Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso mengatakan, kinerja sektor logistik Indonesia mengalami penurunan yang tercermin dalam angka Logistics Performance Index (LPI). Penurunan ini perlu diantisipasi karena logistik merupakan salah satu faktor utama pendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Susiwijono menjelaskan, capaian Logistics Performance Index (LPI) pada 2023 menempati skor sebesar 3,00. Capaian LPI tahun 2023 tersebut menujukkan penurunan dari tahun 2018 yang sebesar 3,15.
“LPI merupakan alat ukur kita di dalam mengidentifikasi tantangan peluang di dalam logistik perdagangan kemudian beberapa yang diukur ini sebenarnya berdasarkan survei-survei terhadap para pelaku usaha,” ungkap Susiwijono dalam acara Bincang Stranas PK: Kok Bisa Rapor Logistik Turun Saat Pelabuhan di Indonesia 20 Besar Terbaik Dunia, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (19/7/2023).
Advertisement
Penurunan LPI disebabkan oleh menurunnya indikator penilaian yang memerlukan partisipasi pihak swasta seperti kompetensi dan kualitas layanan logistik, kemampuan tracking dan tracing, kemudahan layanan pengapalan ke Indonesia, serta frekuensi kesesuaian jadwal waktu barang diterima.
Sedangkan indikator penilaian yang menjadi kontrol Pemerintah seperti efisiensi proses clearance oleh Lembaga Pengendali Perbatasan dan kualitas infrastruktur pendukung menunjukkan kinerja yang baik.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Pemerintah menilai perlu dilakukan upaya penataan ekosistem logistik melalui penerapan National Logistics Ecosystem (NLE).
NLE merupakan kolaborasi yang melibatkan berbagai pihak berkaitan dengan arus logistik barang, sistem perbankan, sistem transportasi pergudangan, dan entitas-entitas lainnya yang termasuk di dalam NLE.
Simplifikasi Proses Bisnis Berbasis Slektronik
Telah diimplementasikan secara bertahap hingga 46 pelabuhan pada tahun 2023, penerapan NLE tersebut didasarkan pada empat pilar utama yakni perbaikan layanan Pemerintah di bidang logstik melalui simplifikasi proses bisnis berbasis elektronik, kolaborasi sistem layanan logistik antar pelaku kegiatan logistik, kemudahan dan fasilitasi pembayaran antar pelaku usaha terkait proses logistik, dan penataan sistem dan tata ruang kepelabuhanan serta jalur distribusi.
“Dengan penerapan NLE ini menjadi salah satu inisiatif Pemerintah di bidang logistik yang bisa menjangkau berbagai indikator di LPI tadi, sehingga kalau NLE ini bisa 100% kita mandatorikan dan bisa efektif, mudah-mudahan bisa memperbaiki keenam indikator LPI tadi,” pungkas Sesmenko Susiwijono.
Selain itu, Pemerintah juga terus melakukan upaya lain untuk meningkatkan kinerja LPI Indonesia melalui berbagai kebijakan mulai dari menyelesaikan tindak lanjut hasil Rakortas Menteri terkait NLE, memperkuat kebijakan dalam Standarisasi Layanan Kepelabuhanan, mendorong perbaikan kinerja Perusahaan Kurir dan Pos, penyempurnaan regulasi, proses bisnis dan sistem terkait implementasi Lartas, API-P & API-U, dan Neraca Komoditas, hingga sosialisasi aturan dan kebijakan kepada pelaku usaha logistik internasional dan domestik.
Advertisement
Indeks Logistik Indonesia Anjlok, Mau Bersaing dengan Negara Lain Jadi Susah
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebut Logistics Performances Index (LPI) Indonesia di 2023 anjlok. Dengan turunnya indeks logistik tersebut maka sudah dipastikan kalah bersaing jika dibandingkan dengan negara lain.
"Logistik performance index Indonesia tahun ini kalah dibandingkan banyak negara yang justru makin maju. Jadi, kita memang perlu untuk terus memperbaiki, apakah dari sisi custom yaitu kepabeanan dan cukai apakah dari sisi infrastruktur yang dua-duanya skornya membaik," kata Sri Mulyani dalam acara The New SINSW dan agenda diskusi: Let's Talk about INSW, Jumat (9/6/2023).
Diketahui dalam laporan indeks Kinerja Logistik yang dirilis Bank Dunia, Indonesia menempati peringkat ke-63 dari total 139 negara yang dikaji dengan skor LPI 3,0.
Adapun kinerja LPI dihitung berdasarkan enam dimensi, yakni customs, infrastructure, international shipments, logistics competence and quality, timelines, dan tracking & tracing. Dari keenam dimensi tersebut, yang skornya membaik adalah customs dan infrastructure saja, maka sisa dimensi LPI lain skornya masih menurun.
"Tapi dari skor yang ke-4 lainnya timelines, kemudian internasional savement, international shipments, logistics competence and quality, dan tracking & tracing. Itu keempatnya agak menurun, sehingga Indonesia kemarin skornya menurun untuk LPI di 2023," ujarnya.
Tantangan Negara Kepulauan
Oleh karena itu, Sri Mulyani berharap untuk empat dimensi penghitungan LPI tersebut bisa terus diperbaiki. Meskipun dua dimensi lainnya sudah membaik, masih perlu dilakukan perbaikan agar lebih baik lagi.
"Selain yang dua yang sudah membaik, namun membaiknya mungkin perlu untuk lebih baik lagi yaitu custom yaitu bea dan cukai juga serta infrastruktur," ujar Menkeu.
Kendati demikian, kata Menkeu, Indonesia sebagai negara yang sangat besar secara geografis dan juga negara kepulauan, maka dalam rangka untuk terus meningkatkan perekonomian Indonesia dari sisi daya saing kompetitifness, terutama dari sisi logistik dan distribusi bukan merupakan tantangan yang mudah.
"Kita menyadari apalagi kalau kemudian dibuat skor antar negara, Indonesia akan sangat menghadapi tantangan yang sangat tidak mudah bahkan bersaing di negara-negara ASEAN, karena di lingkungan ASEAN mereka negara-negaranya relatif geografinya dan jumlah penduduknya kecil dan juga geografisnya tidak serumit Indonesia," pungkasnya.
Advertisement