Liputan6.com, Jakarta - Raja Charles III dinobatkan menjadi Raja Inggris pada 6 Mei 2023. Upacara penobatan yang diadakan di Westminster Abbey, adalah tradisi berusia berabad-abad yang telah dilakukan oleh setiap Raja Inggris sejak William the Conqueror pada 1066.
Pada penobatan itu, Raja Charles III memakai mahkota St Edward dan Imperial State selama upacara. Demikian mengutip dari en.as.com, Kamis (13/7/2023).
Mahkota St Edward merupakan salah satu simbol monarki Inggris yang paling dikenal di dunia. Mahkota ini juga paling penting dari keluarga kerajaan. Mahkota tersebut memiliki berat hampir 2,23 kg dan terbuat dari emas murni. Selain itu, memiliki lebih dari 400 batu permata, termasuk enam safir dan 12 rubi.
Advertisement
Mengutip Reader Digest, Ratu Elizabeth II menuturkan, kalau mahkota St Edward cukup berat dan tidak praktis. “Anda tidak dapat melihat ke bawah saat membaca pidato. Anda harus angkat pidatonya. Karena jika Anda melakukannya, leher akan patah, dan mahkota akan lepas,” ujar Elizabeth kepada Smithsonian Channel.
Dikutip dari guinessworldrecords, nilai mahkota diprediksi sekitar USD 57 juta atau sekitar Rp 852,49 miliar (asumsi kurs Rp 14.956 per dolar Amerika Serikat).
Mahkota St Edward ini dinamakan dari raja abad ke-11, Raja Edward the Confessor, yang berasal dari abad pertengahan dan dianggap sebagai peninggalan suci. Bahkan disebut sebagai mahkota tertua dan paling suci. Mahkota dilebur atau mungkin dijual, selama perang saudara Inggris pada 1642-1651.
Mahkota St Edward saat ini dibuat dengan desain serupa pada 1661, untuk penobatan Raja Charles II, meskipun telah mengalami beberapa pergantian sejak saat itu. Akan tetapi, setelah peresmian William III pada 1689, tidak dipakai lagi saat penobatan, hingga penobatan George V pada 1911.
Berikut sejumlah fakta-fakta singkat terkait mahkota St Edward yang dikutip dari hrp.org.uk:
- Mahkota ini memiliki rangka emas padat yang mewah dengan berat 2,23 kg dan dihiasi dengan batu semi mulia.
- Mahkota St Edward dibuat untuk penobatan Raja Charles II untuk menggantikan mahkota abad pertengahan yang dilebur oleh anggota parlemen pada 1649, setelah eksekusi Raja Charles I.
- Mahkota abad pertengahan yang hilang ini disebut milik Raja Edward, the Confessor.
- Mahkota St Edward juga pernah digunakan pada saat penobatan Ratu Elizabeth II pada 1953.
Mahkota Imperial State
Selain St Edward, ada juga mahkota Imperial State. Mahkota ini ditempatkan di peti mati mending Ratu Elizabeth II sebagai penghormatan, ketika meninggalkan Westminster Abbey setelah penobatan. Ini juga sesuai acara kenegaraan lainnya, termasuk pembukaan parlemen tahunan.
Menurut the Historic Royal Palaces, Imperial State Crown terbuat dari emas dan bertahtakan 2.868 berlian, 17 safir, 11 zamrud, 269 mutiara, dan 4 rubi. Ini berisi beberapa permata paling terkenal di dunia, termasuk the Black Prince’s Ruby, Stuart Sapphire 104 karat dan berlian Cullinan II.
Mahkota ini dibuat untuk penobatan Raja George VI pada 1937, menggantikan mahkota yang dibuat untuk Ratu Victoria pada 1838. Mahkota tersebut dibuat oleh Garrard and Company dan dipakai juga oleh Elizabeth II pada penobatannya pada 1953.
Advertisement
IMF: Inggris Tak Jadi Resesi, Ekonomi Tumbuh 0,4 Persen pada 2023
Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan perekonomian Inggris akan terhindar dari ancaman resesi tahun ini.
Melansir laman BBC, Rabu (24/5/2023) IMF kini meramal ekonomi Inggris akan tumbuh 0,4 persen di tahun 2023, setelah bulan lalu sempat diperkirakan akan berkontraksi sebesar 0,3 persen.
IMF menyebut, pertumbuhan ekonomi Inggris akan didorong oleh permintaan konsumen yang kuat dan penurunan biaya energi.
Tetapi badan itu juga mengingatkan bahwa Inggris masih dihantui oleh angka inflasi yang tinggi, dan suku bunga yang lebih tinggi masih perlu dipertahankan oleh Bank of England.
Saat berpidato di London, direktur pelaksana IMF Kristalina Georgieva mengatakan bahwa angka pertumbuhan yang meningkat dipicu oleh penurunan harga energi, meredakan kekhawatiran atas dampak Brexit dan peningkatan stabilitas keuangan.
"(Pemerintah telah mengambil) langkah tegas dan bertanggung jawab dalam beberapa bulan terakhir," ujarnya.
Tetapi Georgieva juga melihat pemotongan pajak belum memungkinkan, memperingatkan bahwa saat ini "tidak terjangkau, juga tidak diinginkan".
Laporan IMF juga mencatat bahwa risiko ekonomi Inggris cukup besar, dengan bahaya terbesar datang dari "persistensi yang lebih besar dari yang diantisipasi dalam penetapan harga dan upah", yang akan membuat inflasi lebih tinggi lebih lama.
Georgieva menyarankan, Inggris perlu mengatasi lonjakan masyarakat yang tidak bekerja, serta mereka yang memiliki penyakit jangka panjang.
Prospek Pertumbuhan Ekonomi Inggris Disebut Akan Lebih Baik dari Negara Eropa
Kanselir Jeremy Hunt menyambut laporan terbaru IMF mengenai perkembangan ekonomi Inggris.
Dia mengatakan laporan itu "menghargai tindakan kami untuk memulihkan stabilitas dan menjinakkan inflasi".
"Jika kita berpegang pada rencana tersebut, IMF mengkonfirmasi prospek pertumbuhan jangka panjang kita lebih kuat daripada di Jerman, Prancis, dan Italia," sebutnya.
Sementara menurut Pat McFadden, kepala sekretaris Partai Buruh untuk Departemen Keuangan, laporan itu mengungkapkan "kerapuhan ekonomi Inggris, menyoroti perlambatan aktivitas ekonomi sejak tahun lalu dan inflasi yang sangat tinggi".
Advertisement