Sukses

Harga Minyak Dunia Bertambah Mahal Usai Arab Saudi dan Rusia Tahan Pasokan

Harga minyak dunia tetap merangkak naik meskipun ada kekhawatiran beberapa bank sentral di seluruh dunia akan terus menaikkan suku bunga untuk mengurangi inflasi yang membandel.

Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik sekitar 2% usai Arab Saudi dan Rusia mengambil langkah-langkah untuk menjaga pasokan tetap ketat hingga September dan mungkin setelahnya.

Melansir laman CNBC, Jumat (4/8/2023), harga minyak dunia berjangka Brent naik USD 1,94, atau 2,3%, menjadi USD 85,14 per barel.

Sementara harga minyak mentah dunia West Texas Intermediate AS naik USD 2,06 atau sebesar 2,6%, menjadi USD 81,55.

Kurangnya pergerakan harga yang besar dalam beberapa minggu terakhir telah memangkas volatilitas harga minyak berjangka 30 hari untuk Brent yang secara historis masuk ke level terendah sejak Februari 2022.

Di pasar minyak lainnya, harga minyak diesel berjangka AS naik sekitar 2% ke level tertinggi sejak Januari 2023.

Arab Saudi mengatakan akan memperpanjang pengurangan produksi minyak secara sukarela sebesar satu juta barel per hari (bpd) untuk bulan ketiga termasuk September. Kebijakan ini dapat diperpanjang lebih dari itu. Produksi minyak Saudi diperkirakan sekitar 9 juta barel per hari pada bulan September.

Sementara Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan negaranya akan memangkas ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari pada September.

Pemotongan yang diumumkan itu mengikuti langkah pada bulan Juni oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya seperti Rusia, yang secara kolektif dikenal sebagai OPEC+, untuk membatasi pasokan minyak hingga 2024.

Para menteri OPEC+ akan bertemu pada hari Jumat untuk meninjau pasar. “Kami memperkirakan pertemuan (OPEC+) akan menghasilkan kelompok produsen melanjutkan pemotongan produksi yang awalnya dibuat pada pertemuan 5 Oktober, dan meningkat secara sukarela pada pertemuan 3 April dan 4 Juni,” analis di ClearView Energy Partners, sebuah perusahaan riset, kata dalam sebuah catatan.

 

 

2 dari 3 halaman

Dibayangi Kenaikan Suku Bunga

Harga minyak dunia tetap merangkak naik meskipun ada kekhawatiran beberapa bank sentral di seluruh dunia akan terus menaikkan suku bunga untuk mengurangi inflasi yang membandel. Sebab kondisi ini yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Di Amerika Serikat, sejumlah warga mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran yang tercatat naik sedikit pada pekan lalu.

Sementara PHK turun ke level terendah 11 bulan di bulan Juli karena kondisi pasar tenaga kerja yang ketat. Meskipun ketatnya pasar tenaga kerja, beberapa analis mengatakan prospek inflasi terus membaik.

Pada saat yang sama, sektor jasa AS melambat pada bulan Juli karena bisnis menghadapi harga input yang lebih tinggi meskipun permintaan terus meningkat, menunjukkan jalan menuju inflasi rendah bisa panjang dan lambat.

"Indikator aktivitas ISM (Institute for Supply Management) menunjukkan bahwa manufaktur berada dalam resesi dan output sektor jasa menjadi sedikit lebih lamban," kata analis di ING, sebuah bank, dalam sebuah catatan.

 

3 dari 3 halaman

Di China

Di China, selaku konsumen minyak terbesar kedua di dunia, bank sentral berjanji untuk mengarahkan lebih banyak sumber keuangan ke ekonomi swasta. Ini menunjukkan urgensi baru dari Beijing untuk meningkatkan kepercayaan saat momentum ekonomi melemah.

Di Inggris, Bank of England menaikkan suku bunga utamanya sebesar seperempat persentase poin ke level tertinggi dalam 15 tahun sebesar 5,25%.

Ini menjadi kenaikan ke-14 berturut-turut, dan memperingatkan bahwa biaya pinjaman kemungkinan akan tetap tinggi untuk beberapa waktu.

Di Eropa, penurunan aktivitas bisnis zona euro memburuk lebih dari yang diperkirakan pada bulan Juli karena penurunan manufaktur disertai dengan perlambatan pertumbuhan lebih lanjut di industri jasa dominan blok tersebut.