Liputan6.com, Keerom Program Lumbung Pangan Nasional atau Food Estate yang dijalankan oleh pemerintah dalam beberapa tahun terakhir dinilai telah menunjukkan hasil yang positif. Salah satu hasil positifnya terlihat dari rata-rata produksi komoditas Food Estate di Kabupaten Keerom, Papua, yang sentuh angka tujuh ton per hektare.Â
Presiden Joko Widodo pun mengklaim bahwa program tersebut berjalan cukup baik dilihat dari rata-rata produksi yang dihasilkan.
Baca Juga
"Kita lihat hanya dalam waktu tiga bulan hasilnya sudah bagus sekali, memang beberapa masih jelek tapi yang gede-gede yang bagus juga banyak, semakin baik dan nanti akan direalisasikan dalam kegiatan-kegiatan berikutnya," ucapnya.
Advertisement
"Yang pasti tiap tahun perlu ada evaluasi mana yang perlu diperbaiki dan mana yang perlu ditambah," imbuh Jokowi.
Dirinya juga mengatakan bahwa salah satu perbaikan yang perlu dilakukan saat ini adalah sistem aliran air agar jarak antara parit dan lahan pesawahan tidak terlalu jauh. Namun, secara keseluruhan Jokowi pun menyebut, tanah di lahan keerom sangat subur.
"Memang ada yang harus diperbaiki seperti parit karena terlalu banyak air paritnya harus bisa diberikan jarak. Jangan berpikiran hasilnya tinggi, tapi ini pun hasil sekarang sudah sangat tinggi karena kira-kira 7 ton per hektare-nya karena standar nasionalnya 5,6 ton per hektare," katanya.
Ditopang oleh Kementan
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Keerom, Piter Gusbager mengklaim bahwa perkembangan lumbung pangan nasional atau program Food Estate di wilayahnya cukup pesat. Ia menyebut, rata-rata produksi dalam panen jagung tahun ini mencapai 7,5 ton per hektare.
"Selama ini kesuburan jagung di wilayahnya ditopang berbagai bantuan dari Kementerian Pertanian. Kita bersyukur karena baik bapak presiden maupun pak menteri pertanian sama-sama memberi perhatian terhadap Food Estate Keerom," sebutnya.
"Pak menteri bahkan memberi motivasi kepada petani agar terus berproduksi. Beliau juga berjanji akan kembali ke Keerom karena masih ada 45 hektare untuk di panen sesuai dengan rotase musim tanam," jelas Piter.
Ia juga menjelaskan bahwa 60 persen lebih pendapatan masyarakat Keerom bersumber dari sektor pertanian. Piter mengatakan, Kabupaten Keerom adalah salah satu daerah basis pertanian terluas di Provinsi Papua.
"Daerah Keerom ini adalah daerah pertanian, jadi kalau mau bereskan masalah Keerom bereskan pertaniannya, kalau mau atasi kemiskinan di wilayah ini selesaikan pertaniannya, kalau mau meningkatkan kesejahteraan masyarakat bereskan pertaniannya," jelas Piter.
Ia memaparkan bahwa selama ini pertanian telah menjadi simbol utama pemberdayaan masyarakat dalam memperkokoh perekonomian di Kabupaten Keerom. Karena itu, Piter mengapresiasi perhatian besar Presiden Jokowi dan jajaran menteri pertanian terhadap komoditas jagung di wilayahnya.
Advertisement
Siapkan Benih Unggul
Selain itu, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo siap melaksanakan segala arahan dari Presiden Jokowi guna mendukung pengembangan Food Estate di Tanah Papua. Ia menjelaskan, Kementan akan mempersiapkan benih unggul dan sarana produksi yang sudah menggunakan teknologi mekanisasi.
"Kementan dalam Food Estate ini akan menyiapkan 20 unit traktor, cultivator, planter jagung, serta saprotan pupuk, benih unggul dan bahan kimia pengendali hama. Intinya kami siap melaksanakan arahan bapak presiden," ujarnya.
Sebagai informasi, panen jagung di Food Estate Keerom digelar di lahan 2 hektare dari total luas lahan 500 hektare. Rencananya, perluasan jagung akan diperbesar hingga 10 ribu hektare. Selain komoditas jagung, petani Keerom pun sukses menanam komoditas sawit di lahan 12.000 hektare.
Â
(*)