Sukses

USD Lanjut Melemah pada Selasa 18 Juli 2023, Ini Posisi Rupiah

Rupiah kembali menguat 16 point dalam penutupan pasar Selasa sore ini (18/7/2023).

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat atau USD melanjutkan pelemahan pada Selasa, 18 Juli 2023.

"Dolar AS tergelincir lebih rendah pada Selasa, diperdagangkan mendekati level terendah lebih dari satu tahun karena para pedagang semakin mempertimbangkan untuk segera mengakhiri siklus pengetatan Federal Reserve," kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam keterangan tertulis pada Selasa (18/7/2023).

Dia melihat, The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sekali lagi dalam pertemuan minggu depan. Namun, pasar fokus pada akhir siklus pengetatan FOMC setelah inflasi AS mencatat kenaikan tahunan terkecil mereka dalam lebih dari dua tahun. 

"Pasar sekarang menunggu rilis data penjualan ritel dan produksi industri AS, yang akan dirilis hari ini, untuk petunjuk lebih lanjut tentang kesehatan ekonomi terbesar dunia, dan potensi jalur suku bunga," bebernya.

Pembacaan penjualan ritel untuk bulan Juni diperkirakan telah meningkat dari bulan sebelumnya, sementara pertumbuhan produksi industri juga diperkirakan akan meningkat pada bulan Juni, menunjukkan ketahanan ekonomi AS.

Meskipun demikian, Ibrahim mengatakan, masih bisa diperdebatkan apakah angka-angka ini akan mengubah sentimen pasar mengingat harga konsumen dan produsen yang lemah minggu lalu.

Tak hanya The Fed, Bank Sentral di Eropa dan Inggris juga secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya, dan diprediksi tidak akan menghentikan siklus pengetatan mereka.

Inggris akan merilis data inflasi bulan Juni pada Rabu besok (19/7), dan sementara indeks harga konsumen utama diperkirakan turun menjadi 8,2 persen tahun-ke-tahun dari 8,7 persen pada bulan Mei, angka tersebut masih empat kali lebih tinggi dari tingkat target inflasi BOE.

Demikian pula, tingkat inflasi negara ekonomi terbesar di zona euro, yaitu Jerman, yang naik pada bulan Juni menjadi 6,8 persen.

Sementara itu, Rupiah kembali menguat 16 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 35 point dilevel Rp. 14.997 dari penutupan sebelumnya di level Rp. 15.012.

"Sedangkan untuk perdagangan Kamis , mata uang Rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 14.950- Rp. 15.050," ungkap Ibrahim.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Utang Luar Negeri RI

Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2023 turun USD 4,7 miliar dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut laporan ank Indonesia (BI).

Pada akhir Mei 2023, posisi ULN Indonesia tercatat USD 398,3 miliar. Ini menandai penurunan dibandingkan dengan posisi ULN akhir April 2023 sebesar USD 403,0 miliar.

ULN Indonesia secara tahunan mengalami penurunan 1,7 persen yoy, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 1,3 persen yoy.

Kemudian, ULN pemerintah menurun dibandingkan dengan bulan lalu. Posisi ULN pemerintah pada akhir Mei 2023 tercatat sebesar USD 192,6 miliar, turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar USD 194,1 miliar, atau secara tahunan tumbuh 2,3 persen yoy.

"Penurunan posisi ULN pemerintah disebabkan oleh pembayaran neto pinjaman luar negeri dan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang jatuh tempo. Pemerintah tetap berkomitmen mengelola ULN secara hati-hati, efisien, dan akuntabel, termasuk menjaga kredibilitas dalam memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga secara tepat waktu,"papar Ibrahim.

3 dari 3 halaman

Posisi ULN Indonesia Relatif Aman

Menurut Ibrahim, posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,8 persen dari total ULN pemerintah.

"Guna untuk menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya," katanya.

"Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," tambah Ibrahim.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini