Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan penumpang LRT Jabodebek. Menurutnya, ini juga yang jadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Erick menyampaikan, adanya perbaikan sistem operasional hingga penyelesaian dugaan salah desain rel lengkung panjang (longspan) merupakan bagian dari kepastian keselamatan penumpang. Diketahui, pihak LRT Jabodebek kini tengah mematangkan sistem operasional sebelum diresmikan di akhir Agustus 2023 nanti.
Baca Juga
"Kalau takut, Pak Presiden aja sudah naik 3 kali gitu. Artinya apa? Pak Presiden ingin memastikan keselamatan para penumpang yang kita ingin masyarakat ini merasa aman," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (4/8/2023).
Advertisement
Mengacu pada sejumlah catatan proyek yang ada, Erick Thohir menegaskan hal itu bukan bermaksud untuk menakut-nakuti pengguna nantinya. Apalagi, sudah ada langkah perbaikan yang dijalankan.
"Itu aja yang saya rasa persepsinya tidak bermaksud menakut-nakuti tapi perbaikan itu harus ada. Tapi itu harus ada, harus ada," kata dia.
Ketua Umum PSSI ini juga menegaskan aspek keamanan di proyek-proyek yang pertama kali digarap memang jadi perhatian publik. Namun, lagi-lagi aspek keselamatan operasional tetap jadi prioritas.
Sebagai contoh, ada proyek MRT yang awalnya bakal terkena dampak negatif akibat sering banjirnya sejumlah wilayah di Jakarta.
"Loh iya harus (memastikan keselamatan), ya kan. Ini kan MRT pun saya rasa awal-awal nya orang takut, 'ih jangan-jangan Jakarta sering banjir, MRT banjir' tapi alhamdulillah hari ini tidak," beber Menteri BUMN.
Â
Menhub Undang Konsultan
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, proyek LRT Jabodebek dibangun dengan prinsip kehati-hatian, mengutamakan aspek keselamatan, dan menggunakan desain perencanaan yang dihasilkan oleh konsultan internasional.
Ini dia ungkapkan saat menemani Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menjajal LRT Jabodebek, Kamis, 3 Agustus 2023. "Kami mengundang konsultan yang sudah berpengalaman untuk melakukan review terhadap pekerjaan dan juga telah mengikuti standar yang berlaku," ujar Menhub dalam keterangannya, seperti dikutip Jumat (4/8/2023).
Menhub mengungkapkan, desain maupun hasil pekerjaan telah mendapatkan persetujuan dan sertifikasi dari Komite Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR.
Selain itu, seluruh pekerjaan dari proyek ini juga telah dilakukan pengujian oleh Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA), serta telah mendapatkan penilaian sistem manajemen keselamatan perkeretaapian.
"Untuk suatu karya baru anak bangsa, ini termasuk luar biasa. Jadi dibuat oleh orang Indonesia dan driverless. Untuk membangun ini memang banyak tantangan yang dilalui," ujar Menhub.
Setelah kunjungan Presiden ini, akan dilakukan penyempurnaan lebih lanjut agar operasional LRT semakin baik. Terkait uji coba operasional untuk masyarakat umum, akan dilakukan setelah proses penyempurnaan selesai dilakukan.
Turut hadir dalam kegiatan ini, Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal dan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Didiek Hartantyo.
Â
Advertisement
Jokowi Buka Suara
Presiden Joko Widodo ikut buka suara mengenai adanya dugaan desain rel jembatan panjang (longspan) tak sesuai. Dia menyebut kalau kesalahan dalam proyek garapan pertama kali wajar terjadi.
Dugaan salah desain longspan merujuk pada longspan Gatot Subroto - Kuningan. Dugaan kesalahannya disebut ada pada lebar lintasan yang membuat laju LRT Jabodebek mengurangi kecepatannya.
Jokowi mengatakan, proyek LRT Jabodebek adalah proyek yang pertama kali digarap oleh Indonesia, sama halnya dengan MRT dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
"Tadi kan sudah saya sampaikan, ini LRT yang pertama kali dikerjakan sehingga kalau ada koreksi akan kami perbaiki, tetapi jangan senang mencari-cari kesalahan karena kesalahan pasti ada karena baru pertama kali," kata dia usai menjajal LRT Jabodebek, di Jakarta, Kamis (3/8/2023).
Jokowi lantas menyebut, kalau proyek LRT Jabodebek sendiri digarap oleh banyak BUMN. Diantaranya, unit kereta LRT yang digarap INKA, hingga konstruksi yang digarap Adhi Karya dan lainnya.
"Dan ini adalah produksi INKA, konstruksinya dikerjakan oleh kita sendiri sehingga kalau ada kurang-kurang harus dimaklumi, tetapi harus tetap diperbaiki," ungkapnya.
Dia membantah dugaan kurang tepatnya konstruksi merujuk pada tak adanya persiapan pembangunan. Namun, Kepala Negara menyebut kalau penyesuaian dalam pelaksanaan proyek jadi satu hal yang wajar terjadi. Artinya, ini merujuk juga pada adanya kesalahan yang terjadi.
"Enggak lah, semua direncanakan, semua kami hitung tetapi di lapangan, tetapi ada penyesuaian, ada adjustment, ada penyesuaian, saya kira biasa," jelasnya.
Â
Tak Langsung Sempurna
Pada kesempatan ini, Jokowi menyoroti kalau setiap kesalahan dalam pelaksanaan proyek merupakan hal yang wajar. Apalagi, sebagai proyek-proyek besar yang digarao pertama kali.
"Sekali lagi harus kita ingat, MRT baru pertama kali di Indonesia, LRT baru pertama kali, Kereta Cepat juga baru pertama kali di Indonesia sehingga apabila ada kekurangan, ada yang perlu dikoreksi sehingga itu wajar," jatanya.
"Jangan mengharapkan semuanya langsung sempurna, karena pasti ada perbaikan-perbaikan sistem, perbaikan teknis, dan yang lainnya," sambung Joko Widodo.
Advertisement