Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) berhasil mengebor sumur gas TN-Q468 di Lapangan Tunu, dengan kedalaman yang mencapai 5216 meter dengan memakai desain extended light architecture paling dalam yang pernah dibor di area Delta Mahakam atau Blok Mahakam.
General Manager PHM, Setyo Sapto Edi menjelaskan bahwa selain menghasilkan kinerja yang lebih cepat dan selamat, penerapan pengeboran dengan desain extended light architecture ini oleh PHM menghasilkan penghematan biaya pengeboran yang mencapai USD 1,8 juta.
“Pengeboran pada kedalaman lebih dari 5.200 meter dengan arsitektur standar memerlukan waktu rata-rata sekitar 27 hari pengeboran dan biaya mencapai USD 7 juta. Dengan desain arsitektur ini, PHM berhasil melakukan pengeboran sumur TN-Q468 dengan aman dan selamat dalam 18 hari sehingga menurunkan biaya secara signifikan,” terang Edi dalam keterangannya, Kamis (3/8/2023),
Advertisement
Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI), John Anis menyatakan Perusahaan menerapkan beragam inovasi dan teknologi dalam menjalankan operasi dan bisnis migas perusahaan berdasarkan praktik-praktik terbaik di industri migas nasional dan dunia.
“Dalam hal pengeboran sumur-sumur eksplorasi dan eksploitasi, kami menerapkan praktik-praktik terbaik, inovasi, dan teknologi yang dapat meningkatkan keselamatan, kecepatan, serta mengurangi biaya pengeboran,” ujar John.
Menurut John Anis, Perusahaan pun menjalankan kegiatan pemeliharaan, perbaikan, dan reaktivasi sumur-sumur migas sehingga menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dan usia sumur yang lebih panjang.
“Pengembangan Lapangan Tunu yang terus dijalankan oleh Perusahaan merupakan langkah strategis dalam mempertahankan produksi migas WK Mahakam yang penting dalam mendukung penyediaan energi dan transisi energi Indonesia,” pungkas John.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak Perusahaan PHI yang menjalankan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi dengan cara yang aman, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan
Produksi Minyak PHE Capai 1.053 MBOEPD per Mei 2023
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sebagai Subholding Upstream PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk terus berkontribusi dalam produksi minyak dan gas bumi (migas) nasional melalui kegiatan eksplorasi dan akuisisi.
"Enam belas tahun sudah PHE melayani negeri dengan terus menghadirkan energi ke seluruh pelosok Indonesia. Bertambah usia artinya bertambah pula harapan untuk dapat berkontribusi secara optimal memenuhi target produksi nasional 1 juta BOPD dan 12 BSCFD pada 2030 guna mendukung ketahanan energi nasional," ucap Corporate Secretary PHE Arya Dwi Paramita dikutip dari Antara, Senin (10/7/2023).
Hingga Mei 2023, PHE mencatatkan produksi minyak sebesar 1.053 MBOEPD (100 persen dari target year to date/ytd Mei 2023) dengan rincian produksi minyak sebesar 572 MBOPD dan produksi gas 2.788 MMSCFD.
Capaian itu didukung melalui penyelesaian rencana kerja pengeboran enam sumur eksplorasi, 299 sumur pengembangan, 316 workover dan 13.257 well services menggunakan 69 drilling rigs dan 132 WI rigs.
Advertisement
Gali Potensi
PHE menyebut akan terus berupaya menggali potensi dari berbagai aspek untuk pencapaian target yang telah ditentukan.
"Capaian untuk mendukung target jangka panjang perusahaan antara lain melalui program kerja eksplorasi dan akuisisi. Capaian eksplorasi saat ini juga sangat menggembirakan, di mana PHE berhasil menemukan gas discovery dari sumur eksplorasi Helios D-1 di Kalimantan Timur dan NSO XLLL di Sumatera Utara. Hal ini menjadi bukti program gas transition dari temuan sumber daya gas dari berbagai sumur eksplorasi sejak tahun lalu," ungkap Arya.
Capaian lainnya ialah penandatanganan pengelolaan Wilayah Kerja (WK) Peri Mahakam di lepas pantai Kalimantan Timur dan babak baru pengelolaan WK East Natuna di area perbatasan negara Kepulauan Natuna.