Liputan6.com, Jakarta PT PLN Indonesia Power memastikan keandalan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Mrica, Banjarnegara, Jawa Tengah, dengan membangun kampung kopi konservasi untuk menjaga aliran Sungai Serayu yang digunakan memutar turbin dari erosi.
Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK RI, Sigit Reliantoro mengatakan, Kampung kopi konservasi yang dibina oleh PLN Indonesia Power Mrica PGU mengatasi erosi yang dapat menimbulkan sedimentasi, sehingga ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dapat terjaga. Hal ini penting bagi keandalan pembangkit, sebab air Sungai Serayu digunakan sebagai penggerak turbin PLTA Mrica.
"Menjadi langkah jangka panjang untuk menjaga keberlanjutan PLTA Mrica, yang dalam pengoperasiannya memanfaatkan air dari aliran Sungai Serayu," kata Sigit, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Rabu (12/7/2023).
Advertisement
Untuk diketahui, PLTA Mrica atau PLTA Panglima Besar Jenderal Soedirman menghasilkan energi listrik hingga 184,5 megawatt (MW). Listrik tersebut kemudian dialirkan lewat sistem Jawa Bali.
Sigit melanjutkan, Kampung kopi Konservasi ini pun menjadi salah satu contoh implemestasi konsep Creating Shared Value atau CSV dimana konsep ini akan menguntungkan bagi masyarakat dan korporasi.
“Ini merupakan salah satu contoh implementasi dari konsep Creating Shared Value, ada upaya win-win solution dari mayarakat dan perusahaan, bagi masyarakat ini merupakan opsi yang tepat dalam mengembangkan pencaharian baru dan tentunya yang paling penting lagi untuk melindungi fungsi setiap komponen DAS Serayu dalam mencegah erosi," tuturnya.
Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan, CSV merupakan inovasi PLN IP, hal ini diharapkan mampu berkontribusi dalam peningkatan ekonomi, sosial, kesehatan dan lingkungan. Sehingga dapat berkontribusi dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
“Setiap program TJSL yang dijalankan oleh PLN Indonesia Power diharapkan dapat menciptakan Creating Shared Value (CSV),” ujar Edwin.
Kampung Kopi
Senior Manager Mrica PGU, PS Kuncoro menjelaskan, program ini dilakukan secara bertahap dan melalui banyak penelitian sebelum pada akhirnya terwujud Kampung Kopi Konservasi yang berguna bagi lingkungan dan juga kesejahteraan masyarakat.
“Sebelum adanya program kampung kopi konservasi, di Desa Pegundungan ini rata-rata lahannya digunakan untuk menanam kentang dan sayuran, kita tau bahwa ini sangat berpotensi menambah laju sedimentasi,” ujar PS Kuncoro.
Diketahui PLN IP Mrica PGU telah melakukan pelatihan dan pendampingan hingga akhirnya bisa menjadikan Desa Pegundungan sebagai kampung kopi konservasi yang merupakan pengembangan dari Program Sekolah Lapangan yang diinisiasi sejak tahun 2009.
Terletak di ketinggian 1300-1500 mdpl, Desa Pegundungan menghasilkan kopi yang diberi brand Kopi Senggani dengan jenis varian unggulan yaitu arabika yang memiliki cita rasa yang khas dan excellent. Kopi Senggani pun kini dikenal sebagai Kopi Konservasi, yaitu kopi yang dihasilkan dari budidaya kopi dengan mengutamakan pelestarian atau perlindungan kawasan yang diterapkan oleh petani.
Advertisement
PLN Indonesia Power Ajak Warga Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai Serayu Demi PLTA Jenderal Sudirman
Sebelumnya, PT PLN Indonesia Power berupaya mempertahankan keandalan pasokan energi primer Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bendungan Panglima Besar Jenderal Sudirman, dengan menjaga keseimbangan alam.
Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra mengatakan, keandalan PLTA tentunya tidak lepas dari kondisi waduk yang dalam hal ini merupakan sarana atau media penampung air sebagai energi primer PLTA.
Sebagai salah satu upaya menjaga keandalan PLTA, PLN Indonesia Power melalui salah satu unit Mrica PGU menginisiasi program pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan untuk rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dan optimalisasi Waduk Panglima Besar Jenderal Sudirman.
“PLN Indonesia Power selalu komit terhadap keandalan pasokan listrik dengan memperhatikan aspek lingkungan dan sosial,” kata Edwin, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Senior Manager Mrica PGU PS. Kuncoro menyebutkan saat ini laju sedimentasi pada area hulu DAS Serayu yang masuk ke waduk Mrica mencapai 6,5 juta meter kubik per tahun nya.
“Saat ini sedimentasi bendungan PB Soedirman sudah mencapai 87,87 persen dari kapasitas penampungan air efektif yang sekitar 17,98 juta meter kubik atau hanya tinggal 12,13 persen saja, hal ini tentunya menjadi tantangan korporasi untuk tetap menjaga keandalan pembangkit,” papar Kuncoro.
Dalam kondisi saat ini dan sebagai upaya investasi jangka panjang, Mrica PGU bergerak untuk laksanakan program pemeliharaan di daerah waduk secara berkala diantaranya kegiatan maintenance dredging, merintis sekolah lapangan, dan program hijaunesiapower yang juga bekerjasama dengan stakeholder terkait untuk program-program yang berhubungan dengan kelestarian di DAS Serayu.
Pembibitan
PT PLN Indonesia Power Mrica PGU memberikan dukungan berupa pelatihan, penyediaan bibit, serta pengolahan hasil panen dan pemasaran melalui program Hijaunesiapower dengan melaksanakan penanaman tanaman konservasi dan tabur benih ikan di daerah Wonosobo dan Banjarnegara.
“Dukungan-dukungan tersebut direalisasikan ke dalam bentuk kegiatan, pembibitan di area pilot project, penyediaan bibit tanaman pakan ternak kambing seperti Indigofera, Gama Umami, Kaliandra, Kelor, dan Singkong dengan total 112 ribu bibit pohon yang bekerjasama dengan Kementrian LHK dan dilanjutkan dengan perawatan bibit, pendistribusian ke area DAS Serayu dan lanjut ke penanaman di area DAS Serayu,” lanjut Kuncoro.
Advertisement