Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan pentingnya Indonesia untuk masuk keanggotaan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD).
"Mengapa OECD penting, karena OECD akan menerapkan standar yang tinggi dalam seluruh proses legislasi, baik proses pembentukan perundangan sampai jenis dari regulasi dan standar yang diterapkan kepada kementerian dan lembaga," kata Airlangga Hartarto dalam IDE Katadata: Indonesia Rising, Jakarta, Kamis (20/7/2023).
Baca Juga
Oleh karena itu, saat ini Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menjadi keanggotaan OECD. Diketahui anggota OECD terdiri dari 38 negara, diantaranya Amerika Utara dan Selatan hingga Eropa dan Asia-Pasifik.
Advertisement
“Indonesia saat ini sedang bersiap mempelajari untuk masuk jadi anggota OECD. Responsnya sangat positif, dan Indonesia sekarang jadi key partner, artinya setiap meeting OECD kita diundang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Airlangga menilai Indonesia pantasnya masuk menjadi anggota OECD, karena pasca covid Indonesia kembali masuk ke upper middle income countries.
Selain itu, Indonesia dinilai sukses mengatur KTT G20 dan Indonesia menjadi leader KTT ASEAN, meskipun dihadapkan dalam situasi yang sulit, covid, perang, perubahan iklim, dan lainnya.
Negara Ketiga di Asia
Untuk merealisasikan hal tersebut, Airlangga mengaku telah bertemu dengan Secretary General of OECD Mathias Cormann guna membahas mengenai persiapan Indonesia untuk bersiap mempelajari agar bisa masuk keanggotaan OECD.
Menurut Airlangga, jika Indonesia berhasil masuk kedalam keanggotaan OECD, maka Indonesia akan menjadi negara ke tiga di Asia yang menjadi anggota OECD setelah Korea Selatan dan Jepang.
"Kita berhasil buat terobosan, dan berhasil membumikan G20 dengan berbagai program, termasuk partnership for global infra, JETP dan lainnya, dan ini belum pernah terjadi sebelumnya sehingga Indonesia mudah-mudahan dalam proses beberapa tahun ke depan, kita jadi negara ketiga di asia yang masuk dalam kelompok OECD," pungkasnya.
Bertemu Sekjen OECD, Menko Airlangga Minta Bocoran Langkah Jadi Negara Maju Berpendapatan Tinggi
Sebelumnya, Indonesia terus meningkatkan hubungan kerja sama dengan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), sebagai salah satu key partner semenjak 2007.
Perkembangan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dengan OECD menjadi pembahasan dalam pertemuan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Secretary General of OECD Mathias Cormann yang dilakukan secara virtual pada Selasa, 11 Juli 2023.
Menko Airlangga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang selama ini diberikan oleh OECD dalam bentuk kajian, review, diseminasi kebijakan global dan praktik bisnis yang mapan, hingga dukungan terhadap upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan standar kebijakan dan regulasinya.
Kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan OECD tersebut merupakan implementasi dari Framework of Cooperation Agreement (FCA) and Joint Work Program (JWP) yang disusun berdasarkan kepentingan dan prioritas strategis Indonesia.
“OECD yang beranggotakan negara maju senantiasa mempromosikan standar regulasi dan kebijakan yang mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. OECD membagikan kepada Indonesia bagaimana pengalaman negara anggota OECD lain dalam memanfaatkan keunggulan demografis dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh Indonesia dalam rangka menuju negara maju dan berpendapatan per kapita tinggi,” tutur Menko Airlangga.
Menanggapi hal tersebut, Sekjen OECD Mathias Cormann mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan mitra strategis OECD baik selaku key partner, maupun mitra strategis di tingkat kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik.
OECD akan siap memberikan dukungan terhadap Indonesia baik dalam kerangka implementasi FCA dan JWP, maupun prioritas strategis Indonesia menuju negara maju.
Advertisement
Fokus Indonesia
Lebih lanjut, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa Indonesia saat ini berfokus untuk mendorong pemanfaatan keunggulan demografis Indonesia yang akan mencapai puncaknya dalam kurun waktu 13 tahun atau pada tahun 2035.
Indonesia memiliki visi untuk menjadi negara maju berpendapatan tinggi sebagaimana dijabarkan dalam Visi Indonesia Emas 2045.
Hal ini membutuhkan usaha bersama oleh seluruh pemangku kepentingan pada setiap lini, baik pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral/Co-Sous Sherpa G20 Indonesia dan Director for OECD Global Relations and Co-operation yang juga merupakan Sherpa OECD untuk G7, G20, dan APEC.