Liputan6.com, Jakarta - Sektor industri menjadi penyerap gas bumi terbesar di Indonesia, hal ini didukung oleh penerapan insentif harga gas di bawah USD 6 per MMBTU untuk tujuh golongan.
Direktur Sales dan Operasi PGN Faris Aziz mengatakan, jumlah industri penerima manfaat insentif harga gas atau Harga Gas Khusus Bagi Industri Tertentu (HGBT) melalui PGN, telah bertambah hingga lebih dari 250 industri pada 2023. Jumlah ini mengalami peningkatan hingga 10,8 persen dari jumlah industri penerima insentif harga gas di 2020.
Baca Juga
"Penambahan penerima manfaat HGBT berada dalam tujuh sektor industri dan pembangkit tenaga listrik sesuai dengan penetapan Menteri ESDM," kata Faris, di Jakarta, Senin (26/6/2023).
Advertisement
Untuk selama periode Januari hingga Mei 2023 realisasi volume HGBT telah mencapai lebih dari 500 BBTUD, dengan pertumbuhan sebesar 5,6 persen dibandingkan dengan realisasi 2020.
Menurutnya segmen industri masih akan menjadi penopang utama permintaan gas PGN, seiring dengan pergerakan industri dan perekonomian yang terus menggeliat pasca pandemi.
Tercatat volume niaga gas bumi PGN terus meningkat dari 828 BBTUD pada tahun 2020 menjadi 976 BBTUD pada Triwulan 1 2023. Sedangkan jumlah pelanggan industri sebagai sektor pelanggan yang menyerap gas terbesar, meningkat dari 2.487 pelanggan di tahun 2020 sampai saat ini menjadi 2.925 pelanggan.
“PGN juga berkomitmen mendukung Pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi dan industri nasional di masa pandemi. PGN berkomitmen mengimplementasikan Keputusan Menteri ESDM, di mana sektor industri dan kelistrikan mendapatkan gas harga khusus. Diharapkan perekonomian nasional dapat tumbuh lebih cepat dan berkelanjutan melalui kebijakan tersebut,” ujar Faris.
Niaga Gas Bumi
Terkait pelaksanaan Keputusan Menteri ESDM tentang HGBT bagi tujuh sektor industri dan pembangkit listrik hingga 2024, PGN melakukan berbagai upaya untuk menjaga kinerja dan menjaga keberlangsungan layanan gas bumi nasional.
Di antaranya dengan meningkatkan kegiatan Niaga Gas Bumi kepada sektor - sektor baru, serta mengembangkan moda beyond pipelines melalui inisiasi proyek LNG Retail dan pengembangan penyaluran gas via moda Compressed Natural Gas (CNG).
“Kami melihat geliat industri yang mulai bergerak serta tingkat mobilitas masyarakat yang tinggi di 2022, terutama setelah dunia beradaptasi dengan pola hidup new normal. Hal ini membuat kebutuhan energi tumbuh pesat. PGN siap mendukung peningkatan jumlah pengguna dan volume gas bumi, terutama untuk sektor industri dan kelistrikan dengan penyediaan gas bumi yang andal,” papar Faris.
Wilayah kegiatan usaha gas bumi PGN telah tersebar di 17 provinsi dan 73 kota/kabupaten di Indonesia. Portofolio pengelolaan infrastruktur hilir gas bumi PGN Group mencakup 95 persen dari infrastruktur hilir gas bumi yang sudah terbangun dan beroperasi.
Advertisement
Perluasan Layanan
Untuk memperluas pemanfaatan gas bumi, PGN memiliki misi dalam pengembangan bisnis melalui pemanfaatan gas bumi untuk industri berbasis gas dan turunannya. Program perluasan layanan melalui konektivitas maupun aksebilitas gas bumi PGN, diharapkan dapat optimal untuk pengembangan layanan untuk industri, komersial serta pembangkit listrik.
Faris berharap dukungan pemerintah sehubungan kebijakan kemudahan dalam mendapatkan pasokan gas, baik gas pipa maupun LNG, untuk meningkatkan pemanfaatan gas nasional. Dengan peran ini, PGN dapat semakin komprehensif dalam menjalankan mandat untuk mengelola niaga gas nasional dan perluasan akses gas bumi nasional.
“PGN juga yakin bahwa pemerintah memiliki opsi dalam mengembangkan infrastruktur dan pemanfaatan gas bumi nasional, dengan tetap menggandeng PGN sebagai mitra utama. PGN akan terus berusaha secara maksimal untuk mengoptimalkan portofolio tersebut dan melayani masyarakat,” tutup Faris.