Sukses

Nur Asia Uno: Keluarga Itu Prioritas, Urusan Rumah Beres Baru Kerjakan yang Lain

Tak membiarkan Sandiaga sendirian menggeluti bisnis, Nur Asia juga memperlihatkan kemampuannya dalam dunia usaha.

Liputan6.com, Jakarta Meski sudah menjadi istri seorang menteri, Nur Asia Uno menolak untuk berdiam diri. Selain membuka usaha kuliner, wanita yang karib disapa Mpok Nur ini sekarang juga tengah giat-giatnya membina dan mengangkat derajat usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Tanah Air.

Wanita kelahiran 28 November 1970 ini merupakan istri dari Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno. Mengenal Sandiaga sejak remaja, hubungan keduanya terus berlanjut hingga mereka melanjutkan studi di Amerika Serikat.

Pada 28 Juli 1996 keduanya memutuskan untuk menikah di Singapura. Dari pernikahan itu Sandiaga dan Nur dikaruniai tiga orang anak, Anneesha Atheera Uno, Amyra Athefaa, dan Sulaiman Saladdin Uno.

Tak membiarkan Sandiaga sendirian menggeluti bisnis, Nur Asia juga memperlihatkan kemampuannya dalam dunia usaha. Pada 2019, Nur Asia mengembangkan bisnis kuliner bernama Nur Corner di Jalan Jenggala, Jakarta Selatan.

Berdirinya usaha bukan tanpa sebab. Berawal dari banyaknya pengusaha UMKM yang mengirimkan makanan ke rumahnya setiap hari, ketika itu Nur Asia mengaku kewalahan. Untuk membeli semuanya tak mungkin karena terlalu banyak untuk dimakan sekeluarga, sementara untuk menolak kiriman itu dia juga tak tega.

Setelah berdiskusi dengan Sandiaga, didirikankah restoran Nur Corner untuk membantu para pengusaha UMKM yang umumnya ibu-ibu dari seluruh Indonesia. Nur kemudian membuat sebuah sistem bagi usaha kuliner yang ingin dipasarkan oleh Nur Corner.

Para pengusaha UMKM yang ingin bekerja sama itu terlebih dulu diminta mengirim sampel makanan untuk dicoba. Bila rasa makanan itu lolos kurasi lidahnya, produk bisa bantu ditawarkan. Sementara, makanan yang cita rasanya belum sesuai ekspektasi akan diminta diperbaiki. Bagi produk UMKM yang lolos kurasinya nanti akan dibantu dari sisi pengemasan.

Ia berharap langkahnya itu bisa membawa kuliner Indonesia mendunia. Menurut Nur, makanan Indonesia sangat kaya dibandingkan negara-negara tetangga. Setiap daerah punya keunikan masing-masing, tetapi pekerjaan rumahnya adalah cara mengemasnya agar lebih menarik secara visual.

Selain itu, dia juga mengapresiasi pengusaha UMKM yang umumnya adalah ibu-ibu, karena menurutnya menjadi perempuan itu harus tangguh, tidak cengeng dan tak boleh mati gaya. Hal itu berlaku tidak hanya bagi perempuan karier, tetapi juga para ibu rumah tangga. Karena dengan prinsip itu, perempuan bisa lebih berdaya dan bisa memberdayakan sesama.

Lantas, bagaimana tanggapan Nur Asia ketika sang suami gencar dikabarkan ikut dalam kontestasi Pilpres 2024? Bagiamana pula awal perkenalan Nur Asia dengan Sandiaga Uno?

Berikut petikan wawancara Nur Asia dengan Ratu Annisaa Suryasumirat dalam program Bincang Liputan6.

 

2 dari 6 halaman

Berawal dari Suka Jajan

Sebagai istri Menparekraf Sandiaga Uno, kegiatan Mpo Nur apa saja?

Sebetulnya kegiatan sehari-hari ya sama seperti ibu rumah tangga lainnya ya. Seperti biasa, memberi perhatian kepada anak saya Sulaiman karena masih kecil ya, mengurus rumah, mengurus suami saya Sandiaga Uno ya kan. Baru selebihnya saya melakukan kegiatan yang memang sudah terjadwal, untuk bisa membantu, men-support kerjaan Bapak.

Mpo Nur juga dikenal aktif membina UMKM, kapan pertama kali bersentuhan dengan UMKM?

Kalau soal UMKM, itu dari kecil saya senang jajan ya sama Abang-Abang yang lewat gitu. Waktu masih SD kan kita dulu suka yang namanya jajanan Abang-Abang kaki lima gitu lah. Karena memang mungkin saya selain suka nggak tega juga senang saja, namanya anak-anak, itu sampai hari ini.

Saking senang jajannya, Abang yang jual rujak bebeg, misalnya. Sering kalau pulang sekolah saya ajak Abangnya sekalian ke rumah.

Selain itu saya juga sering beli kue cubit sama gulali yang ditiup sesuai pilihan kita. Padahal kalau dipikir-pikir ya ampun, itu kan napas Abangnya yang ditiupkan. Ya begitulah anak-anak.

Selain kuliner, UMKM apa lagi yang memiliki potensi untuk berkembang?

Sebetulnya kan ada juga yang kriya, wastra, kaya batik, tenun ya, terus kerajinan tangan, banyak sekali memang. Jadi buat saya itu semuanya mencakup UMKM, karena memang UMKM itu buat saya adalah ujung tombak.

Lantas, bagaimana awalnya Mpo Nur aktif membina UMKM?

Jadi awalnya pada waktu pandemi, ketika itu kan semua orang di-PHK. Jadi saya itu herannya setiap hari, mungkin Tuhan tahu ya kita senang makan gitu, tiba-tiba di rumah dapat kiriman makanan dari seluruh arah.

Terus kita tiap hari ya makan enak sih, cuma masa kita harus beli tiap hari kaya gini? Nggak mungkin juga gitu kan? Kalau mau menolong pun kan nggak mungkin beli sekali dua kali, berati harus rutin.

Akhirnya kita putar otak tuh waktu itu. Nggak tega juga, sedangkan suami mereka di-PHK, si istri mau bantu suaminya untuk bisa mendapatkan income tambahan. Akhirnya kita berpikir untuk memutuskan membuat kafe kecil.

Akhirnya waktu habis Pilpres, Mas Sandi kalah di 2019, Mas Sandi diundang sama pemerintah Hungaria. Nah disitulah dapat inspirasi dari Mas Sandi. Sehari sebelum pulang tuh kita lewat kafe yang kafenya itu lucu gitu dan enak gitu lho.

Mas Sandi bilang, 'Non ada kafe lucu deh', dia bilang gitu. 'Tolong deh Non kamu liatin itu, aku kepengen deh'. Nah, dari Hungaria pulang-pulang saya sudah mulai ditagih nih sama Mas Sandi. Ayo Non buatin, Non.

Kemudian apa yang Mpo Nur lakukan?

Mulai mikir nih saya. Kalau buatin restoran di mana letaknya? Harus strategis karena kan harus ada pembeli. Kalau di mal nggak mungkin bisa bayar, karena kan mahal sewa di mal. Sedangkan UMKM kan barang-barangnya yang murah. Kalau kita mau naikin juga nggak mungkin kebanyakan, harus yang terjangkau lah ya.

Tapi akhirnya disitulah saya mulai tertantang. Saya dengan Mba Indah, saya mulai berdua, kita mulai brainstorming gimana nih putar otak cari tempat yang strategis tapi kita bisa bikin tempat itu, bisa orang mampir setiap saat untuk makan.

Akhirnya waktu itu Nur Corner inilah yang inspirasi saya. Karena waktu itu awalnya dari satu garasi saya bikin. Tadinya garasi satu mobil, alhamdulillah dengan dari nol sampai mulai naik, naik satu tangga, naik dua tangga. Tapi kendalanya ini benar-benar ini deh tantangan, karena dalam keadaan Covid-19 saya disuruh buka warung.

Orang-orang tiarap, babak belur, tapi saya harus nolongin orang-orang ini. Oke, tapi saya nggak berkecil hati, saya cuman bilang, ya Allah bantulah saya, pasti Allah tahu yang namanya innamal a'malu binniyat ya, artinya semua tergantung dari niat.

3 dari 6 halaman

Menaikkan Standar dan Kelas UMKM

Tahun berapa Nur Corner didirikan?

Itu 2019 kita buka. Kendalanya ternyata, baru buka sebentar langsung kena Covid-19 kan? Akhirnya disitulah saya mulai merasa ini merupakan momen-momen paling sulit. Tapi saya nggak pernah putus asa, karena saya selalu berjuang untuk membantu dan bisa bermanfaat untuk orang banyak.

Alhamdulillah, Allah selalu membantu dengan caranya. Jadi memang kita nggak usah pernah takut dengan keadaan dan logika, karena kalau kita berusaha dan berniat baik untuk membantu, itu semuanya jalannya Allah yang akan kasih ya.

Lantas, apa peran Nur Corner dalam mengembangkan produk UMKM yang bergabung di dalamnya?

Nah disinilah peranan Nur Corner untuk bagaimana kita bisa menaikkan kelas, standar yang sekarang dengan standar yang akan datang, karena kan mereka nggak tahu. Bagaimana untuk packaging, misalnya.

Sebetulnya saya sudah bilang sama mereka karena kan itu bukan ranah kalian, nggak apa-apa, yang penting masuk ke dalam warung saya dengan rasa yang standar saya, nanti semua saya yang bajuin, yang memberi packaging.

Ibarat gini lho, kalau mau ikut kontes kecantikan, nggak apa-apa belum punya make up juga, nggak apa-apa, nanti biar saya yang dandanin, saya yang pakaiin baju gitu lho. Yang penting kamu sudah punya standarisasi, seperti itulah intinya.

Apa tantangan UMKM di Indonesia untuk menembus pasar internasional?

Sebetulnya kita harus punya pakem dalam arti yang kaya kemarin semua produk yang masuk ke Nur Corner semua saya kurasi. Terus kita juga punya standar ya, maksudnya higienis, terus mereka juga harus bisa bagaimana membaca pasar, terus nanti kita kasih pelatihan-pelatihan.

Karena itu harus ada standarisasinya, apalagi kalau mau masuk ke dunia internasional. Jadi mereka nanti kita berikan pelatihan, kita ajak mereka untuk kolaborasi ya, karena mereka kan juga bagaimanapun terbatas dananya. Nah nanti saya yang akan menggabungkan antara UMKM dengan para pelaku pasar. Disitulah peran saya.

Bagaimana dengan target pemerintah untuk mendigitalisasi UMKM?

Kita mendukung hal itu tentunya, pastilah ya. Sekarang kan kalau saya dengar dari Mas Sandi yang memang dia adalah pakar UMKM ya itu masih 17 juta lebih UMKM yang sudah terdigitalisasi. Dan untuk langkah mencapai 30 juta ini kita harus kolaborasi.

Kolaborasi itu artinya kerja sama ya. Jadi di era digitalisasi sekarang dengan semuanya computerized ya kan. Bisa lewat website, berjualan lewat online ya. Jadi selain pelatihan UMKM kita juga harus bisa memanfaatkan platform e-commerce dan pemasaran digital.

Karena untuk memperluas jangkauan dan jaringan, sehingga akses pasar nggak hanya di dalam negeri, tetapi juga untuk dunia internasional. Jadi insya Allah UMKM-UMKM ini bisa naik kelas ya dan juga bisa masuk ke toko online dan bisa mempunyai strategi pemasaran digitalnya dan menjangkau ya tentunya untuk bisa menjangkau konsumen lokal maupun internasional. Itu targetnya.

 

4 dari 6 halaman

Mendorong Perempuan Menjadi Tangguh

Mpok Nur pernah mengatakan bahwa perempuan itu harus tangguh, tidak boleh cengeng dan tidak boleh mati gaya. Itu maksudnya bagiamana?

Artinya, buat saya perempuan tangguh itu adalah seperti perempuan itu tiang negara ya. Ibu itu perempuan yang melahirkan ya, terus ibu kota, ibu jari semua ibu, ibu, ibu, iya kan? Seperti yang Nabi Muhammad katakan, siapakah yang harus kita sayangi? Ibumu, disebut sampai tiga kali?

Berarti memang, mohon maaf Bapak-Bapak ya, karena memang untuk perempuan yang tangguh itu perlu mandiri ya. Jadi memang kita itu harus menyemangati diri sendiri. Karena kalau yang namanya kita sudah cengeng dari awal, gimana kita bisa jadi menyemangati suami?

Karena perempuan ini kan harus multitalented ya, mengurus anak, mengurus rumah, mengurus suami. Jadi insya Allah ya ketika perempuannya kuat, insya Allah negara ini akan kuat juga ya. Dan bila bahagia akan belajar, maksudnya kalau kita sudah kuat di rumah, di luar pun kita juga kuat.

Perempuan kodratnya adalah ibu dari anak-anak, tetapi juga bisa memberikan contoh kepada yang lain. Perempuan itu kuat di rumah, insya Allah di luarnya akan kuat juga ya. Jadi kalau dibilang di balik suami ada perempuan yang kuat, ya mungkin ya harus dengan keimanan, dasar agama, semuanya itu harus betul betul background-nya nggak cuma bibit, bebet, bobot lah gitu.

Nah, Mpok Nur kan juga menjabat sebagai Penasihat Dharmawanita di Kemenparekraf, tugasnya apa saja?

Banyak sekali ya yang bisa kita lakukan di Dharmawanita ini, karena pastinya saya selalu mendukung program dan pelaksanaan kegiatan di Dharmawanita ini dengan lingkup pendidikan, karena memang pendampingan untuk wanita di bidang pariwisata.

Dharmawanita ini antara lain kita men-support sekolah-sekolah Poltekpar yang ada di daerah ya. Poltekpar itu artinya Politeknik Pariwisata ya. Kalau dulu zaman saya itu NHI gitulah, yang di mana itu katanya kalau mau masuk NHI itu susah banget gitu. Karena memang sekolah ini menjanjikan sekali.

Setelah mereka lulus dari pariwisata sekolah ini, mereka langsung diterima kerja gitu. Nah ini memang di Kemenparekraf ini Poltekpar ada di Bandung, ada di Lombok, ada di Bali, ada di Medan, dan bahkan Mas Sandi insya Allah ingin buka lagi di kota-kota lainnya. Kenapa? Karena memang Poltekpar inilah pariwisata kita, itu sangat membantu untuk perekonomian Indonesia.

Karena selain kita punya laut yang indah, ambiance ya, kota-kota Indonesia ini nggak hanya Bali, nggak hanya Lombok, tapi banyak sekali, nggak bisa disebutin semuanya. Masing-masing punya keunggulan yang berbeda. Nah inilah Poltekpar berperan untuk bisa memfasilitasi dengan hotel, dengan service, dan lain-lain.

 

5 dari 6 halaman

Awal Pertemuan dengan Sandiaga

Bagaimana Mpo Nur mengatur waktu antara keluarga dan aktivitas luar rumah yang begitu banyak?

Memang awalnya agak kaget karena ya kita biasa ibu rumah tangga, ngurus rumah dan anak, ini harus mengurus yang lain-lain. Tapi sebetulnya itu cuma sistem saja ya. Insya Allah sih ya nomor satu prioritas ya tentunya keluarga. Jadi kalau di rumah sudah beres, anak-anak dan suami sudah beres, baru kita pindah dengan urusan yang lainnya.

Jadi saya membagi tugas itu dengan, tentunya dengan agenda yang disesuaikan dengan kegiatan. Misalnya kaya kemarin saya ditugaskan Mas Sandi ke Uzbek. Terus Mas Sandi maunya saya nemenin juga, tapi saya bilang kalau saya harus pulang duluan.

Kenapa? Kasihan Sulaiman, dia kan wisuda, masa saya juga ikut-ikutan enggak bisa hadir. Jadi saya harus mengalah karena nggak boleh saya ikut-ikut Mas Sandi terus. Yang jelas kalau keluarga nomor satu, yang lain-lainnya beres deh.

Bagaimana cerita perkenalan Mpo Nur dengan Bapak Sandiaga hingga akhirnya bisa menikah?

Jadi lucu, Abang saya sebetulnya yang temannya Mas Sandi. Tapi memang inilah ya yang namanya pucuk dicinta ulam tiba. Kalau saya itu orang yang tidak pernah pakai planning, lucu juga sih sebetulnya. Kalau Mas Sandi justru yang selalu dengan planning.

Jadi kita ketemu itu, waktu itu Ibu saya gara-garanya. Jadi Abang saya waktu SMP sama-sama dengan Mas Sandi di SMP 12. Terus Abang saya SMP sudah bawa mobil memang, ya mobil pikap gitu kan, mobil bak Chevrolet.

Terus Ibu saya tanya ke Abang saya, kamu tuh kalau ke sekolah mobilnya diparkir di mana, gitu kan? Ada deh Ma, teman Ali. Teman Ali ini rumahnya selalu jadi markas teman-teman kita, dia bilang. Tapi Ibu- Bapaknya jarang di rumah gitu.

Saya cuma nguping saja kan karena at the time saya pas lagi disitulah. Tapi dia tuh, Ma, anaknya pintar banget. Kalau dapat nilai 9 dia panas badannya. Hah, dalam hatiku ini orang siapa ya? Masa dapat 9 panas, kita dapat 8 sudah tepuk tangan kegirangan, dia dapat 9 panas.

Maksudnya panas apa, sakit? Tanya Mama saya lagi. Enggak Ma, dia enggak bisa kalau dapat 9, karena dia harusnya dapet 10. Ya Allah, dalam hati saya nih, siapa ya nih orangnya? Gila juga ya? Kayanya kita dapat 9 udah kesenangan dia kok badannya panas? Di benak saya cuma penasaran ini orang siapa sih? Pengen tahu deh. Tapi ya sudahlah ya pasti pintar banget, tapi aneh gitu buat saya.

Bagaimana pertemuan pertama Mpo Nur dengan Pak Sandiaga?

Ternyata yang dibaca di pikiran saya dengan di ini, Tuhan mempertemukan dengan ya Ibu saya lagi, biasa gitu kan. Nah, Bang Sandi lagi mainlah ke rumah dengan Abang saya, biasalah dengan gengnya.

Terus at the time Mamahku kalau di rumah itu bisa ngintip, kalau dari dalam kita bisa ketahuan ngelihat orang, tapi dari luar tuh kaca gitu kan. Ibu saya bilang, Eh Nur lihat deh ada temannya Ali lucu deh. Cakep deh dia, bulu matanya lentik, panjang, terus bibirnya merah.

Rupanya teman saya mau pulang, saya temenin, tapi mau nggak mau harus ngelewatin Mas Sandi karena rumah saya itu kan di hook gitu kan. Nah tiba-tiba Mas Sandi ke-distract dong dengan baju hijau yang saya pakai. Kaus hijau, saya ingat banget, kaus t-shirt, Polo t-shirt gitu yang berkerah, terus celananya stripe hijau yang capri gitulah.

Kemudian Mas Sandi bertanya sama Abang saya yang dijawab kalau saya adalah adiknya. Langsung saja ketika itu Mas Sandi spontan bilang, adik lu buat gue aja. Saya pun kemudian didatangi Abang yang mengatakan kalau ada temannya yang mau kenalan.

Ketika itu Mpo Nur masih SMP?

Iya masih SMP. Ya sudah dikenalinlah kita. Tapi ya sudah kenalan-kenalan saja, saya juga nggak pernah terpikirkan gitu, kok bisa jadi pacaran sama dia? Terus ya namanya juga anak umur 14, cinta monyet gitu kan, enggak mungkin gitu.

Ternyata Mas Sandi itu kalau sudah punya niat, komitmenlah dia. Bertekad. Entahlah yang ada di benak dia tuh apa? Plan A, plan B, plane C, terserah deh apa pun yang terjadi. Tapi ya inilah semua yang namanya kejadian ini, akhirnya menikah.

Lucu sih. Sekarang saya baru sadar ya Allah, itu baju ya sempat dicuri lagi sama saudara. Karena itu baju memang keren, penuh kenangan.

 

6 dari 6 halaman

Soal Sandiaga Ikut Kontestasi Pilpres 2024

Bapak Sandiaga saat ini digadang-gadang bakal menjadi cawapres, bagaimana tanggapan Mpok Nur?

Buat saya sih ini semua mengalir saja ya, karena Mas Sandi itu memang cukup terbuka karena kita kenal itu dari umur 14 tahun, jadi memang teman masa kecil dan teman diskusi, semuanya itu apa pun yang dia akan lakukan selalu dia cerita ke saya dan anak-anak.

Jadi ibaratnya kita sudah disiapkanlah, maksudnya. Mas Sandi ini sudah menjadi politisi dari zaman Hipmi ya. Tapi kami serahkan kepada Allah, balik lagi. Kan manusia berusaha, tapi semua Allah yang menentukan.

Jadi buat saya itu apa pun niat baik kita, semuanya yang kita lakukan intinya selama itu bermanfaat untuk semua orang banyak dan kemaslahatan umat, apalagi untuk bangsa dan negara ya, kita serahkan saja kepada Allah, karena semuanya Allah yang akan mengatur.

Tapi kita jangan pernah berhenti berbuat baik kepada siapa pun. Itu sih selalu yang kita ingatkan.

Terakhir, apa pesan Mpo Nur untuk pelaku UMKM dan bagi mereka yang baru akan merintis usaha?

Pokoknya kalau buat saya, Emak-Emak terutama ya, yang namanya jatuh bangun itu biasa. Seperti ingat saja, Mak, kalau lagi main tinju kan sudah babak belur ya bangun lagi, jadi tambah kuat dong. Kalau buat saya itu justru kegagalan adalah kunci dari kesuksesan.

Jadi jangan pernah lelah karena justru disinilah kita bisa melihat potensi apa yang cocok sama kita. Saya pun sudah berkali-kali, jadi nggak usah sedih ya, karena disinilah kita diuji ya.

Allah menguji hambanya sesuai dengan kemampuannya. Karena disitulah Emak-Emak tangguh harus bisa maju terus pantang mundur. Oke Emak-Emak, tetap semangat, itu kuncinya.

 

Video Terkini