Sukses

Harga Gandum Cs Meroket Usai Rusia Tarik Diri dari Perjanjian Ekspor

Selain gamdum, harga jagung berjangka juga naik hampir 2 persen lebih tinggi.

Liputan6.com, Jakarta Meski inflasi di berbagai negara sudah menunjukkan penurunan, ketegangan geopolitik masih mendorong kenaikan bahan makanan, salah satunya gandum.

Melansir CNN Business, Kamis (20/7/2023) harga gandum secara global melonjak hampir 9 persen pada hari Rabu (19/7), dan berada di jalur untuk mencapai level tertinggi dalam tiga pekan mendatang.

Hal ini dikarenakan ketegangan di Eropa meningkat menyusul keputusan Rusia untuk menarik diri dari kesepakatan penting yang memungkinkan ekspor biji-bijian dari Ukraina.

Selain harga gandum, harga jagung berjangka juga naik hampir 2 persen lebih tinggi karena para pedagang khawatir akan krisis pasokan makanan pokok yang akan datang.

Di sisi lain, kesepakatan itu "penting" untuk menurunkan harga pangan di seluruh dunia, yang melonjak setelah perang Rusia Ukraina pecah pada Februari tahun 2022 lalu.

"Keputusan Rusia untuk menangguhkan partisipasi dalam Black Sea Grain Initiative akan memperburuk kerawanan pangan dan membahayakan jutaan orang yang rentan di seluruh dunia," kata Adam Hodge, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS.

Ketegangan antara Rusia dan Ukraina juga meningkat pada hari Rabu (19/7), membatasi kemungkinan kesepakatan untuk mengekspor komoditas penting melintasi Laut Hitam untuk dimulai kembali.

Sebagai informasi, kesepakatan Laut Hitam – awalnya ditengahi oleh Turki dan PBB tahun yang lalu, memastikan jalur yang aman bagi kapal yang membawa biji-bijian dari pelabuhan Ukraina.

Namun, kesepakatan itu akan berakhir hari ini (tengah malam waktu setempat di Istanbul, Kyiv dan Moskow).

Sejauh ini, kesepakatan tersebut memungkinkan ekspor hampir 33 juta metrik ton makanan melalui pelabuhan Ukraina, menurut data PBB.

 

 

2 dari 4 halaman

Rusia Putuskan Tidak Perbarui Kesepakatan Laut Hitam

Sebelumnya, kesepakatan Laut Hitam telah diperbarui tiga kali, tetapi Rusia telah berulang kali mengatakan akan menarik diri, dengan alasan terhambat dalam mengekspor produknya sendiri.

Selama akhir pekan, Presiden Rusia Vladimir Putin mengindikasikan bahwa dia tidak akan memperbarui pakta tersebut, dengan mengatakan bahwa tujuan utamanya - untuk memasok biji-bijian ke negara-negara yang membutuhkan - "belum terealisasi".

Gagalnya kesepakatan itu kemungkinan akan berdampak jauh di luar wilayah tersebut.

Sebelum perang, Ukraina merupakan pengekspor gandum terbesar kelima secara global, terhitung 10 persen dari ekspor, menurut Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan.

3 dari 4 halaman

Pupuk Kaltim Incar Pasar Ekspor Utama Australia, Permudah Impor Daging dan Gandum

PT Pupuk Kaltim (Persero) membidik Australia jadi target utama pasar ekspor produk pupuk buatannya. Tujuannya, untuk memperkuat hubungan bilateral perdagangan antara Indonesia dan Negeri Kangguru.

Khususnya untuk produk komoditas pangan yang sangat dibutuhkan Indonesia, semisal daging sapi dan gandum sebagai bahan baku pembuatan mie instan dan roti. 

Direktur Utama Pupuk Kaltim Rahmad Pribadi tak memungkiri, posisi Australia untuk Indonesia sangat strategis. Negara disebutnya sangat bergantung pada beberapa komoditas utama yang dihasilkan Australia.

"Misalnya, tentu daging sapi, yang kedua gandum. Menjadi penting bagi Indonesia untuk memastikan sektor agriculture di Australia bisa berjalan dengan baik," ujar Rahmad dalam sesi konferensi pers di The Langham, Jakarta, Rabu (29/3/2023).

Oleh karenanya, ia menyatakan, perseroan bakal fokus meningkatkan produktivitas dan penjualan kita ke Australia. Sebab, ia menilai itu secara tidak langsung mendukung penopang ketahanan pangan nasional. 

"Jadi kami yakin peningkatan yang terbesar justru ke Australia. Apalagi kita mendapat sertifikasi dari Pemerintah Australia, semua produk yang dihasilkan dan dikirim melalui pelabuhan di Pupuk Kalimantan Timur itu sampai ke Australia tidak perlu dikarantina," paparnya.

Lebih lanjut, Rahmad mengutarakan, imbas perang Rusia-Ukraina terhadap pasar ammonia dan pupuk berbasis gas alam masih akan terus berlanjut di tahun ini. 

 

4 dari 4 halaman

Tren Permintaan

Tren permintaan pupuk berbasis nitrogen paling besar dari wilayah Amerika Latin, Asia Selatan, dan Afrika. Sedangkan permintaan pupuk basis fosfat dari wilayah Amerika Latin dan Asia Selatan, serta pupuk potash dari wilayah Amerika Latin, Asia Selatan dan Asia Timur. 

"PKT membidik negara-negara yang kena imbas perang ini, sebagai pasar ekspor baru, seperti India dan negara-negara Eropa, dengan tetap mempertahankan pasar ekspor lainnya yang sudah berjalan seperti negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Timur," tuturnya. 

"Selain kedua benua itu, PKT juga memperluas pasar ke Australia, Meksiko, Amerika Serikat, dan Amerika Selatan," pungkas Rahmad.

Video Terkini