkan akses ke layanan keuangan. Negeri ini memiliki populasi underbanked terbesar di Asia Tenggara1. Termasuk di antaranya UMKM dan nasabah retail dari segmen underbanked, tapi tetap membutuhkan pinjaman untuk terus mengembangkan usahanya.

"Beberapa dari mereka akhirnya terjerat pada pinjaman ilegal. Di sinilah kehadiran bank digital dapat membantu memberikan solusi dan mendukung produktivitas kalangan underbanked sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," jelas dia dalam webinar bertajuk “Digital Trends Altering Indonesia’s Banking Landscape”, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (20/6/2023).  

Tigor melihat baik perbankan digital maupun perbankan konvensional memiliki peluang besar, tapi pasarnya berbeda. 

Sebagai bank dengan layanan digital, Superbank fokus pada apa yang ada di depan. Superbank dapat memberikan solusi terhadap masalah akses pembiayaan yang dihadapi masyarakat Indonesia, dimulai dengan ekosistem Superbank terlebih dahulu.

"Di dalam ekosistem Superbank, baik di Grab maupun Emtek, kami mengetahui data dan flow transaksi merchant, kios dan warung di ekosistem kita sehingga kami dapat lebih fokus pada UMKM dan segmen ritel. Data yang telah terintegrasi itu merupakan aset yang unik, yang dapat digunakan oleh Superbank untuk melakukan assesment atau credit scoring terhadap nasabah-nasabah tersebut,” kata Tigor.

“Segmen unbanked dan underbanked yang membutuhkan akses keuangan untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan keluarganya, seperti untuk membayar biaya sekolah anak-anak mereka atau memperluas warung atau kios mereka tetapi tidak memiliki akses ke pembiayaan – merekalah yang ingin dibantu oleh Superbank,” tambahnya.

Tigor menekankan pentingnya ekosistem grup dalam mendukung pertumbuhan bisnis Superbank. Dia menganalogikan data yang terkumpul dalam ekosistem grup sebagai kumpulan resep makanan bagi Superbank.

Dengan data-data tersebut, mereka ingin ‘memasak’ atau membangun model credit scoring yang kuat dan kredibel, serta memberikan layanan yang lebih terarah ke segmen-segmen yang difokuskan. “Datanya ada, resepnya tersedia, kami hanya perlu ‘memasaknya’,” jelasnya.

 

 

 

 

2 dari 3 halaman

Privasi data pengguna

Privasi data pelanggan menjadi pembicaraan di mana-mana belakangan ini. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi \UU PDP\ No. 7 Tahun 2022 untuk melindungi data pribadi warga negara Indonesia, memastikan kedaulatan data Indonesia, termasuk penggunaan dan pengelolaan data oleh industri, serta lembaga negara.

“Bicara soal privasi data, banyak orang lebih fokus pada aspek kriminalnya. Namun, kita juga perlu memperhatikan edukasi kepada pelanggan mengenai privasi data. Harus ada informasi yang jelas dan terbuka dari bank dan pihak penyedia jasa keuangan kepada para nasabah. Ini salah satu yang membedakan bank digital berlisensi dengan penyedia jasa keuangan ilegal,” kata Tigor.

Dia mengimbau nasabah untuk selalu waspada dan cermat ketika membaca syarat dan ketentuan sebelum mereka memberikan persetujuan dan mendaftar ke aplikasi apa pun.

Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi, ancaman serangan siber menjadi salah satu hal yang perlu diantisipasi. Tigor menilai perlunya kolaborasi antarpemain di industri perbankan dan para pemangku kepentingan dalam mengatasi ancaman keamanan siber.

“Alih-alih bekerja secara terpisah, kita perlu belajar bersama dan menjalin kerja sama. Makin banyak kita belajar dan saling membantu, maka pengetahuan kita akan semakin kuat untuk mengantisipasi dan mengatasi risiko keamanan yang mungkin terjadi,” ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Peran regulator

Tigor menilai peran dan dukungan regulator amat penting bagi pertumbuhan industri perbankan digital dan perekonomian di Tanah Air.

“Menurut saya, OJK sangat suportif. Mereka memahami dinamikanya, dan memahami bahwa segmen underbanked itu besar. Meski begitu, ada satu hal yang menurut saya juga amat penting untuk menjadi fokus, bagaimana kita mengembangkan talent pool di Tanah Air, memastikan talenta-talenta terbaik di negeri ini untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujarnya.

Tigor melihat ada banyak pertumbuhan di pasar, tetapi belum diiringi dengan pertumbuhan talent pool yang cepat.

“Kami merasa bahwa Indonesia harus membuka diri untuk menampung tenaga-tenaga ahli dari seluruh dunia untuk berkarya di Indonesia. Dengan menjadikan Indonesia magnet bagi ‘tech’ talent pool, kami berharap bahwa perkembangan talenta dalam negeri akan lebih cepat lagi ke depannya,” pungkasnya.