Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut, inflasi Juli 2023 secara tahunan atau year on year (YoY) sebesar 3,08 persen didominasi oleh komoditas komponen inti.
"Menurut komponennya, Inflasi tahunan sebesar 3,08 persen dominan disumbang oleh komponen inti," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Baca Juga
Menurutnya, tiga komponen menunjukkan tren penurunan sejak Maret 2023. Tiga komponen tersebut diantaranya, komponen inti, komponen Harga Diatur Pemerintah, dan komponen harga Bergejolak.
Advertisement
Lebih lanjut, Pudji merinci, untuk komponen inti mengalami inflasi tahunan sebesar 2,43 persen. Komponen inti ini memberikan andil terbesar terhadap inflasi tahunan yaitu sebesar 1,57 persen.
Komoditas dominan yang memberikan andil inflasi diantaranya, tarif kontrak rumah, sewa rumah, emas perhiasan, biaya perguruan tinggi, upah asisten rumah tangga, dan biaya sekolah SD.
Komponen Harga
Untuk komponen harga yang diatur Pemerintah mengalami inflasi tahunan sebesar 8,42 persen. Komponen ini memberikan andil sebesar 1,51 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi selama setahun terakhir adalah bensin, rokok kretek filter, tarif angkutan dalam kota, bahan bakar rumah tangga, rokok putih, tarif angkutan antar kota, rokok kretek, dan solar.
Selanjutnya, untuk komponen harga bergejolak mengalami deflasi sebesar 0,03 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi selama setahun terakhir adalah cabai merah, bawang merah, cabai rawit, dan minyak goreng.
BPS menyoroti, penurunan harga terdalam terjadi pada komponen harga bergejolak. "Andil harga bergejolak terhadap inflasi pada paruh pertama tahun 2023 ini terlihat terus menurun," pungkasnya.
Inflasi Juli 2023 Tembus 0,21%, Pemicunya Harga Tiket Pesawat Mahal
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi Juli 2023 secara bulanan atau month to month (mtm) mencapai 0,21persen. Sehingga inflasi tahunan atau year on year (YoY) dibanding Juli 2022 menjadi 3,08 persen, sementara inflasi tahun kalender atau year to date 1,45 persen.
"Jika dilihat secara series sebagaimana disajikan pada grafik terlihat bahwa inflasi Juli 2023 secara bulan ke bulan lebih tinggi, dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yaitu Juni 2023 yang sebesar 0,14 persen. Namun angka ini lebih rendah dibandingkan inflasi bulan yang sama di tahun lalu yaitu Juli 2022 yang sebesar 0,64 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Penyumbang utama inflasi terbesar Juli 2023 berasal dari kelompok transportasi dengan inflasi sebesar 0,58 persen dan Andil 0,08 persen.
Sementara, komoditas penyumbang inflasi terbesar month to month diantaranya angkutan udara dengan adil sebesar 0,06 persen, kemudian daging dengan andil sebesar 0,04 persen, cabe merah dengan andil sebesar 0,03 persen.
Kemudian bawang putih dengan andil sebesar 0,02 persen dan beberapa komoditas dengan andil sebesar 0,01 persen seperti biaya sekolah dasar, telur ayam ras, biaya sekolah biaya Sekolah menengah Atas dan biaya sekoah Menengah Pertama, rokok Kretek filter dan kentang.
Â
Advertisement
Sebaran Inflasi
Adapun jika dilihat sebaran inflasi bulanan menurut wilayah. BPS mencatat secara umum dari 90 kota IHK, terdapat 77 kota yang mengalami inflasi.
"Dari 77 kota tersebut sebanyak 46 kota mengalami inflasi diatas inflasi nasional dan 31 kota lainnya di bawah nasional, sedangkan 13 kota lainnya mengalami deflasi," ujarnya.
Lebih lanjut, sebaran inflasi tertinggi dan deflasi terdalam masing-masing menurut pulau, pertama terjadi di pulau Sumatera. Inflasi tertinggi terjadi di kota Gunungsitoli yaitu sebesar 1,30 persen, dan deflasi terdalam di pulau Sumatera ini terjadi di kota Lhokseumawe yaitu sebesar 0,04 persen.
Selanjutnya, di Pulau Jawa inflasi tertinggi terjadi di kota Surakarta,yaitu sebesar 0,31 persen dan deflasi terdalam terjadi di Sumenep yaitu sebesar 0,08 persen.
Di Kepulauan Bali dan Nusa Tenggara, inflasi tertinggi terjadi di Maumere yaitu sebesar 0,65 persen, dan inflasi terendah terjadi di kota Mataram sebesar 0,21 persen.
Di Pulau Kalimantan inflasi tertinggi terjadi di kota Balikpapan sebesar 0,53 persen, dan deflasi terdalam terjadi di Singkawang yaitu 0,07 persen. Dan di pulau Sulawesi, inflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar 0,73 persen, dan deflasi terdalam terjadi di Kota Parepare sebesar 0,08 persen.
Di kepulauan Mauluku dan Papua, inflasi tertinggi terjadi di Monokwari sebesar 1,43 persen, dan deflasi terdalam terjadi di kota Tual sebesar 0,50 persen.