Sukses

Pipa BBM Sepanjang 81,5 Km Dibangun, Membentang dari Semarang hingga Boyolali

Subholding Pertamina berkolaborasi dalam pembangunan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Semarang hingga Boyolali sepanjang 81,5 kilometer, infrastruktur ini nantinya akan memperlacar penyaluran energi.

Liputan6.com, Jakarta Subholding Pertamina berkolaborasi dalam pembangunan pipa Bahan Bakar Minyak (BBM) dari Semarang hingga Boyolali sepanjang 81,5 kilometer, infrastruktur ini nantinya akan memperlacar penyaluran energi.

Direktur Teknik & Pengembangan PT PGAS Solution, Lebinner Sinaga mengatakan, pembangunan Proyek Pipanisasi Pengapon Boyolali yang dilakukan oleh PT PGAS Solution bagian dari Subholding Gas Pertamina dan Sub Holding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga, nantinya dapat menyalurkan produk BBM (Premium, Solar, Pertamax) dari Integrated Terminal Semarang Group (Pengapon) ke Fuel Terminal Boyolali.

“Dalam pelaksanaan proyek ini Manajemen PGAS Solution akan secara rutin melakukan Management Walk Through (MWT) untuk menjamin kualitas pekerjaan secara maksimal sehingga durasi pekerjaan dapat diselesaikan secara tepat waktu,” kata Lebinner, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (11/7/2023).

Pembangunan akan melintasi beberapa wilayah yaitu Kabupaten Semarang, Mranggen hingga Kedoya Semarang, dengan lokasi proyek berupa jalur ROW (Right of Way) dengan pipa steel berdiameter 12 inch sepanjang 81,5 kilometer.

Lebinner Sinaga mengungkapkan, Proyek Pipanisasi Pengapon Boyolali dapat dikerjakan secara OTOBOSOR (On Target, On Budget, On Scope/Spec, On Return/Regulation) dan mematuhi unsur-unsur safety.

“Selain engineering dan teknis yang harus dipersiapkan, adapun proses perizinan keproyekan yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena proyek ini tidak hanya bersinggungan dengan perusahaan atau lembaga lainnya. Namun bersinggungan langsung dengan lingkungan masyarakat sekitar,” ujar Lebinner.

Adapun dalam MWT dilakukan memastikan seluruh pekerjaan dilapangan terutama yang berkaitan dengan Health, Safety, Security dan Environment (HSSE). MWT merupakan salah satu bentuk perhatian manajemen kepada pekerjaan untuk melihat langsung dalam segala bidang maupun fungsi lainnya.

“Perusahaan akan selalu meningkatkan serta kedisiplinan pada setiap para pekerja yang bekerja di proyek Pipanisasi Pengapon Boyolali dalam aspek HSSE seperti menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) standar yang sudah di tentukan, baik itu pemberi kerja, kontraktor maupun subkontraktor,” pungkas Lebinner.

 

2 dari 3 halaman

Mengenal Pertamax Green 95, Produk BBM Baru Pertamina Campuran Bioetanol

PT Pertamina (Persero) akan meluncurkan produk baru pada Juli 2023. Produk baru ini merupakan BBM hasil campuran dengan bioetanol. Namanya Pertamax Green 95.

Pertamax Green 95 merupakan BBM terbaru yang dibuat menggunakan campuran Pertamax dengan Bioetanol sebesar 5 persen (E5).Bioetanol adalah etanol atau senyawa alkohol yang berasal dari tumbuhan. Dalam hal ini, Pertamina menggunakan tebu.

Direktur Pemasaran Regional Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra mengungkap sudah ada 15 SPBU Pertamina yang siap menyediakan Pertamax Green 95 di wilayah Surabaya. Namun, saat ini masih dalam proses administrasi.

"Etanol saat ini kita menyiapkan ada 15 SPBU di Surabaya. Karena sumber bioetanolnya dari Mojokerto. Sekarang ada 15 SPBU yang siap dan sekarang tinggal tunggu administrasi niaga," kata dia seperti ditulis, Jumat (30/6/2023).

"Kita siapkan kualitasnya di atas Pertamax. Karena (menggunakan campuran) bioetanol memberi kontribusi kenaikan octan number," sambung Ega.

Diluncurkan Bulan Depan

Meski sudah masuk dalam proses administrasi yang menjelang final, Ega belum bisa memastikan kapan BBM campur bioetanol itu akan meluncur. Namun, dia memasang target kalau bahan bakar ramah lingkungan itu akan tersedia pada Juli 2023, bulan depan.

"Kita tunggu kesiapan proses niaga produk. Targetnya Juli, 15 SPBU di Surabaya selanjutnya kita siapkan di Jakarta," jelasnya.

Untuk pengadaan di wilayah Jakarta, Ega menyebut akan menyiapkan di 5 wilayah. Penambahan ini juga ditarget akan terealisasi pada Juli 2023.

Walau ada BBM jenis baru, dia mengatakan tidak ada penambahan teknologi khusus yang diterapkan di dispenser SPBU. Pasalnya, proses pencampuran BBM dan bioetanol dilakukan di Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina.

 

3 dari 3 halaman

Tak Ada Subsidi

PT Pertamina (Persero) dalam waktu dekat bakal menjual produk BBM baru, yakni campuran Pertamax dan nabati bioetanol (Bioetanol) dengan nilai oktan atau RON 95.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memperkirakan, produk BBM baru RON 95 tersebut tidak akan mendapatkan subsidi dari pemerintah selayaknya Pertalite (RON 90).

"Harganya seharusnya tidak mempengaruhi yang ada sekarang. Kalau bisa jangan sampai lah. Masa subsidi lagi Pertamax," ujar Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (23/6/2023).

Secara target, Pertamina rencananya akan meluncurkan produk BBM campuran RON 95 Pertamax 95 persen dan etanol 5 persen ini pada Juni 2023.

Namun, Arifin belum bisa memastikan kapan produk baru tersebut bakal diberikan izin komersialisasi.  "Kan baru uji coba, karena kuantumnya sudah memadai belum," imbuh dia.