Sukses

Fokus Upayakan Listrik Bersih, Tri Mumpuni Dapat Anugerah Perempuan Pegiat Energi Hijau di Festival 6

Energi bersih bukan hanya sebatas pada langkah yang dilakukannya. Namun, kata Tri Mumpuni, tindakan serupa juga bisa dilakukan oleh perempuan-perempuan Indonesia lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Tri Mumpuni seakan tak asing lagi dengan upayanya menggerakkan energi bersih atau energi hijau sebagai sumber listrik. Atas fokusnya tersebut, dia bahkan kembali menyabet penghargaan.

Wanita dengan julukan si 'Wanita Listrik' didapuk menjadi Perempuan Pegiat Energi Hijau dalam ajang Anugerah Perempuan Hebat Indonesia 2023 yang digelar Liputan6.com.

"Saya merasa bahagia sekali bahwa bisa menjadi bagian dari Liputan6, khusus untuk perempuan yang selalu memperjuangkan energi hijau atau energi bersih," ujar Tri Mumpuni dalam sambutannya dalam rangkaian acara Festival 6, di Senayan Park, Jakarta, Sabtu (8/7/2023).

Menurutnya, upaya menggenjot energi bersih bukan hanya sebatas pada langkah yang dilakukannya. Namun, kata Puni, sapaan akrabnya, tindakan serupa juga bisa dilakukan oleh perempuan-perempuan Indonesia lainnya.

"Semua ini sebetulnya bukan hanya saya yang bisa melakukan, tapi juga semua perempuan Indonesia," kata dia.

"Terima kasih kepada Liputan6 yang telah membuat perempuan indonesia bisa tampil dan menginspirasi perempuan-perempuan. Khususnya buat mereka yang sedang berjuang untuk selalu bisa membuat energi bersih, energi hijau yang akan mengisi kegiatan di rumah kita," bebernya.

Puni menjelaskan, dengan implementasi penyediaan listrik berbasis energi hijau bisa membawa manfaat yang sangat positif. Utamanya menyoal keberlanjutan dan aspek lingkungan yang juga terjaga. Artinya, kebutuhan energi bisa terpenuhi sekaligus lingkungan yang tetap lestari.

"Jadi sumber alam yang ktia miliki ini dengan listrik dari energi terbarukan insyaaAllah akan membuat Indonesia kuat, indonesia yang baik. Dengan lingkungan yang bersih dengan anak-anak ktia semua cucu-cucu ktia semua hidup dengan lingkungan yang lebih baik dan lebih sehat serta bersih," pungkasnya.

 

2 dari 4 halaman

Kisah Tri Mumpuni

Wanita ini berhasil membuat puluhan desa di Indonesia yang tadinya gelap gulita menjadi terang benderang. Di tangan wanita bernama lengkap Tri Mumpuni Wiyatno ini, desa-desa terpencil yang jarang mendapat perhatian pemerintah diberdayakan melalui pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH).

Dengan apa yang sudah dia lakukan, tokoh yang dikenal mengembangkan kemandirian masyarakat ini diakui kiprahnya di dalam negeri maupun di luar negeri. Tak hanya menghadirkan listrik di pelosok desa, wanita yang karib disapa Puni ini juga memberi dampak ekonomi dan sosial bagi warga sekitar.

Lahir di Semarang pada 6 Agustus 1964, Puni merupakan anak dari pasangan Wiyatno dan Gemiarsih. Sejak kecil ia sudah ikut ibunya keliling ke kampung-kampung mengobati orang yang kena penyakit koreng. Ia terbiasa melihat dan membantu ibunya yang aktif dalam kegiatan sosial. Tak heran ketika itu dia bercita-cita menjadi dokter.

Namun, tamat SMA Puni memilih melanjutkan studi di jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB). Lulus dari IPB, Tri melanjutkan pendidikannya pada studi keberlanjutan di Universidad da Costa Rica pada 1992 dan Chiang Mai University, Thailand pada 1993.

 

3 dari 4 halaman

Bangun IBEKA

Selama periode tersebut, Puni mendirikan Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (IBEKA) bersama suaminya, Iskandar Budisaroso Kuntoadji. Bersama sang suami pula ide awal pembangunan PLTMH tercipta, karena seringnya berkeliling ke desa-desa dan melihat sumber air yang melimpah namum belum ada distribusi listrik.

Puni pertama kali membangun PLTMH pada tahun 1997 di Dusun Palanggaran dan Cicemet, di Gunung Halimun, Sukabumi, Jawa Barat. Untuk mencapai tempat itu dia harus berjalan kaki sembilan jam atau naik motor yang rodanya harus diberi rantai sebab jalan setapaknya licin.

Ia sama sekali tidak mendapat bantuan dari manapun, bahkan awalnya masyarakat masih susah dimintai iuran. Namun setelah enam bulan berlalu, Desa tersebut sudah memiliki kas sebesar Rp 23 juta. Uang dari iuran listrik pun dipakai membangun jalan berbatu yang bisa dilalui kendaraan beroda empat serta membuka peluang membantu 10 dusun lainnya.

Bagi Puni, menjadikan dusun terpencil menjadi terang benderang karena aliran listrik bukan tujuan utama, tetapi bagaimana membangun potensi desa supaya mereka berdaya secara ekonomi dan lainnya. Dengan begitu, mereka bisa mengenali dan membangun peradabannya.

 

4 dari 4 halaman

80 Desa

Hingga kini, tidak kurang dari 80 desa dan tempat terpencil yang diterangi PLTMH hasil karya Puni. Kehandalan buah tangannya juga diakui dunia setelah negara lain mengapresiasi PLTMH. Filipina menjadi negara yang memasuki tahap implementasi pengembangan PLTMH, sedangkan Rwanda dan Kenya masih dalam tahap pelatihan.

Atas kontribusinya tersebut, Puni diberikan penghargaan Ashden Awards pada 2012, sebuah lembaga swadaya masyarakat Inggris yang bergerak di bidang pemberdayaan energi ramah lingkungan. Selain itu, Tri juga mendapat penghargaan Ramon Magsaysay bersama Hasanain Junaini pada 2011.

Nama Tri Mumpuni juga tercantum dalam daftar ilmuwan muslim paling berpengaruh di dunia dalam laporan The World's 500 Most Influential Muslims 2021. Namanya bersanding dengan 21 ilmuwan muslim dari penjuru dunia yang dirilis The Royal Islamic Strategic Studies Centre.

Sementara pada pertemuan wirausaha negara-negara muslim bertajuk Presidential Summit on Entrepreneurship pada 27 April 2010, nama Tri bahkan disebut secara khusus oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama sebagai wirausahawati sosial dari Indonesia yang sukses mengembangkan pembangkit listrik di daerah terpencil.

Sepak terjangnya juga membuat banyak pihak menawari Puni masuk partai politik. Namun, dia dengan tegas menolak tawaran itu karena menurutnya di Indonesia belum pernah ada anggota dewan yang dipuji oleh rakyat. Puni sudah cukup puas dengan jabatan Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang kini diembannya.