Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah selesai menyalurkan bantuan pangan beras atau bantuan sosial (bansos) beras bagi masyarakat berpendapatan rendah. Diharapkan dengan adanya bansos beras ini membantu masyarakat berpendapatan rendah sekaligus menahan laju inflasi.
Penyaluran bansos beras ini dilakukan oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) melalui penugasan kepada Perum Bulog.
Baca Juga
"Dengan rampungnya penyaluran bantuan beras tersebut, saat ini kita sedang berupaya untuk mengajukan penambahan periode penyaluran bantuan selama tiga bulan ke depan," ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi dikutip dari Antara, Selasa (18/7/2023).
Advertisement
Arief mengatakan penambahan periode bantuan tersebut diharapkan memperkuat upaya pengendalian inflasi.
BPS mencatat inflasi nasional pada Juni 2023 secara tahunan berada di angka 3,52 persen atau mengalami penurunan dibanding Mei 2023 yang berada di posisi 4,00 persen dan lebih rendah dari inflasi Juni tahun sebelumnya 4,35 persen.
Lebih lanjut, Arief mengatakan proses penyaluran bantuan pangan beras tentunya mengalami berbagai tantangan di lapangan mulai dari validasi data kelompok penerima manfaat (KPM) hingga kondisi akses distribusi ke daerah-daerah terpencil khususnya di provinsi-provinsi baru seperti Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, dan Papua Tengah.
Untuk itu, seiring dengan berkembangnya sistem pemerintahan di daerah tersebut, Arief mendorong penguatan sistem logistik pangan yang dapat menopang stabilitas pasokan pangan di wilayah tersebut.
"Bantuan pangan beras berfungsi sebagai bantalan, sehingga keberadaannya sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama 21,353 juta KPM yang masuk dalam program bantuan ini," ucapnya.
Arief juga mengapresiasi Perum Bulog dan PT Pos Indonesia serta PT Jasa Prima Logistik (JPL), anak perusahaan Bulog dan PT DNR Logistic, yang mendistribusikan bantuan pangan beras di 38 provinsi seluruh Indonesia.
"Terima kasih atas sinergi dan kolaborasi yang dibangun selama ini khususnya Perum Bulog dan PT Pos Indonesia, DNR logistic, Pemda, satgas pangan serta stakeholder terkait lainnya, sehingga penyaluran bantuan pangan beras selama tiga bulanan ini telah berjalan dengan baik," ucapnya.
Manfaatkan Tol Laut, 2.503 Ton Bansos Pangan Beras Sudah Tersalur di NTT
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mencatat pendistribusian bantuan pangan beras tahap pertama di Provinsi NTT sampai dengan 16 Mei 2023 telah terealisasi sebanyak 2.503 ton atau 43 persen dari target penyaluran 5.846 ton.
Sedangkan, total jumlah penyaluran bansos beras tahap pertama di 38 provinsi telah terealisasi sebanyak 205.714 ton atau 96 persen dari total penyaluran tahap pertama sebanyak 213.530 ton atau setara untuk 21,3 juta KPM.
Bantuan pangan beras ini akan disalurkan sebanyak 3 tahap dimana setiap tahapnya masing-masing KPM akan menerima bantuan 10 kg beras.
Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan NFA Rachmi Widiriani, mengatakan pendistribusian itu merupakan kerja sama NFA dengan Kementerian Perhubungan melakukan pendistribusian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) ke daerah terluar dengan menggunakan Tol Laut.
Rachmi Widiriani menjelaskan, kerjasama tersebut dalam rangka optimalisasi CPP sebagai instrumen ketersediaan dan stabilisasi harga pangan serta guna menambah pasokan untuk pendistribusian bantuan pangan.
Menurutnya, pemanfaatan Tol Laut dapat mendorong efektivitas pendistribusian CPP ke daerah-daerah yang sulit di jangkau, sehingga pemanfaatan CPP bisa lebih optimal untuk pengendali harga dan menjaga ketersediaan stok untuk program bantuan pangan yang saat ini sedang berjalan.
“Kita terus upayakan CPP dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan pangan. Seperti hari ini di pelabuhan Labuan Bajo sudah masuk Kapal Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 7, membawa beras. Ini salah satu upaya NFA untuk membantu pemenuhan ketersediaan dalam rangka penyaluran bantuan pangan beras, kemudian juga untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat,” kata Rachmi saat meninjau kedatangan kapal Tol Laut KM Kendhaga Nusantara 7 di pelabuhan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis (18/5/2023).
Advertisement
Tol Laut
Adapun Tol Laut yang tiba mengangkut beras sebanyak 6 kontainer atau sekitar 108 ton. Kapal Tol Laut juga singgah di sejumlah pelabuhan di wilayah NTT untuk mendistribusikan CPP, seperti di pelabuhan Waingapu mengangkut beras sebanyak 20 kontainer, pelabuhan Ende 10 kontainer, dan pelabuhan Larantuka 14 kontainer. Selanjutnya beras akan diterima dan disimpan di gudang Kanwil BULOG masing-masing wilayah
“Secara keseluruhan pengiriman yang dilakukan KM Kendhaga Nusantara 7 ini dalam program Movenas Tol Laut ini sekitar 918 ton beras,” ujarnya.
Rachmi mengatakan, dengan masuknya kapal Tol Laut tersebut, maka pasokan beras dipastikan bertambah, sehingga diharapkan dapat menekan lonjakan harga dan mempercepat pendistribusian bantuan pangan beras untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di NTT.
“Pemanfaatan CPP untuk bantuan pangan beras saat ini menjadi salah satu konsen pemerintah. Pemerintah tengah berupaya memenuhi target penyaluran bantuan beras 10 Kg per KPM, terutama di pulau-pulau yang jauh supaya Mei ini bisa di selesaikan,“ jelasnya.
Sementara itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, aktivitas fasilitasi mobilisasi pangan melalui Tol Laut menjadi salah satu program strategis NFA dalam mewujudkan pemerataan pasokan pangan.
“Pemanfaatan Tol Laut untuk pengiriman CPP beras ini sangat baik dan efektif menjaga pasokan di semua wilayah. Selanjutnya kita mendorong BULOG untuk berkoordinasi apabila membutuhkan bantuan mobilisasi cadangan beras untuk mengisi kekosongan di daerah lain,” ujar Arief.
Management Stock
Lebih lanjut Arief berharap, kedepannya kerja sama pemanfaatan Tol Laut bersama Kemenhub akan terus ditingkatkan sebagai upaya management stock kebutuhan bahan pokok penting sesuai arahan Presiden Joko Widodo.
Selanjutnya, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Bidang Transportasi Laut dan Kemaritiman Andre Mulpyana mengatakan, sesuai arahan Presiden dan Menteri Perhubungan, Program Kapal Tol Laut siap mendukung kebutuhan pendistribusian pangan hingga ke wilayah-wilayah terluar Indonesia.
“Pada intinya Tol Laut mendukung kebutuhan emergency distribusi bahan pokok dan penting terutama pangan,” ujarnya.
Andre Mulpyana, menjelaskan, terlaksananya pendistribusian beras ke NTT melalui Tol Laut ini atas sinergitas yang baik antara Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan BUMN.
Dalam mendukung sektor-sektor strategis, ia mengatakan, Tol Laut yang disiapkan Kemenhub memberikan fasilitasi pendistribusian dengan harga yang lebih murah dari komersial, dan menjangkau wilayah yang lebih luas.
"Kita selalu terbuka dan siap berkolaborasi meningkatkan fasilitasi pendistribusian pangan ke daerah-daerah terluar atau defisit melalui trayek Tol Laut," pungkasnya.
Advertisement