Sukses

ILLC Beri Ruang Perempuan Masuk ke Pasar Tenaga Kerja

Konferensi Pembelajaran Sepanjang Hidup Inklusif menyediakan ruang bagi perempuan untuk dapat kembali masuk ke pasar tenaga kerja

Liputan6.com, Jakarta The Inclusive Lifelong Learning Conference (ILLC) atau Konferensi Pembelajaran Sepanjang Hidup Inklusif menyediakan ruang bagi perempuan untuk dapat kembali masuk ke pasar tenaga kerja.

Head of Programmes UN Women Indonesia, Dwi Faiz mengatakan minimnya keterlibatan perempuan terutama dalam bidang teknologi perlu solusi yang tepat guna meningkatkan keikutsertaan.

"Pembelajaran sepanjang hayat atau lifelong learning adalah strategi penting untuk memastikan perempuan dapat masuk dan kembali masuk ke pasar tenaga kerja, terutama di industri yang berkembang pesat seperti teknologi dan inovasi," kata Dwi Faiz, dalam diskusi ILLC bertajuk “Women in Technology”, Rabu (5/7/2023)

Hadir juga sebagai pembicara perempuan lainnya, antara lain Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari, Presiden Direktur XL Axiata Dian Siswarini, Deputy Country Representative UN Women India Kanta Singh, dan COO dan Co-founder Xendit Tessa Wijaya.

Para panelis sependapat bahwa tekanan masyarakat merupakan hambatan utama bagi kemajuan perempuan, karena mempengaruhi motivasi mengasah keterampilan mereka.

Sebagai pemimpin perempuan yang telah membangun ekosistem inklusif di dalam organisasi mereka masing-masing, pembicara menggarisbawahi pentingnya kelompok dukungan dan pendampingan antar perempuan.

 

2 dari 3 halaman

Keterwakilan Perempuan

Diskusi memaparkan keterwakilan perempuan yang masih sangat minim dalam dunia teknologi atau umumnya STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematicts).

Tercatat hanya 28 persen lulusan di bidang teknik, 22 persen pekerja di bidang kecerdasan buatan (AI), dan kurang dari sepertiga di sektor teknologi.

Kemudian berdasarkan laporan tahun 2020, hanya 2 persen dari pendanaan modal ventura (venture capital funding) global yang berinvestasi di startup yang dimiliki perempuan. Hal ini membatasi pengembangan teknologi dan inovasi yang dapat merespons kebutuhan perempuan.

Oleh karena itu, kehadiran Program Kartu Prakerja diharapkan dapat menjadi salah satu jawaban atas kebutuhan tersebut, mengingat lebih dari setengah peserta Prakerja adalah perempuan.

“Dengan pembelajaran sepanjang hayat, perempuan memiliki kesempatan mengakses pelatihan sambil tetap menjalankan peran sebagai ibu,” kata Direktur Eksekutif Prakerja Denni Puspa Purbasari.

 

3 dari 3 halaman

Jadi Inspirasi

Adapun kehadiran perempuan di pucuk pimpinan perusahaan teknologi juga diharapkan mampu meningkatkan keinginan perempuan lain untuk berkarir di dunia teknologi.

“Kami berkomitmen mendukung terwujudnya hal tersebut dengan terus meningkatkan dan memperluas pemberdayaan perempuan melalui pemanfaatan teknologi dan digitalisasi," kata Ceo XL Dian Siswarini.

Lanjut, Dwi Faiz pun menyoroti pentingnya mendorong ruang digital yang aman, pendidikan STEM yang inklusif, dan literasi digital untuk memastikan perempuan dan anak perempuan memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk terus bertumbuh di dunia digital yang berkembang pesat.