Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki membidik pemanfaatan rotan hasil produksi di Kalimantan Tengah. Salah satu opsinya adalah mencari investor untuk pemanfaatannya.
Menteri Teten mencatat, dari produksi 10 ribu ton rotan per bulan, baru terserap 1.000 ton untuk kegiatan industri di pulau Jawa. Artinya, masih ada 9.000 ton lainnya yang dinilai perlu untuk dimanfaatkan.
Baca Juga
"Di Kalimantan ada 10.000 ton perbulan rotan. Hari ini baru diserap industri furnitur di Jawa itu hanya 1.000 ton jadi ini kita harus cari upaya bagaimana memanfaatkan rotan ini yang luar biasa di kalimantan ini," ujar dia dalam Gernas BBI dan BBWI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat, (14/7/2023).
Advertisement
Opsinya, adalah menarik investor untuk bisa melakukan pengolahan. Selain itu, dibuka juga kemungkinan hadirnya inovasi-inovasi produk berbasis rotan kedepannya.
"Sehingga perlu hadirkan apakah investor disini termasuk juga inovasi-inovasi produknya. Saya kira disini juga punya banyak produk lain yang punya keunggulan," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap mandat dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal hilirisasi produk selain berbasis mineral. Itu merujuk pada produk hasil dari perkebunan, pertanian, hingga kelautan.
Menurut Teten, ketiganya menjadi peluang bagi UMKM untuk dikembangkan. Dia membidik, ada dampak terhadap pembukaan lapangan kerja yang lebih luas nantinya.
“Sekitar 97 persen lapangan kerja terserap pada segmen usaha mikro di sektor informal, karena itu kita diminta Presiden agar segera melakukan hilirisasi, selain mineral. Dengan melakukan hilirisasi berbasis perkebunan, pertaninan, dan kelautan, yang juga melibatkan koperasi dan UMKM, maka akan melahirkan lapangan kerja yang lebih berkualitas,” kata Teten.
Keunggulan Indonesia
Menteri Teten mengungkapkan, Indonesia kaya akan keunggulan domestiknya. Misalnya di Kalimantan, ada 10.000 ton rotan per bulan yang hingga saat ini baru terserap ke dalam industri furnitur sebesar 1.000 ton. Selain itu, terdapat tanaman obat-obatan lainnya yang bisa dimanfaatkan sebagai ekstrak untuk kebutuhan industri farmasi.
“Jika komoditas unggulan daerah bisa dihilirisasi dengan baik, ini akan membuka lapangan kerja. Jadi nanti kita akan bekerja sama dengan kepala daerah untuk menghadirkan investor, termasuk mengembangkan inovasi produknya,” ungkapnya.
Menteri Teten menambahkan, suksesnya program Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Gerakan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBWI) menjadi pemantik dalam menumbuhkan semangat bukan hanya bagi kementerian/lembaga dan BUMN dalam mengalokasikan belanja APBN 40 persen namun juga meningkatkan penggunaan produk lokal di kalangan masyarakat.
“Peran pemerintah daerah sangat strategis dalam mendukung suksesknya Gernas BBI dan Gernas BBWI. Dengan begitu kita bisa semakin optimistis ekonomi Indonesia semakin kuat, karena konsumsi masyarakat dalam penggunaan produk lokal meningkat, juga belanja pemerintah,” ujar Menteri Teten.
Advertisement
Potensi Belanja Produk UMKM
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mencatat potensi belanja produk UMKM bisa mencapai Rp 2.000 triliun. Ini mengacu pada potensi dari masing-masing sektor, mulai dari belanja pemerintahan hingga BUMN.
Pada sisi belanja yang dilakukan BUMN sendiri, Menkop Teten melihat ada potensi sebesar Rp 500 triliun yang bisa dibelanjakan produk UMKM. Mengingat banyaknya jumlah BUMN yang bergerak di berbagai lini bisnis.
"Saya kira potensi belanja produk UMKM ini sangat besar. Nah catatan saya misalnya, BUMN itu bisa sekitar Rp 500 Triliun untuk membeli produk UMKM," kata dia dalam pembukaan Inabuyer B2B2G Expo 2023 di Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Di sisi lain, ada potensi belanja dari pengembangan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yang mencapai Rp 400 triliun. Lalu, belanja pemerintah baik pusat dan daerah yang bisa mencapai Rp 500 triliun, serta belanja dari pelaku usaha besar sekitar Rp 400 triliun.
Bisa Capai Rp 2.000 Triliun
Mengacu data itu, totalnya bisa mencapai Rp 1.800 triliun yang dibelanjakan produk UMKM di dalam negeri. Langkah ini, kata dia, sejalan dengan fokus pemerintah soal substitusi produk impor.
"Jadi ini ada potensi sebenarnya kalau diefektifkan bisa sampai Rp 2.000 triliun bisa membeli produk UMKM. Nah ini tugas Hippindo (Himpunan Peritel & Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia) nanti sama kita, bagaimana kita mengefektifkan," bebernya.
Mengacu potensi ini, Menkop Teten pun akan segera melapor ke Presiden Joko Widodo. Selanjutnya, menunggu arahan upaya konkret dalam membidik potensi tersebut.
"Saya akan laporkan ke presiden, 'pak potensinya sekian' nanti kita tinggal tagih, ya bagaimana implementasinya," ungkap Teten Masduki.
Advertisement