Liputan6.com, Jakarta Harga emas memperpanjang kenaikan pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta). Lonjakan harga emas didorong oleh kurs dolar Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dan imbal hasil obligasi setelah Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed) menyampaikan kenaikan suku bunga yang diperkirakan secara luas dan investor mencerna komentar dari Ketua Jerome Powell.
Dikutip dari Reuters, Kamis (27/7/2023), harga emas dunia di pasar spot naik 0,5% ke USD 1.974,09 per ons pada pukul 15:21 EDT (1921 GMT). Sedangkan harga emas berjangka AS melompart 0,3% lke level USD 1.970,10.
Baca Juga
The Fed menaikkan suku bunga sebesar seperempat persentase poin pada perdagangan Rabu, menandai kenaikan ke-11 dalam 12 pertemuan kebijakan terakhir bank sentral AS.
Advertisement
"Ini bukan lingkungan di mana kami ingin memberikan banyak panduan ke depan" tentang tindakan suku bunga di masa depan, dan apakah kenaikan Fed lagi akan ditentukan oleh posisi data pada saat pertemuan kebijakan di masa depan," kata Powell
Naiknya suku bunga meningkatkan biaya peluang memegang emas batangan yang tidak menghasilkan.
“Konsensus umum adalah bahwa Fed semakin mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga. Akibatnya, ada ekspektasi bahwa imbal hasil perlahan-lahan akan turun, dan itu secara umum merupakan kabar yang mendukung harga emas,” kata David Meger, Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures.
Kurs Dolar AS
Kurs dolar turun 0,4% terhadap para pesaingnya setelah pernyataan Fed, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10-tahun AS turun menjadi 3,862%.
Fokus sekarang bergeser ke keputusan kebijakan dari Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang yang akan dirilis minggu ini.
"Bull secara nominal tetap mengendalikan narasi emas tetapi mereka perlu mendorong harga kembali di atas USD 1.988 per ons tertinggi baru-baru ini untuk mempertahankan momentum," kata Tai Wong, pedagang logam independen yang berbasis di New York.
Selain harga emas, harga perak naik 0,9% menjadi USD 24,92 per ons, harga platinum stabil di USD 964,60. Sementara harga paladium turun 1,8% menjadi USD 1.261,13.
Harga Emas Dunia Kemarin
Harga emas naik pada hari Selasa karena dolar AS yang lebih lemah dan ekspektasi bahwa Federal Reserve AS kemungkinan akan mengakhiri siklus pengetatan moneternya setelah kenaikan suku bunga yang diharapkan secara luas minggu ini.
Dikutip dari CNBC, Rabu (26/7/2023), harga emas di pasar spot naik 0,5% menjadi USD 1.964,5827 per ons. Harga emas berjangka AS naik tipis 0,2% menjadi $1.966,60.Dolar AS melemah 0,1% terhadap para pesaingnya, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
“Harga emas dunia diperkirakan akan berada dalam perdagangan terbatas sebelum keputusan Fed. Tapi ada optimisme di sini bahwa Fed hampir selesai dengan kenaikan suku bunga dan itu akan mendukung pasar,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.
Fokus PasarFokus pada rangkaian pertemuan bank sentral pada pekan ini, dimulai dari keputusan kebijakan The Fed pada Rabu, disusul dengan European Central Bank (ECB) pada Kamis dan Bank of Japan sehari setelahnya.
Pasar mengantisipasi kenaikan suku bunga 25 basis poin dari Fed dan Bank Sentral Eropa, tetapi investor akan menunggu petunjuk prospek dari pembuat kebijakan, terutama dari Ketua Fed Jerome Powell.
"Pasar akan menantikan pidato Powell besok dan jika tampaknya mereka cenderung condong ke satu kenaikan suku bunga lagi, maka itu akan menjadi berita buruk bagi emas," kata Moya.
Advertisement
Harga Emas Sensitif
Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena ini meningkatkan biaya peluang untuk menahannya.
Para pemimpin tertinggi China berjanji pada hari Senin untuk meningkatkan dukungan kebijakan ekonomi, dengan fokus pada peningkatan permintaan domestik.
"Pernyataan dari Beijing untuk menggarap lebih banyak stimulus ekonomi akan positif untuk permintaan ritel emas oleh konsumen China," kata Peter Fertig, analis di Quantitative Commodity Research.