Liputan6.com, Jakarta - Pertandingan final Wimbledon 2023 baik tunggal putra dan putri selesai digelar pada akhir pekan lalu. Wimbledon 2023 ini memberikan kejutan dan momen membahagiakan bahkan menyakitkan.
Pada final tunggal Putri, petenis Cek Marketa Vondrousova mengalahkan petenis peringkat enam dunia Ons Jabeur dengan 6-4,6-4 pada Sabtu, 15 Juli 2023 di All England Lawn Tennis and Croquet Club, London, Inggris.
Bagi Ons Jabeour, kekalahan Wimbledon 2023 menjadi paling menyakitkan dalam sepanjang kariernya. Dikutip dari CNN, ditulis Senin (17/7/2023), Ons Jabeur menjadi pemain favorit untuk memenangkan gelar putri pada final tunggal putri Wimbledon 2023.
Advertisement
Namun, beban tersebut terbukti berat saat pemain berusia 28 tahun itu kalah dalam dua set langsung dari Marketa Vondrousova yang tidak diunggulkan.
Kekecewaan terlihat jelas saat air mata mengalir ketika penyerahan piala. Sang suami pun tak bisa menyembunyikan emosinya. Gelar Wimbledon adalah grand slam yang diinginkan lebih dari yang lain, tetapi untuk tahun kedua berturut-turut Jabeur harus puas dengan trofi runner up.
“Saya akan mencoba, tetapi ini sangat, sangat sulit,” ujarnya sambil menyeka matanya.
“Saya pikir ini adalah kehilangan yang paling menyakitkan dalam karier saya,” tutur dia.
Dukungan Kate Middleton
Reaksi Jabeur menarik hati sanubari, sedemikian rupa sehingga dia dihibur oleh Kate Middleton, Princess of Wales. Hal itu membawa kembali kenangan ketika Jana Novotna menangis di bahu Duchess of Kent pada 1993.
Ketika ditanya apa yang dikatakan Kate Middleton kepada Jabeur pada saat itu, ia menuturkan, hal yang sama setelah tahun lalu, untuk mendorong saya menjadi kuat untuk kembali dan memenangkan grand slam, memenangkan Wimbledon.
“Jelas dia sangat baik. Dia tidak tahu apakah dia ingin memelukku atau tidak. Saya mengatakan kepadanya bahwa pelukan selalu diterima dari saya. Itu adalah momen yang sangat menyenangkan dan dia selalu baik padaku,” ujar dia.
Marketa Vondrousova Cetak Sejarah
Marketa Vondrousova membuat sejarah pada Sabtu, 15 Juli 2023 dengan menjadi perempuan pertama yang tidak diunggulkan di era terbuka yang memenangkan turnamen itu. Pemain perempuan non unggulan yang mencapai final Wimbledon adalah Billie Jean King pada 1963.
Bermain di final grand slam keduanya, petenis Ceko berusia 24 tahun itu bermain gemilang di lapangan rumput dan variasi pukulannya mengalahkan unggulan keenam Jabeur.
CNN melaporkan ini adalah kemenangan yang pantas untuk pemain yang berada di London tahun lalu sebagai turis, karena masih belum pulih dari operasi pergelangan tangan kirinya.
“Saya sangat bersyukur dan bangga pada diri saya sendiri,” ujar dia.
“Ketika saya kembali dari cedera, saya tidak tahu apa yang akan terjadi, jika saya bisa bermain di level itu lagi. Maksudku, ini sepertinya tidak mungkin. Di rumput saya tidak bermain bagus sebelumnya. Saya pikir itu adalah grand slam yang paling tidak mungkin saya menangkan, jadi saya bahkan tidak memikirkannya,” ia menambahkan.
“Ketika kami datang, saya seperti mencoba memenangkan beberapa pertandingan. Sekarang ini terjadi, ini gila,” ujar dia.
Advertisement
Carlos Alcaraz: Kemenangan atas Novak Djokovic Jadi Momen Paling Membahagiakan
Kejutan pun terjadi saat final tunggal putra Wimbledon 2023. Carloz Alcaraz meraih kemenangan usai kalahkan Novak Djokovic.
Carlos Alcaraz menuturkan, kemenangan epiknya di final tunggal Wimbledon adalah “momen paling membahagiakan” dalam hidupnya.Demikian dikutip dari BBC, Senin, (17/7/2023).
Petenis Spanyol berusia 20 tahun ini mengalahkan juara tujuh kali Novak Djokovic dengan 1-6,7-6 (8-6), 6-1,3-6,6-4 di Centre Court.
Kemenangan Carlos Alcaraz memberi kemenangan pertama Wimbledon dan menggagalkan Djokovic gelar kedelapan dan Grand Slam ke-24. Keduanya akan menjadi prestasi yang menyamai rekor.
“Mengalahkan Novak, memenangkan Wimbledon, adalah sesuatu yang saya impikan sejak saya mulai bermain tenis,” ujar dia.
“Ini adalah momen paling bahagia dalam hidup saya. Saya pikir itu tidak akan berubah untuk waktu yang lama,” ia menambahkan.
Juara AS terbuka Alcaraz telah muncul sebagai pemain yang paling mungkin untuk meraih poin setelah karier Djokovic, Rafael Nadal, dan Roger Federer.
Ia adalah karakter yang menarik di luar lapangan, biasanya tersenyum melalui wawancara, tetapi memiliki permainan yang menakutkan di lapangan yang membawanya ke peringkat teratas dunia.
Mimpi Jadi Kenyataan
Saat konferensi pers setelah kemenangan terbesar dalam karier, kata-kata pertamanya adalah meminta maaf setelah datang terlambat 20 menit.
“Ini mimpi yang menjadi kenyataan bagi saya, menjadi juara Wimbledon, sesuatu yang sangat saya inginkan,” ujar dia.
Alcaraz memenangkan grand slam pertama di AS terbuka tahun lalu dan menjadi petenis nomor satu dunia termuda dalam sejarah pada November 2022. Sebelum tahun ini, dia hanya memenangkan empat pertandingan profesional di lapangan rumput. Ia mengamankan gelar pertamanya di lapangan di Queen’s bulan lalu sebelum di Wimbledon. “Saya jatuh cinta dengan rumput sekarang,” tutur dia.
“Saya baru memainkan empat turnamen di rumput. Saya memenangkan Queen’s. Saya tidak menyangka bisa bermain di level ini dalam waktu yang sangat singkat,” ujar dia.
Advertisement