Sukses

Bill Gates: AI Tak Sesuram yang Dipikirkan Orang, Asal Ada Regulasi Tepat

Sang miliarder percaya bahwa teknologi AI, salah satunya ChatGPT dapat menjadi kemajuan terpenting dalam teknologi sejak komputer pribadi.

Liputan6.com, Jakarta Miliarder sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates mengungkapkan dirinya percaya pada potensi teknologi Artificial Intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan.

Sang miliarder percaya bahwa teknologi AI, salah satunya ChatGPT dapat menjadi kemajuan terpenting dalam teknologi sejak komputer pribadi.

Meski adanya kekhawatiran pada risiko algoritme yang bias, dan kecurangan di sekolah, Gates memperkirakan bahwa masalah yang berasal dari teknologi dapat dipecahkan.

"Satu hal yang jelas dari semua yang telah ditulis sejauh ini tentang risiko AI, dan banyak yang telah ditulis, adalah tidak ada yang memiliki semua jawaban" tulis Gates dalam sebuah postingan blog, dikutip dari CNBC International, Kamis (12/7/2023).

"Hal lain yang jelas bagi saya adalah bahwa masa depan AI tidak sesuram yang dipikirkan sebagian orang atau secerah yang dipikirkan orang lain," ungkapnya.

Dalam postingan blognya, Gates menyoroti bagaimana masyarakat bereaksi terhadap kemajuan sebelumnya untuk menunjukkan bahwa manusia telah beradaptasi dengan perubahan besar di masa lalu, dan mereka juga akan melakukannya dengan AI.

"Misalnya, itu akan berdampak besar pada pendidikan, begitu pula kalkulator genggam beberapa dekade yang lalu dan, baru-baru ini, memungkinkan komputer di ruang kelas," tulis Gates.

Gates menyarankan, jenis regulasi yang dibutuhkan dari teknologi tersebut adalah "batas kecepatan dan sabuk pengaman".

"Setelah mobil pertama dipakai untuk perjalanan, kemudian ada kecelakaan mobil pertama. Tapi kita tidak melarang mobil beroperasi dan mengadopsi batas kecepatan, standar keselamatan, persyaratan perizinan, undang-undang mengemudi dalam keadaan mabuk, dan aturan jalan lainnya," Gates membeberkan contoh.

Gates pun menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol karena pandangannya tentang AI dan pengaturannya. Dia juga masih berafiliasi erat dengan Microsoft, yang telah berinvestasi di OpenAI dan mengintegrasikan ChatGPT ke dalam produk intinya termasuk Office.

2 dari 4 halaman

Kekhawatiran Gates Soal AI

Menurut Gates, yang menjadi kekhawatiran adalah sejumlah tantangan yang muncul dari adopsi teknologi, termasuk bagaimana hal itu dapat mengubah pekerjaan orang,atau kecenderungan model seperti ChatGPT untuk menemukan fakta, dokumen, dan suatu individu.

Misalnya, masalah deepfake, yang menggunakan model AI untuk memungkinkan seseorang membuat video palsu yang menyamar sebagai orang lain, dan yang dapat digunakan untuk melakukan penipuan.

Namun dia juga yakin hal itu akan mendorong kemajuan dalam mengidentifikasi deepfake, dan mengutip detektor deepfake yang dikembangkan oleh Intel dan DARPA, penyandang dana pemerintah.

Gates pun mengusulkan agar diadakannya peraturan yang dengan jelas menguraikan jenis deepfake apa yang legal untuk dibuat.

3 dari 4 halaman

AI Jadi Tren Baru di Bidang Teknologi, IBM: Indonesia Jangan Ketinggalan dari Negara Tetangga

Sektor teknologi di berbagai negara di dunia tengah diramaikan oleh kehadiran teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Di dunia internet, khususnya media sosial, Generative AI pun menjadi salah satu jenis AI yang marak digunakan dan menarik perhatian banyak kalangan.

President Director IBM Indonesia, Roy Kosasih mengatakan bahwa sudah cukup ada urgensi yang besar untuk mengadopsi teknologi tersebut.

Dia meyakini, dengan sektor teknologi dalam negeri yang terbuka pada perkembangan terbaru, dapat menjadikan perekomonian Indonesia tidak kalah saing dengan negara lain, termasuk negara tetangga di Asia Tenggara.

"Bahkan kalau kita tidak segera menanggapi (kehadiran AI), mungkin kita bisa terlambat (dalam hal teknologi). Terlambat dari persaingan di antara, let's say, negara negara tetangga kita. Apalagi kalau dipikir bahwa salah satu rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bagaimana mewujudkan Indonesia menjadi negara maju di tahun 2045, mendatang," kata Roy Kosasih kepada Liputan6.com di The Plaza, Jakarta, pada Rabu (5/7/2023).

"Atau kita memang harus bisa diterima sebagai negara yang maju secara digital, secara manufaktur atau industri," ujarnya.

Dengan demikian, sektor sektor tertentu memang harus kita tingkatkan. Salah satunya disaat ada satu trend yang begitu besar, termasuk penggunaan AI yang generatif, perlu dijajaki dan diadopsi secara cepat.

"Dengan itu, kita tidak akan kalah dalam persaingan dengan negara tetangga, dan kita menerapkan kemajuan teknologi dalam industri kita," jelas Roy Kosasih.

4 dari 4 halaman

Kisah IBM Jajaki AI Selama Puluhan Tahun

Roy Kosasih pun mengakui bahwa, penerapan dan penggunaan teknologi AI di Indonesia berjalan lauh lebih cepat dari yang diperkirakan.

Di IBM sendiri, Roy Kosasih bercerita, teknologi itu bahkan sudah dikembangkan dan diadopsi selama puluhan tahun.

Jadi kalau pernah dengar, ini lebih soal AI model dasar. AI model dasar itu sudah dikembangkan oleh IBM sejak lama. Kalau mungkin Anda pernah mendengar cerita cerita historis IBM tentang komputer buatannya yang berhasil mengalahkan manusia di acara kuis televisi yang populer di Amerika Serikat, Jeopardy. Dan saat itu komputer buatan kita menang," ceritanya.

Roy Kosasih kemudian menceritakan kisah sukses komputer IBM lainnya bernama Deep Blue, yang berhasil mengalahkan pemain catur terbaik di dunia, Sergey Kasparov dalam sebuah pertandingan.

"Jadi memang dari zaman dulu kita sudah mulai menggunakan AI yang mungkin banyak orang belum tahu. Pada saat kita menciptakan beberapa software, atau aplikasi sebenarnya didalamnya sudah kami embed, sudah kami bangun didalamnya kecerdasan buatan," pungkasnya.