Liputan6.com, Jakarta Prinsip Environmental, Social and Governance (ESG) semakin digaungkan Pemerintah dan disambut sektor swasta. Terbukti, peminat atau konsumen lebih memperhatikan kosep ESG untuk pembelian properti di Indonesia.
Penerapan ESG yang dicanangkan pemerintah, sebenarnya digaungkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dalam praktik bisnis dan investasinya akan turut mengintegrasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip pelestarian lingkungan, tanggung jawab sosial, dan tata kelola yang baik.
Baca Juga
Terkait dengan isu perubahan iklim, Sinar Mas Land menjadi salah satu pengembang properti di Indonesia yang telah mengimplementasikan konsep pembangunan berkelanjutan dan ramah lingkungan sebelum proses ESG diterapkan.
Advertisement
Sinar Mas Land juga mendukung penuh kebijakan pemerintah mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060.Â
Dampak positif yang dihasilkan dari penerapan konsep pembangunan berkelanjutan mendorong konsumen melirik rumah dan gedung yang ramah lingkungan untuk investasi dan kepemilikan mereka. Bahkan, untuk bangunan komersial seperti gedung perkantoran BSD Green Office Park pun memiliki occupancy rate di atas 93 persen.
"Apalagi saat ini tren green living juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban," ujar M. Reza Abdulmajid, Chief Risk & Sustanability Officer Sinarmas Land, Rabu (2/8/2023).
Inisiatif yang sudah dilakukan Sinar Mas Land antara lain penerapan material ramah lingkungan, menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) melalui penerapan panel surya di bangunan-bangunan komersial, sarana penerangan jalan hingga pemanfaatan layanan Renewable Energy Certificate (REC) dari PT PLN (Persero).Â
"Kami pada tahun 2023 ini tengah melakukan pengelolaan sampah secara bertahap, di mana targetnya hanya menyumbang 20-25 persen sampah ke TPA, sedangkan 70 persennya bisa kami kelola sendiri," jelasnya.
Pakai Plastik Bekas untuk Aspal
Tak hanya itu, pihaknya pun telah menggunakan biji plastik bekas pakai untuk bahan baku aspal sejak tahun 2021 lalu. Selain itu, di gedung-gedung properti miliknya pun telah menampung air hujan yang digunakan untuk menyiram tanaman dan suplai air untuk membersihkan toilet.
"Efisiensi energi juga sudah ada 6 sampai 7 gedung yang sudah bersertifikat green building, itu bisa sekitar 7 persen energy saving dan secara keseluruhan Sinarmas menghemat emisi karbon 35 persen," tuturnya.
Tak hanya itu, pihaknya pun telah menerapkan solar panel di gedung-gedung komersial miliknya, di mana hal tersebut bisa menurunkan hingga 14 persen emisi karbon pada tahun 2022.
"Kami juga menerapkan suplier yang masuk ke kita juga harus punya sertifikat green material, jadi jika ada suplier yang mengajukan tender ke kita dengan adanya sertifikat green material maka akan berpeluang bekerjasama dengan kita lebih besar," ungkapnya.
Â
Â
Advertisement
Milenial Peduli
Sementara, Meita Laimanto Partner-Risk Assurance PwC mengatakan, berdasarkan survei, kaum milenial juga lebih tertarik membeli produk dari perusahaan yang memiliki label 'green', terutama untuk properti. Hal tersebut lantaran saat ini banyak millenials yang sudah peduli dengan perubahan iklim.
"Selain itu, perusahaan juga mau mengeluarkan biaya lebih untuk memiliki label 'green', rata-rata mau mengeluarkan sekitar 5-10 persen lebih besar dari pengeluaran biasanya," ungkap Meita.
Sehingga, penerapan ESG ini dirasa tepat dilakukan oleh sektor swasta, yang sudah disambut oleh pasarnya. Sembari tetap menjalankan amanat pemerintah soal energy saving dan juga ramah lingkungan.
Â
Â
Â