Liputan6.com, Jakarta - Dua bank investasi asal Amerika Serikat, JPMorgan dan Morgan Stanley menurunkan proyeksi mereka pada pertumbuhan ekonomi China tahun ini.
Mengutip Channel News Asia, Selasa (18/7/2023) Morgan Stanley merevisi turun perkiraan pertumbuhan ekonomi China 2023 sebesar 0,7 poin persentase menjadi 5 persen, setelah negara tersebut melaporkan PDB kuartal kedua yang "lemah".
"Skeptisisme pasar terhadap prospek pertumbuhan China sedang meningkat," kata analis Morgan Stanley, yang juga memangkas proyeksi pertumbuhan PDB China tahun 2024 sebesar 40 basis poin, menjadi 4,5 persen.
Advertisement
Adapun J.P.Morgan yang juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China untuk 2023.
Ekonom JPMorgan yang dipimpin oleh Haibin Zhu mengatakan bahwa mereka sekarang memperkirakan ekonomi China tumbuh 5 persen tahun ini, dibandingkan perkiraan sebelumnya sebesar 5,5 persen.
Seperti diketahui, ekonomi China tumbuh 6,3 persen year-on-year pada kuartal kedua, meningkat dari 4,5 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini, tetapi angka tersebut jauh di bawah ekspektasi pertumbuhan sebesar 7,3 persen, sebagaimana permintaan melemah di dalam dan luar negeri.
Otoritas China menghadapi tugas berat dalam upaya mempertahankan pemulihan ekonomi di jalurnya dan membatasi angka pengangguran, karena setiap stimulus agresif dapat memicu risiko utang dan distorsi struktural.
"Kami berharap pemerintah meningkatkan langkah-langkah pelonggaran kebijakan setelah laporan PDB Q2 yang mengecewakan", ujar Zhu.
JPMorgan melihat bahwa pemotongan suku bunga kebijakan 10 basis poin di kuartal keempat dan pelonggaran kebijakan perumahan nasional termasuk pelonggaran persyaratan uang muka dapat menjadi langkah yang mungkin diambil China, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ekonomi China Tumbuh 6,3 Persen di Kuartal II 2023
hina mengungkapkan bahwa produk domestik bruto kuartal kedua tumbuh sebesar 6,3Â persen, meleset dari ekspektasi.
Melansir CNBC International, Senin (17/7/2023) pertumbuhan ekonomi China 6,3 persen di kuartal kedua menandai laju pertumbuhan 0,8 persen dari kuartal pertama, lebih lambat dari laju quarter-on-quarter 2,2 persen yang tercatat dalam tiga bulan pertama tahun ini.Â
Juru bicara Biro Statistik Nasional China, Fu Linghui mencatat bahwa negara itu tengah menghadapi lingkungan internasional geopolitik dan ekonomi yang kompleks.
Namun Fu Linghui optimis, China masih bisa mencapai target pertumbuhan setahun penuh. Seperti diketahui, Beijing pada bulan Maret menetapkan target pertumbuhan ekonomi sekitar 5 persen untuk tahun 2023.
Penjualan ritel di China pada bulan Juni naik 3,1 persen, sedikit di bawah perkiraan 3,2 persen. Dalam penjualan eceran, produk katering, olahraga dan hiburan bersama dengan alkohol dan tembakau naik paling tinggi.
Sementara pembelian mobil, produk kantor, dan barang penggunaan sehari-hari mengalami penurunan penjualan di bulan Juni dari tahun lalu.
Advertisement
Produksi Industri hingga Angka Pengangguran
Adapun produksi industri China yang naik 4,4 persen pada bulan Juni, lebih baik dari perkiraan 2,7 persen.Â
Investasi aset tetap untuk paruh pertama tahun ini naik 3,8Â persen, dan investasi di bidang manufaktur tumbuh dengan kecepatan yang stabil, sementara pertumbuhan investasi infrastruktur melambat.
Namun, tingkat pengangguran di antara kaum muda usia 16 hingga 24 adalah 21,3 persen pada bulan Juni, menandai rekor baru.
Ketika ditanya tentang prospek paruh kedua, juru bicara Fu mengatakan dia memperkirakan investasi real estat di China akan tetap berjalan dalam laju rendah. Dia juga mengatakan pengangguran di masyarakat muda mungkin akan meningkat lebih lanjut sebelum menurun di bulan Agustus mendatang.Â