Liputan6.com, Jakarta Sebagai negara dengan potensi ekonomi yang besar, Indonesia terus berpartisipasi aktif dalam berbagai forum internasional untuk memperkuat posisi dalam perekonomian global dan mewujudukan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. Salah satunya melalui keanggotaan sebagai Troika G20 dan posisi keketuaan ASEAN 2023.
Indonesia juga terus meningkatkan hubungan kerja sama bilateral dengan negara lain guna menunjang pertumbuhan ekonomi nasional, salah satunya Australia.
“Di tengah kondisi perdagangan global yang terfragmentasi perlu adanya penguatan strategi kerja sama yang komprehensif, baik antara Indonesia dan Australia, maupun dengan kawasan,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Edi Prio Pambudi dalam pertemuan dengan ekonom dari Australian National University Profesor Peter Drysdale di Canberra.
Advertisement
Pertemuan tersebut dimaksudkan untuk saling bertukar pandangan akan arah perdagangan global ke depan serta implikasinya terhadap perekonomian di Indonesia dan kawasan.
Deputi Edi menyampaikan bahwa kunci untuk mencapai connectivity among the regions adalah integrity dan diversity sehingga mendorong adanya komunitas ekonomi global dimana terjadi interlink antara perdagangan barang, perdagangan jasa dan people to people contact.
Menanggapi hal tersebut, Professor Peter menegaskan, “Di tengah disrupsi perdagangan global, prioritas utama bagi tiap negara saat ini yakni untuk terus mempromosikan keterbukaan perdagangan karena menghasilkan efisiensi dan peningkatan daya saing. Begitu pula dalam perundingan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang sedang berlangsung, negara anggota harus memastikan IPEF tetap terbuka terhadap perekonomian global dan tetap selaras dengan ASEAN Outlook on Indo-Pacific”.
Profesor Peter juga menyampaikan masukan untuk Indonesia bahwa kunci utama untuk menghasilkan kebijakan yang efektif dan efisien serta berdampak signifikan bagi kemajuan perekonomian Indonesia di kancah Internasional adalah dengan narrowing the gap antara policy action dan policy strategy. Upaya narrowing the gap tersebut dilakukan melalui review kebijakan secara komprehensif.
Pertemuan ini juga membahas komitmen Pemerintah Indonesia dalam mengoptimalkan peluang dan mengatasi tantangan dalam perekonomian global, serta berbagai kontribusi signifikan untuk mengembangkan arah ekonomi global Indonesia yang komprehensif dan berkelanjutan dan memperkuat kerja sama dengan mitra internasional dalam mewujudkan visi kesejahteraan global.
Indonesia Gaungkan Kerjasama Global Bangun Kesetaraan Gender di Bidang Ekonomi
Sebelumnya, Perempuan Pengusaha asal Indonesia, menyuarakan aksi akselerasi pemberdayaan dan kemajuan perempuan di sektor swasta, dan mendorong dialog multi pihak terkait regulasi dan norma sosial untuk perubahan yang lebih baik guna mengurangi kesenjangan gender global.
Keterwakilan Indonesia mempresentasikan suara dan undangan G20 EMPOWER di dua forum. Yakni di hadapan G20 EMPOWER Advocates Jepang yang terdiri dari para pemimpin dan wakil perusahaan menjelang acara G7.
Dan yang kedua, The 14th Russia – Islamic World: KazanForum International Economic Forum, diselenggarakan oleh Eurasian Women’s Forum inisiasi dari Rosconggress Foundation, Rusia.
Di kedua forum tersebut dibahas pentingnya keterlibatan perempuan dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs). Sebagaimana laporan dari Global Gender Gap Report 2022, dibutuhkan waktu 155 tahun untuk menutup kesenjangan gender pemberdayaan politik, lalu 151 tahun untuk menutup kesenjangan gender partisipasi dan peluang ekonomi dan dibutuhkan 22 tahun untuk menutup kesenjangan gender pencapaian pendidikan.
"Untuk itu, di G20 EMPOWER Advocates Jepang, saya mengundang para advocates G20 EMPOWER Jepang yang terdiri dari perusahaan nasional dan multi nasional di Jepang, untuk terus berpartisipasi dan berperan aktif mendukung visi misi G20 EMPOWER," ungkap Rinawati Prihatiningsih, perwakilan G20 EMPOWER Indonesia, Senin (22/5/2023).
Lalu pada forum The 14th Russia – Islamic World: KazanForum International Economic Forum, Rina hadir secara virtual, mengangkat G20 EMPOWER dan APEC BEST AWARD. Keduanya memiliki keunikan, dimana keduanya sepakat kesetaraan gender dalam konteks pembangunan ekonomi global. Rinawati pun menyuarakan untuk kesetaraan yang berkeadilan untuk memajukan ekonomi yang saling menguntungkan.
"Harapan saya melalui forum-forum bilateral, regional, dan global seperti event yang baru-baru ini, saya ingin mendorong tercapainya visi dan misi G20 EMPOWER, dalam aksi akselerasi partisipasi, pemberdayaan dan kepemimpinan perempuan di sektor swasta yang inklusif, setara dan berkeadilan," katanya.
Advertisement
Akses Pasar Global
Untungnya, lanjut Rinawati, respon atau sambutan kedua forum internasional tersebut dinilai sangat positif. Bahkan kedua forum berkomitmen untuk tindak lanjut kerjasama kongkrit dalam akses pasar global dan pembangunan kapasitas.
Seperti melalui APEC BEST AWARD atau the international Business Efficiency and Success Target Award, merupakan ajang kontes internasional yang dimulai pada tahun 2015 tingkat APEC oleh Kementerian Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia dan Komite Pengembangan Kewirausahaan Perempuan "OPORA RUSSIA".
"Tujuan utama dari proyek ini adalah ajang promosi dan kisah sukses terbaik dari perempuan sebagai pemilik usaha UMKM dan juga promosi sebagai manajer perempuan. Harapannya ajang ini dapat membantu peserta dalam mengembangkan dan memajukan usaha dan karirnya," tutur Rinawati.