Liputan6.com, Jakarta Gempa bumi kekuatan Magnitudo 5,7 berpusat di barat daya Pacitan, Jawa Timur (Jatim) terjadi pada Minggu malam. Gempa Pacitan ini juga turut dirasakan sejumlah warga Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seorang warga Banguncipto, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Mustaqim mengaku merasakan gempa dengan getaran cukup kencang selama dua hingga lima detik.
Baca Juga
"Lumayan kencang, tadi pas duduk bersantai di rumah tiba-tiba terasa guncangan dua kali," kata Mustaqim dikutip dari Antara, Senin (24/7/2023).
Advertisement
Meski demikian, kata dia, getaran tersebut tidak sampai menyebabkan barang-barang di rumahnya berjatuhan.
Karena khawatir guncangan semakin kencang, ia beserta keluarga memutuskan lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Anak-anak tadi masih tidur langsung saya bangunkan ikut ke luar rumah," ucap Mustaqim.
Getaran gempa juga dirasakan Kismaya, warga Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Kismaya yang tengah berada di tempat tidur langsung beranjak saat merasakan getaran gempa.
"Saya sekarang masih di luar rumah, khawatir ada gempa susulan," ucap dia.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun resminya menyebutkan gempa berkekuatan Magnitudo (M) 5,7 mengguncang wilayah pesisir selatan di Provinsi Jawa Timur pada pukul 19.33 WIB.
Pusat gempa diperkirakan berada pada 8.94 lintang selatan,111.04 bujur timur atau 84 kilometer Barat Daya Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Gempa bumi pada kedalaman 10 kilometer itu dinyatakan tak berpotensi tsunami.
BMKG: Gempa Pacitan Terjadi Akibat Aktivitas Subduksi Lempeng
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkap gempa tektonik dangkal yang mengguncang Pacitan, Jawa Timur, Minggu 23 Juli 2023, terjadi karena aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia ke bawah Lempeng Eurasia.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme geser naik," kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, seperti dilansir Antara, di Jakarta, Minggu.
Gempa bumi yang terjadi pada Minggu pukul 19.33 WIB tersebut memiliki parameter update sebesar 5,5 magnitudo dan tidak berpotensi tsunami.
Pusat gempa Pacitan terletak pada koordinat 8,89 derajat Lintang Selatan dan 111 derajat Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 79 kilometer arah barat daya Kota Pacitan, Jawa Timur, dengan kedalaman 42 kilometer.
Daryono menuturkan berdasarkan hasil pemantauan hingga pukul 19.55 WIB belum ada aktivitas gempa bumi susulan di wilayah tersebut.
Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.Selain itu, masyarakat juga harus menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," ucap Daryono.
Advertisement
Kepanikan Warga Pacitan Saat Gempa Magnitudo 5,7 Menggoyang, Trauma Gempa Susulan
Gempa magnitudo 5,7 mengguncang kawasan pesisir selatan Pacitan Jawa Timur, pada Minggu 23 Juli 2023 membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.
Tak ada kerusakan ataupun korban jiwa dalam peristiwa itu. Namun, warga sempat trauma dan khawatir terjadi gempa susulan.
"Kami masih memantau dan berkoordinasi dengan jaringan relawan TRC (tim reaksi cepat) yang ada di desa-desa," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko, Minggu.
Ia berharap tidak ada dampak serius yang merugikan. Namun, Erwin tetap mengimbau warga untuk waspada.
Gempa magnitudo 5,7 terjadi sekitar pukul 19.33 WIB. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan pusat gempa berada di 84 km barat daya Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Lokasi tepatnya berada di 8,94 lintang selatan, 111.04 bujur timur di kedalaman 10 kilometer. BMKG dalam rilisnya menyatakan bahwa gempa tidak berpotensi tsunami.
Purwo, salah seorang tokoh muda di Pacitan mengilustrasikan gempa sempat memicu kepanikan sesaat. Warga berhamburan karena takut guncangan gempa meningkat dan memicu kerusakan pada tempat mukim mereka.
"Ya, itu respons mitigasi alami warga. Setiap ada gempa, sebisa mungkin mencari posisi aman demi keselamatan," kata dia.
Beberapa warga lain juga memilih berada di tepi jalan untuk sementara waktu. Salah satunya Paesah yang tak lain tetangga Emi. Perempuan ini mengaku kaget saat merasakan getaran.
Warga lain yang memilih mengamankan diri di luar rumah adalah Rini. Karyawati sebuah perusahaan itu tetap berdiri di samping motor yang terparkir di halaman meski gempa Pacitan sudah berlalu.
"Tadi pas gempa saya lagi telepon. Terus terputus karena saya tinggal lari. Ini saya coba telepon lagi," ujarnya.*
Dirasakan hingga Yogyakarta
Gempa bumi yang berpusat di barat daya Pacitan, Jawa Timur (Jatim), dengan kekuatan magnitudo (M) 5,7 pada Minggu malam dirasakan sejumlah warga Daerah Istimewa Yogyakarta.
Seorang warga Banguncipto, Sentolo, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Ahmad Mustaqim mengaku merasakan gempa dengan getaran cukup kencang selama dua hingga lima detik.
"Lumayan kencang, tadi pas duduk bersantai di rumah tiba-tiba terasa guncangan dua kali," kata Mustaqim saat dihubungi di Yogyakarta.
Meski demikian, kata dia, getaran tersebut tidak sampai menyebabkan barang-barang di rumahnya berjatuhan.
Karena khawatir guncangan semakin kencang, ia beserta keluarga memutuskan lari ke luar rumah untuk menyelamatkan diri.
"Anak-anak tadi masih tidur langsung saya bangunkan ikut ke luar rumah," ucap Mustaqim.
Getaran gempa juga dirasakan Kismaya, warga Kabupaten Gunungkidul, DIY.
Kismaya yang tengah berada di tempat tidur langsung beranjak saat merasakan getaran gempa.
"Saya sekarang masih di luar rumah, khawatir ada gempa susulan," ucap dia.
Advertisement