Sukses

Bos Indonesia Re: Reasuransi Jadi Backbone Ekonomi Indonesia

Indonesia Re menutup rangkaian acara dengan menyelenggarakan awarding night yang dinamakan Indonesia Re Award 2023.

Liputan6.com, Jakarta - PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menggelar Indonesia Re International Conference 2023. Melalui kegiatan ini, Indonesia Re berinisiatif untuk membuka ruang diskusi mengenai terciptanya sustainability di industri asuransi dan reasuransi.

Dihari kedua Indonesia Re International Conference 2023, Indonesia Re menutup rangkaian acara dengan menyelenggarakan awarding night yang dinamakan Indonesia Re Award 2023. Kegiatan ini memiliki 3 kategori award yang masing-masingnya memiliki sub-kategori.

Untuk kategori pertama, BPPDAN terdapat 2 sub-kategori, yaitu The Best Submission dan The Highest Premium Contributor.

Kategori kedua, Life Insurance memiliki 3 sub-kategori, yaitu The Highest Premium Contributor, The Best Underwriting Result, dan The Most Innovative.

Kategori ketiga, General Insurance yang terdiri dari The Best Reporting & Administration, The Best Performance Facultative, dan The Best Underwriting Yield.

Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu menjelaskan, Indonesia Re Award 2023 adalah salah satu bentuk apresiasi dan penghargaan kami kepada mitra bisnis yang merupakan perusahaan-perusahaan Asuransi di Indonesia, yang telah bersama-sama dengan Indonesia Re berkontribusi dalam pengembangan industri asuransi dan khususnya reasuransi di Indonesia.

Dengan mengangkat tema besar reinsurance sustainability in macro economics and political year volatility, hari kedua IIC 2023 mendiskusikan tentang industri perasuransian yang menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia.

Jika dilihat dari sisi manajemen resiko, perusahaan asuransi akan mereasuransikan kembali setiap produk yang dipasarkan jika sudah melebihi batas kapasitasnya sendiri.

"Hal ini membuat industri perasuransian, khususnya reasuransi, harus memperkuat permodalannya serta kerjasamanya dengan perusahaan sejenis agar tercipta system ability yang dapat mewujudkan industri perasuransian berkelanjutan," kata Benny dalam keterangan tertulis, Kamis (6/7/2023).

Untuk menciptakan system ability itu sendiri harus mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya dari sisi tata keuangan, bisnis, teknologi, dan manusianya.

"Semua faktor tersebut harus dipertimbangkan agar dapat dipikirkan mitigasi risikonya karena industri perasuransian, khususnya reasuransi merupakan backbone dari ekonomi Indonesia,"tambah dia. 

 

2 dari 3 halaman

Dua Manfaat Penting

Direktur Teknik Operasi Indonesia Re Delil Khairat menambahkan, pada 2024, upaya akan dilakukan untuk menarik investor atau strategic investor yang akan memberikan modal kepada perusahaan Indonesia Re.

Hal ini akan memperkuat Indonesia Re secara keseluruhan dan memungkinkannya untuk berkembang di pasar internasional dengan mengambil risiko di luar negeri serta mengelola premi dari dalam dan luar negeri.

Dengan demikian, ini akan memberikan dua manfaat penting, yaitu memperkuat Indonesia Re dan industri asuransi secara keseluruhan melalui diversifikasi portofolio.

"Selain itu, ini juga akan berkontribusi pada perbaikan neraca perdagangan sektor industri asuransi dengan mengurangi ketidakseimbangan negatif dan membagi risiko dengan pasar internasional.” kata dia. 

Dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi makro, Indonesia Re telah melakukan analisis mendalam terhadap situasi ekonomi global dan nasional. Indonesia Re terus memantau indikator-indikator ekonomi penting, seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan stabilitas keuangan, untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang kondisi ekonomi yang sedang berlangsung.

Dengan demikian, perusahaan dapat mengadaptasi strategi bisnis dan memastikan bahwa portofolio kami tetap kuat dan seimbang. Keberlanjutan menjadi fokus utama dalam pengelolaan perusahaan asuransi dan reasuransi.

Meningkatkan dukungan reasuransi menjadi faktor kunci dalam mencapai keberlanjutan di industri asuransi dan meningkatkan kontribusi industri asuransi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) yang telah disepakati oleh seluruh anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

 

3 dari 3 halaman

Perspektif Jangka Panjang

Membangun sistem yang berfokus pada keberlanjutan tidak hanya berarti mengidentifikasi dan memahami tantangan dan peluang yang ada di masa depan. Penting bagi pelaku industri asuransi dan reasuransi untuk melibatkan perspektif jangka panjang yang memungkinkan mereka menjadi lebih sensitif terhadap sinyal-sinyal tantangan dan peluang yang belum terjadi saat ini.

Analisis dan evaluasi tantangan dan peluang menjadi dasar penting dalam merumuskan strategi dan melakukan transformasi bisnis guna mencapai keberlanjutan dan ketahanan industri asuransi.

Risiko, yang mencakup berbagai tingkat variasi mulai dari individu hingga tingkat korporasi, negara, dan regional, secara besar-besaran akan berdampak pada industri asuransi dan reasuransi. Oleh karena itu, faktor-faktor eksternal yang memengaruhi kesehatan industri asuransi sangat beragam.

Dalam perspektif yang lebih luas, faktor-faktor eksternal yang beragam tersebut terkait erat dengan ekonomi makro yang sangat dinamis, dipengaruhi oleh berbagai faktor lain seperti geopolitik, bencana alam, dan juga fakta bahwa tahun 2024 merupakan tahun politik di Indonesia.