Sukses

BERANI BERUBAH: Mainan Montessori Pembawa Cuan

Dia bercerita bahwa mulai resign dari Kementerian Keuangan sejak 2021. Karena ingin lebih dekat dengan anak sekaligus mengoptimalkan usaha, dia pun membuka bisnis mainan edukasi ini.

Liputan6.com, Jakarta Usai memutuskan untuk resign, mantan Pegawai Negeri Sipil (PNS) asal Lampung Dian Rizki Hidayati memberanikan diri membuka bisnis mainan edukasi montessori. Dengan usaha pribadinya ini, dia mampu meraup pundi-pundi uang yang mencapai puluhan hingga ratusan juta per bulan.

Lantas, bagaimana kisahnya?

Dia bercerita bahwa mulai resign dari Kementerian Keuangan sejak 2021. Karena ingin lebih dekat dengan anak sekaligus mengoptimalkan usaha, dia pun membuka bisnis mainan edukasi ini.

"Ketika sekitar 2019-2020 itu saya lagi suka dan mendalami metode pendidikan usia dini montesori. Jadi, saat itu saya sedang mencari mainan untuk anak saya sendiri, saya cari yang kualitasnya baik dan standarnya juga bagus," cerita dia kepada tim Berani Berubah.

Dia lanjut bercerita, "Saya kesulitan mencarinya, terus saya harus impor. Itu jadinya sulit. Saya mendapatkannya mahal. Dari situ saya kepikiran bagaimana kalau misalnya ada mainan asal Indonesia yang dibuat oleh perajin Indonesia dibikin dengan standar-standar yang bagus terus kualitasnya juga bagus, gitu."

Sementara itu mengenai sistem kerja, Dian menuturkan bahwa ada kesulitan tersendiri dalam menjalani bisnis montessorinya ini. Sebab, sebelumnya dia merupakan seorang PNS.

"Kesulitannya ya berbeda. Kalau PNS itu kan kita sudah bekerja sesuai SOP. Sedangkan kalau berbisnis, itu kan kita sendiri yang bikin SOP. Jadi, bedanya di situ. Kuliah juga latar belakangnya bukan bisnis. Jadinya memang menerka-nerka bagaimana menjalankan bisnis," tutur dia.

Adapun untuk bahan pembuatannya, Dian memanfaatkan kayu pinus. Hal itu karena karakter yang ringan juga warnanya terang sehingga lebih mudah diwarnai.

"Itu karakter kayu pinus itu bagus untuk mainan anak dan kayu pinus Indonesia itu kayu yang termasuk terkuat di dunia dibandingkan dengan kayu pinus dari negara-negara lain," ujar Dian.

Untuk selanjutnya, mainan montessori buatan Dian dikirim hingga ke luar negeri. Bahkan dia mengungkapkan kini sudah memiliki marketplace untuk memasarkan produknya ini. "Kalau grosiran itu kan reseller, kita sudah ke delapan negara. Reseller kami itu ada di Singapura, Australia, Malaysia, AS, Kanada, China, Norwegia," ungkapnya.

 

2 dari 2 halaman

Buka Peluang Kerja

Untuk membantunya dalam menjalankan bisnis, Dian kini sudah memiliki enam orang pegawai di workshop tempatnya memproduksi mainan tersebut. Meskipun awalnya merasa kesulitan, tapi karyawannya kini sudah memahami karakter bahan yang digunakan untuk membuat mainan edukasi montessori.

"Awalnya pasti kesulitan. Saya dari belum tahu tentang kayu itu bagaimana, karakter kayu, tekstur kayu, tapi dari awal sudah diajarkan cara ngecat gimana, ampelas gimana. Jadi, Alhamdulillah perlahan-lahan kita bisa ngerti kok dan paham karakter kayu bentuk kayu itu gimana," cerita Andi salah satu karyawan.

Produk mainan montessori ini, kata Dian, sudah tersertifikasi SNI jadi aman untuk anak-anak. Untuk pewarnanya juga sudah tersertifikasi, ada yang tersertifikasi ASTM ada juga yang sertifikasi ECHA dari Eropa.

Adapun untuk variasi harga yang dijualnya berkisar antara Rp 30 ribu hingga yang mahal sampai Rp 1,5 juta. Sementara untuk pendapatan per bulan bisa mencapai Rp 30-100 juta.

"Usaha ini berawal dari keberanian untuk membuat anak yang berkualitas dan ramah lingkungan. Intinya harus semangat, terus berkarya, pantang menyerah, dan berani berubah!" pungkasnya.