Sukses

Menteri ESDM: Konversi Motor Listrik Hasilkan Transaksi Rp 1.000 Triliun

Pemerintah tengah fokus terhadap motor bakar roda dua yang sudah overpopulasi di angka 120 juta unit lebih. Angkanya terus bertambah 5-6 persen setiap tahun.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menilai, program konversi motor bakar ke motor listrik akan menciptakan angka transaksi hingga Rp 1.000 triliun. 

Itu diucapkannya saat berbicara dalam acara penandatangan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)-Menteri Perhubungan-Kapri tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (28/7/2023).

"Kegiatan konversi ini akan menggerakan roda perekonomian kita. Karena, nilai yang akan tercatat akan besar, Rp 900-1.000 triliun. Kalau hanya konversi," ujar Arifin.

Tak hanya itu, ia melihat adanya peluang kegiatan ekonomi lain dalam program pengadaan motor listrik. Termasuk pembangunan infrastruktur, terutama untuk jaringan pengisian kendaraan listrik.

"Lalu, PLN akan nambah berapa puluh GW lagi (jaringan listrik) kapasitasnya yang kita harapkan dari pembangkit EBT. Dalam hal ini, solar panel akan menjadi andalan," imbuh Arifin. 

Lebih lanjut, ia mengatakan, pemerintah tengah fokus terhadap motor bakar roda dua yang sudah overpopulasi di angka 120 juta unit lebih. Angkanya terus bertambah 5-6 persen setiap tahun. 

"Jadi, konsumsi 1 liter tiap hari equivalen 650 crude oil per hari. Kalau USD 80, maka kita bakar USD 480 juta per hari. Emisinya, menghasilkan 2,5 kg emisi. Jadi, kalau 120 juta, berarti berapa 300 juta kg emisi per hari," paparnya. 

Demi mengusung misi target pengurangan emisi di 2030, pemerintah lantas berinisiatif melakukan program konversi motor bakar ke motor listrik. Menurut Arifin, salah satu keunggulan konversi ini punya pasar dan manfaat yang jelas. 

"Apalagi dengan insentif, maka konversi ini bisa berlaku cepat. Baik untuk motor baru, motor bekas. Apakah kita akan capai (target net zero emission) di 2060? Ya nanti kita sama-sama," pungkas Arifin. 

 

2 dari 2 halaman

Kejar Target 50.000 Motor Listrik Konversi 2023, Luhut Minta BPKB dan STNK Tak Dipersulit

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak seluruh pihak, baik pemerintah maupun swasta bekerjasama untuk mempercepat program konversi motor listrik.

Luhut mengakui masih ada ruang yang perlu diperbaiki untuk mencapai target 50.000 unit sepeda motor listrik konversi hingga akhir 2023.

Hal itu dibicarakannya secara virtual dalam acara penandatangan Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM)-Menteri Perhubungan-Kapri tentang Percepatan Layanan Program Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

"Saya harapkan surat keputusan bersama yang ditandatangani ini dapat mempercepat implementasi solusi yang dibutuhkan seperti percepatan mekanisme cek fisik dan administrasi terkait dokumen kendaraan dalam bentuk BPKB, STNK maupun plat nomor. Ini sangat penting agar kendaraan dapat digunakan kembali di jalan raya," urai Luhut.

Pelaksanaan konversi motor listrik sendiri merupakan salah satu bentuk pelaksanaan amanat dari Peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2020. Luhut bilang, program konversi akan memberikan tiga manfaat luar biasa bagi Indonesia.

“Program konversi ini akan memberi manfaat luar biasa untuk negeri yang kita cintai ini baik dari sisi lingkungan, energi maupun sisi ekonomi," jelas Luhut.

Ia pun merinci manfaat besar penggunaan konversi motor listrik. Pertama, konversi akan menurunkan polusi dalam lingkungan kita dengan menggantikan sepeda motor bakar menjadi motor listrik.

Kedua, konversi dapat memberikan edukasi kepada bengkel konversi UMKM tentang bagaimana cara membuat sepeda motor listrik yang layak dikendarai dengan standar keamanan yang memenuhi syarat.

"Selanjutnya, program konversi dapat menciptakan lapangan kerja skala menengah bawah mengingat masih tingginya populasi sepeda motor bakar yang berpotensi untuk di konversi," tutur Luhut Binsar Pandjaitan.

Video Terkini