Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) sukses melakukan uji statis bahan bakar pesawat ramah lingkungan, atau Sustainable Aviation Fuel (SAF) pada mesin jet CFM56-7B yang biasa digunakan pada pesawat komersil di fasilitas Test Cell milik GMF Aeroasia.
Uji coba ini jadi rangkaian pertama untuk memastikan produk SAF layak digunakan untuk pesawat komersil. Saat ini, Pertamina tengah mendorong produk SAF untuk bisa digunakan pada pesawat komersi. Sebelumnya, pada 2021 produk SAF telah berhasil menerbangkan pesawat militer berjenis CN 250.
Baca Juga
Setelah kesuksesan hasil pengujian statis kali ini, selanjutnya produk SAF akan memasuki tahap pengujian selanjutnya, Uji Ground Round dan Flight Test.
Advertisement
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan, Pertamina memproduksi SAF melalui metode co-processing yang memproduksi green-fuel lewat proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan menjadi green hydrocarbon, dalam hal ini menjadi bioavtur. Produksi SAF saat ini dilakukan di Refinery Unit (RU) IV Cilacap.
"Sebagai perusahaan energi, Pertamina berusaha untuk terus menjawab tantangan global untuk memproduksi green fuel, yaitu dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi di Indonesia," ujar Fadjar, Sabtu (29/7/2023).
Lebih lanjut, Fadjar menjelaskan, SAF dikembangkan sebagai salah satu upaya Pertamina menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target net zero emission 2060, dimana seluruh lini bisnis Pertamina Group bersama-sama mengembangkan inovasi green fuel.
"Produk SAF ini dikembangkan bersama lintas fungsi dan Subholding Pertamina, serta diproduksi oleh Kilang Pertamina. Kami yakin melalui sinergi yang sudah terjalin ini akan terus melangkah ke depan dalam mengembangkan SAF sebagai tonggak utama dan pengembangan Biofuel atau Green Energy di Indonesia," paparnya.
Emirates Siapkan Dana Rp2,9 Triliun demi Maskapai Penerbangan Capai Target Net Zero Emission
Sebelumnya, Emirates mengumumkan dana 180 juta Euro atau setara Rp2,9 triliun untuk membantu maskapai penerbangan mencapai net zero emission. Dana itu akan mendanai proyek penelitian dan pengembangan yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam penerbangan.
Emirates sedang menyiapkan dana tersebut untuk mendekarbonisasi sektor penerbangan. Maskapai penerbangan bendera UEA membuat pengumuman pada Kamis, 11 Mei 2023 sebelum merilis laporan tahunannya.
Dana itu akan mendanai proyek penelitian dan pengembangan yang bertujuan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam penerbangan komersial. Maskapai milik pemerintah Dubai itu mengatakan pendanaan akan disalurkan selama tiga tahun.
Dana bertujuan untuk membantu industri mencapai target net zero emission. "Jelas bahwa dengan jalur saat ini yang tersedia untuk maskapai penerbangan dalam hal pengurangan emisi, industri kami tidak akan dapat mencapai target net zero emission dalam jangka waktu yang ditentukan," kata Presiden Emirates Tim Clark dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Euro News, Minggu, 14 Mei 2023.
"Kami yakin industri kami membutuhkan solusi yang lebih baik, dan itulah sebabnya kami ingin bermitra dengan organisasi terkemuka," sambungnya.
Emirates secara terpisah akan menggunakan apa yang disebut bahan bakar penerbangan berkelanjutan, meskipun masih sangat langka di pasar. Pada Januari 2023, maskapai ini berhasil menerbangkan Boeing 777 dalam uji terbang dengan salah satu dari dua mesinnya yang seluruhnya digerakkan oleh bahan bakar. Pengumuman itu juga datang menjelang Dubai menjadi tuan rumah pembicaraan iklim COP28 pada November 2023.
Advertisement