Liputan6.com, Jakarta Seiring perkembangan zaman, banyak orang yang mulai mencari cara investasi emas agar untung. Apalagi buat para pemula yang ingin berinvestasi emas, tentunya banyak hal yang mesti dipelajari.
Emas adalah salah satu logam yang pertama kali digunakan dalam peradaban manusia dan paling banyak dimanfaatkan di seluruh dunia. Di masa modern seperti sekarang ini, emas menjadi salah satu komoditas perekonomian yang bernilai tinggi.
Baca Juga
Harga emas ditentukan oleh nilai dari logam dan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Emas pun mulai dimanfaatkan dalam berbagai bidang, seperti medis, industri, bahkan menjadi standar keuangan di banyak negara, termasuk Indonesia.
Advertisement
Sejarah Emas
Dalam buku yang ditulis Irwandy Arif berjudul Emas Indonesia, sejarah emas yang digunakan manusia ternyata ada di zaman paleolitik sekitar 40 ribu SM. Para ahli studi fosil menemukan kepingan emas alami di gua-gua Spanyol.
Artefak emas paling tua, ditemukan di Necropolis Varna dekat Danau Varna, Bulagia yang berasal dari Zaman Tembaga (Zooper Age) yaitu pada 4.600 SM hingga 4.200 SM. Sementara diketahui interaksi manusia dengan emas pertama kali tercatat di Mesir kuno sekitar 3.600 SM. Dalam mitologi Mesir kuno, emas berperan sangat penting.
Hal itu dibuktikan dari batu nisan untuk mumi Firaun yang terbuat dari emas murni. Pada masa itu, sumber daya emas sangat besar di Mesir, terutama di daerah hulu Sungai Nil di Nubia.
Meski demikian, saat itu emas belum digunakan sebagai alat mata uang perdagangan. Emas hanya dicairkan dan dibentuk menjadi piring, dan banyak digunakan untuk menghias tempat suci, kuol, makam, sarkofagus, patung, senjata hias, baju besi, keramik, dan perhiasan.
Advertisement
Koin Emas Pertama
Pada 550 SM atau abad ke-6 Raja Kroisos dari Kerajaan Lydia Turki mencetak koin emas pertama dan menjadikannya sebagai mata uang. Mereka membuat uang logam dari campuran emas (75%) dan perak (25%) dengan bergambar singa.
Kemudian bangsa Yunani melihat koin tersebut dan mulai membuat uang dalam bentuk versi mereka sendiri, dengan bentuk yang menarik. Mereka juga disebut-sebut sebagai pencipta cikal bakal pembuatan uang koin.
Yunani juga disebut memiliki peranan besar dalam menyebarkan uang koin karena mereka juga yang memperkenalkan kepada masyarakat yang belum menggunakan mata uang.
Awalnya, Yunani hanya membuat logo pada koin di satu sisi, kemudian mereka mengembangkan bentuk uang dengan mencetak logo di kedua sisinya. Penggunaan koin sebagai mata uang pun semakin bertambah, dan berlanjut di masa kerajaan Romawi.
Salah satu koin emas yang paling terkenal adalah bezant atau cetakan koin emas Romawi yang pertama kali diperkenalkan pada masa pemerintahan Kaisar Konstantin. Kemudian emas semakin banyak dimanfaatkan sebagai mata uang di benua Eropa.
Pada abad ke-14, nilai logam berharga mulai diklasifikasikan dan koin-koin emas semakin banyak dicetak dan diedarkan. Pada 1717, Inggi melakukan penetapan nilai koin emas. Lalu pada 1783, Amerika Serikat memerdekakan diri dari Inggris dan pada 1972, Kongres Amerika Serikat mengeluarkan Mint and Coinage Act yang menerapkan harga emas tetap dalam bentuk dolar (AS).
Peraturan tersebut memprakarsai terjadinya sistem standar emas yang merujuk pada sistem moneter yang menggunakan emas murni sebagai alat pembayaran yang sah. Emas juga menjadi satuan dasar nilai uang dan dasar perbandingan dari berbagai mata uang.
Emas Jadi Investasi
Bukan lagi merupakan sebuah rahasia, kalau dalam hidup, setiap orang pasti memiliki tujuan tertentu, untuk hidup makmur, mapan, dan tercukupi. Ketika bicara tentang kemakmuran, artinya orang tersebut dengan mudah bisa mendapatkan apa yang diinginkan, entah berupa barang atau jasa.
Nah, salah satu cara untuk mencapai kemakmuran tersebut melalui investasi atau menabung. Ada banyak investasi yang bisa jadi pilihan, seperti deposito, saham, asuransi, properti, dan emas.
Dari setiap investasi tersebut ada yang sifatnya high risk high gain atau risiko tinggi keuntungannya pun tinggi, seperti saham. Ada pula yang bersifat low risk low gain atau risiko rendah keuntungan rendah, seperti tabungan dan deposito.
Lalu dimana posisi emas dalam instrumen investasi? Investasi emas adalah aktivitas menjadikan logam mulia sebagai alat investasi. Ternyata investasi emas itu bersifat middle risk, artinya sangat save atau aman dan hasilnya pun menggiurkan, dan banyak orang mencari cara investasi emas agar untung.
Meski demikian, kini semakin banyak orang yang memilih emas sebagai instrumen investasi. Alasannya karena emas merupakan safe haven yang sangat baik untuk jangka menengah atau jangka panjang. Apalagi alasan yang melatarbelakangi masyarakat di Indonesia, terutama pemula memilih investasi emas?
1. Harga Emas Cenderung Naik
Dijelaskan sebelumnya kalau investasi emas adalah pilihan instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang. Itu karena harga emas cenderung positif dan mengalami kenaikan di atas rata-rata.
Setiap tahunnya harga emas cenderung mengalami kenaikan 5-20%. Jadi semakin cepat kamu memulai berinvestasi, semakin besar juga manfaat yang akan diperoleh di masa depan.
2. Emas Paling Tahan Terhadap Resesi
Lonjakan inflasi yang tinggi mungkin dapat terjadi di tengah penurunan ekonomi yang berpengaruh pada market. Maka dari itu, jika kamu ingin berinvestasi, pilihan investasi emas terbaik karena tahan terhadap resesi.
Ketika perekonomian sedang terpuruk, harga emas cenderung naik. Buktinya pada saat krisis pandemi Covid-19, banyak orang (investor) yang mengalihkan uangnya ke emas. Alhasil harganya naik saat pandemi.
3. Emas Mudah untuk Diuangkan
Jika kamu adalah orang yang memilih investasi emas, instrumen ini jauh lebih mudah untuk diuangkan, terutama jika kamu berada dalam kondisi yang membutuhkan dana cepat atau mendesak. Ini menjadi salah satu cara investasi emas agar untung, yup, karena gampang diuangkan.
Advertisement
Kapan Harga Emas Stabil atau Turun?
Setiap orang pasti ingin agar finansial alias perekonomiannya selalu bagus. Nggak ada yang berharap ada sesuatu yang buruk dalam kehidupan finansialnya.
Untuk mencegah hal tersebut, kini semakin banyak orang menginvestasikan harta atau sejumlah uangnya dalam bentuk emas. Investasi emas terbaik menjadi pilihan alasannya karena emas sangat berguna untuk mempertahankan daya finansial kita, terutama pada saat krisis ekonomi terjadi.
Lagi pula, emas bukan hanya bersifat lokal atau nasional saja, melainkan nilainya pun diakui secara internasional. Nah, sebelum kamu berinvestasi emas, ada baiknya ketahui dulu, kapan harga emas stabil atau turun, seperti dikutip laman OJK berikut ini:
1. Ketidakpastian Kondisi Global
Ada berbagai situasi yang terjadi di sekeliling kita seperti politik, ekonomi, krisis, resesi, atau perang. Situasi dan kondisi tersebut merupakan beberapa pemicu naik dan turunnya harga emas.
Jika kamu masih ingat dengan kerusuhan yang terjadi pada 1998, saat itu kondisi ekonomi dan politik kacau balau. Dalam buku berjudul Kiat, Investasi Valas, emas, Saham yang ditulis Istijanto Oei dijelaskan bahwa saat itu emas dijual dengan harga Rp115 ribu/grab (pagi hari), kemudian di siang hari menjadi Rp125 ribu.
Ketika gejolak krisis memanas, terjadi selisih nilai jual dan beli (spread) yang signifikan. Dalam buku itu ditulis, selisih normal emas berkisar Rp500 per gram. Namun di saat krisis berkecamuk, senjang harga jual dan beli bisa mencapai Rp2000-5000 per gram. Nah di momen tersebut, emas seringkali dianggap sebagai penyelamat.
Lalu, Indonesia juga sempat dihadapkan dengan berita kenaikan harga emas yang diakibatkan situasi perang dagang Amerika Serikat dan China yang menggenjot investor global berbondong-bondong untuk berinvestasi aset aman (safe haven), salah satunya emas. Nggak heran kalau harga emas naik karena memang peminatnya sedang banyak-banyaknya.
Namun, kala situasi mulai adem safe haven seperti emas akan kekurangan peminat. Risk appetite investor datang lagi dan perburuan terhadap aset-aset berisiko pun dimulai. Harga emas bisa jadi akan turun. Bahkan menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengakui lho, bahwa emas kerap menjadi pilihan investor di kala ketidakpastian ekonomi global saat ini.
Setidaknya ada tiga alasan emas baru dipilih manakala ekonomi sedang tidak menentu atau terdapat gejolak geopolitik. Pertama, nilai emas tetap terjaga meski terjadi inflasi atau deflasi. Kedua, nilai emas tetap terjaga meski terjadi krisis ekonomi atau perang. Ketiga, permintaan akan emas tidak berkurang seiring dengan ketersediaan emas yang terbatas. Nggak heran, pamor emas umumnya melejit ketika sedang krisis.
2. Penawaran dan Permintaan Emas
Hukum penawaran dan permintaan juga berlaku pada emas. Lebih besar permintaan emas ketimbang penawarannya bikin logam mulia yang digemari ibu-ibu rumah tangga ini bakal naik. Sebaliknya, jika harganya akan turun apabila penawaran lebih besar daripada permintaannya.
Menariknya nih ketersediaan emas di dunia ini cukup terbatas. Tapi ada fun fact nih, tahukah kamu kalau produksi emas di dunia selain dari hasil pertambangan juga berasal dari daur ulang emas? Yup, ada dua versi hasil hitung dari total emas yang ada di dunia. Versi pertama dari Thomson Reuters GFMS yang menyebut angka totalnya mencapai 171.300 ton. Sementara versi kedua dari James Turk, pendiri Gold Money yang memperkirakan jumlahnya mencapai 155.244 ton.
3. Kebijakan Moneter
Harga emas juga sangat tergantung dari kebijakan moneter yang diambil bank sentral Amerika Serikat (Federal System atau secara informal disebut The Fed). Kebijakan moneter yang dimaksud adalah kebijakan menaikkan atau menurunkan suku bunga. Kalau The Fed menurunkan suku bunga, emas berpotensi naik harganya. Itu karena dolar menjadi nggak menarik sebagai pilihan investasi dan orang-orang cenderung menempatkan uangnya dalam bentuk emas. Begitu juga sebaliknya dan seperti yang pernah terjadi dimana The Fed memutuskan untuk menurunkan suku bunga. Harga emas pun melonjak naik karena keluarnya keputusan tersebut.
4. Inflasi
Inflasi adalah salah satu faktor utama yang membuat harga-harga barang semakin naik, hal ini juga berdampak pada harga emas. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mahal pula harga emas. Hal ini dikarenakan masyarakat yang enggan menyimpan aset mereka dalam bentuk uang yang mudah kehilangan nilainya dan lebih memilih berinvestasi emas yang harganya cenderung stabil dan lebih aman ketika inflasi. Karena semakin diminati inilah, maka harga emas akan meningkat pula.
5. Nilai Tukar Dolar Amerika Serikat
Harga emas dalam negeri mengacu pada harga emas internasional yang dikonversi dari dolar Amerika Serikat (AS) ke dalam mata uang rupiah. Oleh karena itulah, harga emas sangat dipengaruhi oleh pergerakan rupiah terhadap dolar AS. Apabila nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah maka harga emas lokal menguat atau tinggi. Sebaliknya, bila nilai tukar rupiah menguat, maka harga emas lokal cenderung turun.
Cara Investasi Emas Bagi Pemula
Investasi emas bisa dilakukan mengikuti perkembangan tren saat ini, yaitu investasi emas online yang merupakan instrumen investasi baru di bidang teknologi. Investasi emas ini tentunya memudahkan masyarakat, terutama generasi muda agar finansialnya terjaga.
Nah, sekarang perhatikan beberapa tips cara investasi emas bagi pemula yang dapat kamu ikuti dengan cara investasi emas online:
1. Cara Investasi Emas dengan Memperhatikan Tujuan
Ingin keuntungan cepat dan besar dalam waktu singkat? Bila tujuan investasi emas seperti itu maka kamu salah. Cara investasi emas online bagi pemula adalah mulai pahami emas tergolong investasi jangka menengah dan panjang. Setiap hari harganya memang bisa meningkat, tapi nilainya nggak signifikan, terlebih bila investasi emas kamu masih tergolong kecil.
Bila ingin melindungi nilai kekayaan kamu dan berinvestasi dalam waktu yang relatif lama, maka cara ini jadi pilihan terbaik. Instrumen ini tahan terhadap gejolak inflasi dan memberikan keuntungan besar seiring waktu yang berlalu.
2. Cara Investasi Emas dengan Selalu Memantau Harga
Emas online atau digital bisa dibeli kapanpun dan di manapun kamu berada, selama ponsel kamu terhubung ke internet. Nggak ada batasan jam operasional. Meskipun mudah, cara investasi emas online bagi pemula tetap harus memantau harga emas karena memang nilainya juga bisa fluktuatif.
Belilah emas saat di harga yang rendah dan menjualnya saat harga naik. Jangan sampai menjual emas saat harganya di bawah harga beli karena itu bisa membuat kamu malah jadi merugi. Pastikan untuk meluangkan waktu melihat perkembangan harga emas. Sebab bila salah dalam memilih momentum beli dan jual, risiko investasi menjadi tanggung jawab investor.
3. Cara Investasi Emas dengan Membandingkan Harga
Nggak berhenti di pantau harga emas, kamu juga membandingkan emas dari platform satu dengan platform yang lain. Bila begitu cara investasi emas online bagi pemula akan memiliki pertimbangan, pas nggak kira-kira untuk membeli emas atau menjual sehingga bisa mendapatkan harga terbaik.
4. Cara Investasi Emas dengan Nggak Perlu Buru-Buru
Buat kamu sebagai pemula diperlukan kesabaran dan kejelian, nggak harus buru-buru beli atau bahkan jual emas dalam jumlah banyak sekaligus. Ingat, cara investasi emas online bagi pemula tergolong investasi jangka menengah dan panjang, bila ingin dapat untung besar, maka jangan berpikir untuk jual langsung banyak. Bila telah melakukan riset dan harganya sesuai, mungkin kamu baru bisa putuskan untuk beli atau jual banyak.
5. Cara Investasi Emas dengan Memilih Tempat yang Tepat
Banyak platform penyedia investasi emas dan tabungan emas digital, maka dari itu jangan sampai salah memilih tempat investasi. Perhatikan betul perusahaan yang menjalankan platform investasi dan track recordnya. Kamu juga perlu memastikan keamanan dan sejauh mana jaminan atau garansi investasi kamu.
(*)
Advertisement