Liputan6.com, Jakarta Israel mengungkapkan rencana untuk membangun jalur kereta cepat senilai USD 27 miliar atau sekitar Rp. 407,3 triliun yang akan menghubungkan daerah-daerah terpencilnya ke kota metropolitan Tel Aviv, dan sejumlah negara lainnya di Timur Tengah.
Mengutip US News, Senin (31/7/2023) Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich mengatakan bahwa jalur kereta cepat itu akan menghubungkan wilayah utara-selatan dengan kecepatan tinggi. Proyek ini ditargetkan rampung dalam 10 tahun ke depan.
Baca Juga
Pengumuman rencana proyek kereta cepat itu menyusul perjalanan pejabat tinggi AS ke Arab Saudi pekan lalu.
Advertisement
Saat membuka pertemuan kabinet Israel, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mempromosikan program pembangunan infrastruktur bernama "Proyek Satu Israel". Proyek itu diharapkan dapat mendukung percepatan waktu perjalanan darat ke pusat pusat bisnis dan pemerintahan negara di Timur Tengah.
Rencana tersebut pada dasarnya adalah pembaruan kembali ide yang dipromosikan selama bertahun-tahun, meskipun hanya sedikit kemajuan yang dicapai.
Pemerintah Israel pada tahun 2010 silam telah menyetujui inisiatif serupa bernilai multi-miliar shekel untuk jaringan nasional.
"Saya ingin menambahkan bahwa di masa depan kami juga akan dapat mengangkut kargo dengan kereta api dari Eilat ke Mediterania kami, dan juga akan dapat menghubungkan Israel dengan kereta api ke Arab Saudi dan semenanjung Arab," kata Netanyahu dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi lokal.
"Dalam hal ini juga, kami sedang bekerja," ujar PM Israel Benjamin Netanyahu.
Â
Â
Proyek Kereta Cepat Jakarta Surabaya Keluar dari PSN, Ini Alasannya!
Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) Wahyu Utomo, mengungkapkan alasan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dihentikan dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Alasan pertama, yaitu belum diperoleh pembiayaan yang jelas. Menurutnya, sangat berat jika pembiayaan mega proyek pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya menggunakan APBN, lantaran anggaran yang dibutuhkan sangat besar.
"Kereta api Jakarta-Surabaya lah jelas. Itu kan enggak bisa selesai pembiayaannya saja belum. Waktu itu memang teman-teman itu memasukkan supaya ada percepatan dalam kajian. Nah itu sudah dilakukan, tapi teman-teman Kemenhub itu kan belum mempresentasikan," kata Wahyu Utomo saat ditemui usai menghadiri acara Sewindu PSN: Sustainable Infrastrukture towards Indonesia Emas 2045, di Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2023).
Selain skema pembiayaan yang belum jelas. Alasan selanjutnya, kata Wahyu yaitu Kementerian Perhubungan (Kemenhub) belum mendiskusikan mengenai Feasibility Study (FS) dari proyek tersebut. Alhasil, KPPIP hingga kini belum tahu detail proyeknya seperti apa.
"Itu kan tidak kecil costnya. Dan waktunya pasti panjang itu. Putusannya juga apakah itu mau kereta cepat, atau kereta semi cepat, atau seperti apa," ujarnya.
Bahkan, dari Kementerian Perhubungan sendiri yang mengusulkan terlebih dahulu agar proyek tersebut tidak dilanjutkan. Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan ke depannya KPPIP akan mencari solusi terkait kendala pembiayannya. Namun yang pasti tidak cukup dengan APBN.
"Ya pastilah (terbuka investasi). Ga mungkin dengan APBN itu. KPBU pun itu kan sektor yang agak berat untuk yang antarkota," ujarnya.
Adapun terkait penghentian proyek tersebut, pihaknya telah melaporkan ke Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Setelah itu, Menko Airlangga akan melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Itu semua udah dilaporkan ke Pak Menko, Pak Menko harus lapor ke Presiden. Keputusannya di Presiden terakhir," pungkasnya.Â
Advertisement
Kereta Cepat Jakarta Bandung Bakal Tembus Sampai Surabaya, Lewati Yogyakarta
Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian memprogramkan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga Surabaya dengan melewati Yogyakarta.
"Nama tetap Kereta Cepat Jakarta-Bandung, namun nantinya kereta ini tetap kita programkan sampai Surabaya melewati Yogyakarta," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI dikutip dari Antara, Rabu (5/7/2023).
Risal menambahkan, untuk ke arah Bandung integrasi kereta cepat tersebut ada di Stasiun Padalarang di mana tersedia kereta feeder. Memang kereta feeder tersebut tidak disediakan di stasiun akhir kereta cepat yang berada di Tegalluar karena jarak yang cukup jauh.
"Dengan kereta feeder maka dari Stasiun Padalarang ke Bandung membutuhkan waktu 15 menit, sehingga total perjalanan Jakarta-Bandung membutuhkan waktu 39 menit dengan kereta cepat," katanya.
Dalam rapat tersebut, Risal juga menyampaikan bahwa terkait Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek tahun 2023 ini dioperasionalkan, di mana LRT siap dioperasionalkan pada 18 Agustus. Bersama dengan tanggal operasional kereta LRT Jabodebek, Kementerian Perhubungan juga melakukan uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Sebelumnya, pemerintah akan melaksanakan studi untuk perpanjangan jalur Kereta Api Cepat dari Bandung hingga ke Surabaya. Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Pengalaman Indonesia Bangun Kereta Cepat
Dengan adanya pengalaman Indonesia dalam membangun kereta api cepat, akan banyak penghematan yang dapat dilakukan. Kemudian, melalui hilirisasi, akan banyak material yang digunakan dari dalam negeri, sehingga akan menghasilkan terobosan-terobosan baru.
Sebagai informasi, kecepatan 350 km/jam yang merupakan puncak kecepatan KCJB nantinya saat dioperasikan sejauh 142,3 km. Dari hasil uji coba dengan kecepatan tersebut, waktu tempuh dari Stasiun Halim ke Padalarang adalah 32 menit dan dari Stasiun Tegalluar kembali menuju Halim 44 menit.
Dengan kecepatan 350 km/jam, Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah melewati kecepatan perjalanan kereta api reguler yang selama ini memiliki kecepatan hingga 120 km/jam.
Advertisement