Sukses

LRT Jabodebek Memang Harus Melambat lewat Longspan, Erick Thohir: Kalau Belok Tetap 80 Km Serem Juga

Laju LRT Jabodebek yang melambat itu sempat disoroti oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko. Menurut Tiko, desain longspan yang dinilai sempit berdampak pada penurunan kecepatan dari laju rangkaian LRT Jabodebek.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menilai laju LRT Jabodebek yang melambat lewat jembatan rel lengkung panjang (longspan) merupakan hal yang wajar. Hal ini mengingat ada aspek keselamatan yang dijaga dalam operasional kereta tanpa masinis LRT Jabodebek.

Diketahui, laju LRT Jabodebek bisa mencapai 80 kilometer (km) per jam. Namun, kecepatan dinilai perlu disesuaikan ketika melewati titik seperti lengkungan panjang, seperti longspan.

"Ketika kita naik (dengan kecepatan) 80 km, ada belokan turun jadi 30 km, ya saya rasa pas juga lah, kalau belok tetap 80 km, serem juga gitu," kata Erick Thohir saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (4/8/2023).

Sebelumnya, laju LRT Jabodebek yang melambat itu sempat disoroti oleh Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo alias Tiko. Menurut Tiko, desain longspan yang dinilai sempit berdampak pada penurunan kecepatan dari laju rangkaian LRT Jabodebek.

Hal yang sama juga disebut oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Menhub Budi menilai, melambatnya rangkaian kereta menjadi 40 km/jam merupakan hal yang wajar. Sebagai solusi untuk mengejar waktu tempuh, maka dinilai perlu peningkatan kecepatan di titik lintasan lainnya.

Erick bilang, setiap catatan dalam proyek LRT Jabodebek sebelum resmi beroperasi juga menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Kendati begitu, setiap catatan tersebut memang perlu diperbaiki secara bersama-sama.

"Itu yang kita lakukan selama ini, jadi saya rasa Pak Presiden kemarin sudah bikin statement juga mengenai KRL, bahwa ayo sama-sama kita perbaiki, dan intinya biasa kalau yang pertama gitu, dan ini bukan sesuatu yang signifikan," urainya.

 

2 dari 4 halaman

Longspan Sudah Diperbaiki

Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan perbaikan di jembatan rel lengkung panjang atau longspan LRT Jabodebek sudah dilakukan. Menyusul, adanya dugaan longspan di jalan Gatot Subroto - Kuningan itu salah desain.

Pernyataan Erick ini sekaligus melengkapi hal yang diungkap Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo. Menurut dia, Kartika melihat konteks bahwa longspan itu merupakan bagian yang tak mudah untuk dikerjakan.

"Bukan (salah desain) itu begini lah, lekukan itu kan memang tidak mudah. Saya rasa statement yang dimaksud Pak Wamen itu bahwa memang lekukan itu lekukan yang tidak mudah, perlu ada perbaikan dan itu sudah dilakukan sebenarnya. Jadi bukannya sekarang belum baik, sudah dilakukan sebelum uji coba," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (4/8/2023).

 

3 dari 4 halaman

Bukan Hal Mudah

Erick Thohir menyebut, membangun longspan di titik tersebut bukanlah hal mudah. Bisa dibilang, longspan yang saat ini telah rampung bukan perkara benar atau salah.

Menurut Erick, ungkapan Wamen Kartika merujuk pada evaluasi yang dilakukan sebelum proyek itu rampung dan masuk tahapan uji coba.

"Lekukan itu kan susah lho, dan tanpa sambungan. Jadi sebenarnya bukan salah dan benar, ini statement beliau kita bicara soal sebelumnya, kalau sekarang sudah diperbaiki," ujarnya.

Langkah perbaikan itu, kata dia, sekaligus mengamini kalau aspek keselamatan dalam operasional LRT Jabodebek nantinya jadi perhatian serius.

"Buktinya begini, kalau takut, pak Presiden saja sudah naik tiga kali gitu. Artinya apa? Pak Presiden ini mau memastikan keselamatan para penumpang gitu yang kita mau masyarakat ini mau merasa aman," kata dia.

"Itu yang saya rasa persepsinya tidak bermaksud menakut-nakuti, cuma perbaikan harus ada. Tapi itu sebelumnya. Yang statement pak Tiko itu sebelumnya bukan hari ini," sambung Erick Thohir.

 

4 dari 4 halaman

Pastikan Keamanan Terjaga

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir memastikan aspek keselamatan dan kenyamanan penumpang LRT Jabodebek. Menurutnya, ini juga yang jadi perhatian Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Erick menyampaikan, adanya perbaikan sistem operasional hingga penyelesaian dugaan salah desain rel lengkung panjang (longspan) merupakan bagian dari kepastian keselamatan penumpang. Diketahui, pihak LRT Jabodebek kini tengah mematangkan sistem operasional sebelum diresmikan di akhir Agustus 2023 nanti.

"Kalau takut, pak presiden aja sudah naik 3 kali gitu. Artinya apa? Pak presiden ingin memastikan keselamatan para penumpang yang kita ingin masyarakat ini merasa aman," ujarnya saat ditemui di Kementerian BUMN, Jumat (4/8/2023).

Mengacu pada sejumlah catatan proyek yang ada, Erick menegaskan hal itu bukan bermaksud untuk menakut-nakuti pengguna nantinya. Apalagi, sudah ada langkah perbaikan yang dijalankan.

"Itu aja yang saya rasa persepsinya tidak bermaksud menakut-nakuti tapi perbaikan itu harus ada. Tapi itu harus ada, harus ada," kata dia.

Ketua Umum PSSI ini juga menegaskan aspek keamanan di proyek-proyek yang pertama kali digarap memang jadi perhatian publik. Namun, lagi-lagi aspek keselamatan operasional tetap jadi prioritas.

Sebagai contoh, ada proyek MRT yang awalnya bakal terkena dampak negatif akibat sering banjirnya sejumlah wilayah di Jakarta.

"Loh iya harus (memastikan keselamatan), ya kan. Ini kan MRT pun saya rasa awal-awal nya orang takut, 'ih jangan-jangan Jakarta sering banjir, MRT banjir' tapi alhamdulillah hari ini tidak," bebernya.