Sukses

BPOM Tantang Industri Makanan dan Minuman Adopsi Energi Baru Terbarukan

Industri farmasi dan makanan berperan sebagai garda terdepan dalam melindungi bumi dengan mengimplementasikan Sustainable Development Goals 2030 (SDGs) ke-12.

Liputan6.com, Jakarta Industri farmasi dan makanan berperan sebagai garda terdepan dalam melindungi bumi dengan mengimplementasikan Sustainable Development Goals 2030 (SDGs) ke-12.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) RI, Penny K. Lukito.

“Kedepannya, pelaku industri diharapkan tidak hanya fokus pada penggunaan bahan baku dan energi yang efisien, tetapi juga giat mendorong prinsip reuse, reduce, dan recycle serta mengadopsi Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk menjaga lingkungan dan mendukung keberlanjutan," dikutip Minggu (30/7/2023).

Sementara itu, General Manager Corporate Communication PT. Indofood Sukses Makmur Tbk Stefanus Indrayana mengatakan, pihaknya mengapresiasi BPOM RI yang telah mendukung dan mendorong dunia industri dalam mengimplementasikan Produksi dan Konsumsi Berkelanjutan.

"Hal ini selaras dengan SDG’s 2030 yang terdiri dari 17 tujuan yang saling berkaitan dan global trend bisnis berkelanjutan dalam menerapkan prinsip ESG (Environmental, Social dan Governance) yang telah menjadi tuntunan dunia,” ujarnya.

Indrayana, yang juga sebagai penanggap dari industri pangan di forum tersebut, menjelaskan dalam penerapan industri pangan yang mendukung keberlanjutan beberapa langkah berkelanjutan yang telah diterapkan oleh Grup Indofood mencakup penggunaan energi terbarukan, di mana sekitar 67% sumber energi berasal dari biomassa (cangkang) dan energi surya.

Selain itu, perusahaan juga melakukan efisiensi energi dengan mengimplementasikan Sistem Manajemen Energi ISO 50001 untuk menurunkan intensitas energi. Grup Indofood juga mengoptimalkan penggunaan air dengan teknologi Sea Water Reverse Osmosis guna mengurangi penggunaan air tanah (ground water) dan berupaya mengurangi emisi gas rumah kaca.

Tak hanya itu, Grup Indofood telah mengimplementasikan prinsip pengelolaan limbah yang efisien melalui pendekatan reduce, reuse, dan recycle sebagai upaya menjaga keberlanjutan lingkungan.

Disamping itu juga melakukan upaya adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim, menerapkan Sistem Manajemen Lingkungan seperti ISO 140001, Proper, industry hijau dan ISPO serta memelihara keanekaragaman hayati.

Indrayana berharap adanya inisiatif regulator untuk menerapkan kebijakan "best before" daripada "expiry date" dapat mengurangi food waste. Selain itu, bagi perusahaan yang menerapkan praktik industri hijau dan pengurangan emisi gas rumah kaca juga perlu diapresiasi oleh pemerintah.

Grup Indofood juga memperoleh "Penghargaan Keberlanjutan Lingkungan Industri Farmasi dan Makanan" dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI).

Penghargaan ini diberikan atas upaya Grup Indofood dalam menerapkan produksi berkelanjutan berwawasan lingkungan. Grup Indofood meraih penghargaan Platinum untuk kategori Industri Pangan Olahan di kalangan perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

2 dari 3 halaman

Industri Makanan dan Minuman Tumbuh 3,57 Persen

Sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, kinerja industri makanan dan minuman tetap moncer meski perekonomian dunia sempat terpuruk dihantam pandemi dan di tengah ketidakpastian global.

Industri makanan dan minuman mampu tumbuh 3,57 persen (yoy) dan mencatatkan diri sebagai subsektor dengan kontribusi terbesar terhadap PDB industri pengolahan nonmigas pada kuartal III tahun 2022, yaitu sebesar 38,69 persen.

Hal tersebut mampu tercapai berkat kolaborasi yang baik antara pemerintah dan para pelaku industri makanan dan minuman.

“Kinerja industri makanan dan minuman yang baik tidak lepas dari peran serta para pelaku industri di subsektor ini yang telah bekerja keras menjaga pertumbuhan industrinya, sehingga dapat tumbuh yang positif meski pada saat pandemi,” kata Agus dalam keterangan tertulis, Senin (5/12/2022).

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk terus mendorong daya saing industri makanan dan minuman di tanah air, di antaranya dengan memacu penerapan industri 4.0 pada subsektor manufaktur tersebut.

Fasilitasi yang disediakan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dalam rangka percepatan implementasi industri 4.0 di industri makanan dan minuman antara lain melalui pelaksanaan bimbingan teknis transformasi industri 4.0 bagi manager dan engineer, verifikasi Indonesia Industri 4.0 Readiness Index (INDI 4.0) dan pendampingan dalam penerapan industri 4.0 dengan target 800 perusahaan pada tahun 2022 dan 2023.

Tak hanya itu, Kemenperin juga telah meluncurkan Indeks Kepercayaan Industri (IKI) yang merupakan indikator derajat keyakinan atau tingkat optimisme industri manufaktur terhadap kondisi perekonomian dan juga merupakan gambaran kondisi industri pengolahan serta prospek kondisi bisnis di Indonesia.

IKI juga bertujuan digunakan untuk diagnosa permasalahan sektor industri serta penyelesaiannya secara cepat dan tepat. Pada November 2022, nilai IKI berada di posisi 50,89, menandakan sektor industri masih berada di jalur ekspansi.

“IKI bisa menjadi instrumen kami untuk merumuskan kebijakan yang tepat karena sangat penting, kami memohon kerja sama dari para pelaku industri untuk mengisi kuisioner IKI secara jujur dan faktual yang pengisiannya dilakukan melalui Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas). IKI merupakan suara industri, jadi harus dilihat sebagai instrumen untuk menyuarakan keinginan dari para pelaku industri,” ujar Menperin.

3 dari 3 halaman

Harus Dipertahankan

Dalam upaya untuk terus mendorong daya saing industri makanan dan minuman, Kemenperin juga terus memastikan ketersediaan bahan baku industri untuk mendukung roda produksi. Terkait dengan jaminan ketersediaan bahan baku ini, telah diterbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perindustrian yang memastikan industri bisa memperoleh bahan baku melalui neraca komoditas.

“Tentu kami di Kemenperin akan terus berusaha menjamin bahwa rekan-rekan industri memiliki kecukupan bahan baku, dan komitmen dari Kemenperin, kami ingin terus memfasilitasi sehingga tidak ada subsektor manufaktur yang left behind,” tegas Menperin.

Dalam CEO Forum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) di Jakarta, Jumat (2/12), Menperin memberikan apresiasi atas pencapaian dan usaha yang dilakukan pelaku industri makanan dan minuman serta asosiasi tersebut.

Ia pun berharap agar pencapaian itu dapat dipertahankan, bahkan ditingkatkan untuk ke depannya seperti sebelum Covid-19 yang pernah mencatatkan pertumbuhan di angka 7 persen hingga 9 persen.

Menurutnya, GAPMMI yang merupakan wadah pengusaha di bidang industri makanan dan minuman mempunyai peran yang sangat strategis sebagai mitra pemerintah untuk menumbuhkembangkan industri makanan dan minuman di tanah air.

“Partisipasi aktif dari asosiasi dan para pelaku industri dalam memberikan masukan kepada pemerintah sangat diperlukan agar kebijakan pengembangan industri tepat sasaran. Tidak hanya pada industri makanan dan minuman saja, tetapi pada industri secara keseluruhan,” tuturnya.