Sukses

Bandara YIA Terancam Tenggelam, Gara-Gara Abrasi dan Banjir

Bandara Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA kini tengah menghadapi ancaman teggelam akibat abrasi dan banjir.

Liputan6.com, Jakarta Bandara Yogyakarta International Airport atau Bandara YIA kini tengah menghadapi ancaman abrasi. Namun, sebelum menyelesaikan potensi abrasi, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bakal menuntaskan masalah banjir di bandara tersebut.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menekankan, hal pertama yang akan dilakukan menangani banjir. Dengan cara melakukan normalisasi Sungai Bogowonto dan Sungai Opak yang mengapit Bandara YIA dari dua sisi.

 

"Di sebelah barat Sungai Bogowonto, sebelah timur Sungai Opak. Itu sudah kita normalisasi, bagus, mudah-mudahan enggak akan kena banjir lagi. Karena dari atas ke pecah," ujar Basuki di Jakarta, Senin (8/7/2023).

Selain itu, Kementerian PUPR juga akan mengantisipasi potensi banjir rob di wilayah Bandara YIA. "Kalau yang rob nanti akan kita tangani," imbuh Basuki.

Antisipasi Abrasi

Sebelumnya diinfokan, pemerintah akan membangun groin di kawasan pesisir Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) untuk mencegah abrasi.

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Sungai Pantai II, Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Serayu Opak, Sony Santoso mengatakan, pihak PT Angkasa Pura I sudah bersurat ke Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono untuk pelaksanaan proyek ini.

"Bagi teman-teman Angkasa Pura ini penting untuk mendukung runway-nya Bandara supaya aman terhadap abrasi," jelas Sony beberapa waktu lalu.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengurangi Abrasi

Groin merupakan bangunan yang dibuat tegak lurus dengan bibir pantai dan berfungsi untuk mengurangi abrasi serta menahan sedimentasi.

Infrastruktur tersebut akan berada di antara Sungai Bogowonto dan Sungai Serang. Direncanakan ada tiga groin yang dibangun dengan panjang rencana sekitar 45-50 meter.

Namun begitu, proyek groin di Bandara YIA ini diperkirakan baru bisa dilaksanakan setelah tahun 2024 karena masih membutuhkan kesiapan finansial dan sejumlah hal lainnya.

Perkiraan dana yang harus dikeluarkan untuk satu buah groin adalah sekitar Rp 75 miliar.

 

 

 

 

 

3 dari 4 halaman

Warga Sekitar Bandara YIA Ngeluh Dampak Gas Buang Pesawat, Kemenhub Turun Tangan

Kementerian Perhubungan akan menelusuri dampak dari gas buang pesawat di Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta International Airport (YIA), Kulon Progo, Yogyakarta. Menyusul adanya keluhan warga yang rumahnya terdampak akibat embusan angin gas buang tersebut.

Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan pihaknya akan menjalin komunikasi dengan pengelola Bandara YIA, yakni Angakasa Pura I. Utamanya merespons keluhan masyarakat sekitar bandara yang disebut terdampak operasional pesawat.

"Sejauh ini, Kemenhub akan berkomunikasi dengan AP I sebagai pengelola bandara mengenai tindak lanjut yang diperlukan untuk merespons keluhan masyarakat sekitar," kata dia kepada Liputan6.com, Senin (24/7/2023).

Informasi, beberapa waktu lalu warga sekitaran bandara YIA mengeluhkan atap rumahnya terdampak akibat embusan gas buang pesawat saat mendarat. Tak cuma rumah, dilaporkan juga kalau pepohonan sekitar kawasan pemukiman ikut terkenda dampaknya.

 

4 dari 4 halaman

Perhitungan Dampak Operasional Bandara

Adita mengatakan, sebetulnya sejak awal sudah ada penghitungan mengenai dampak dari operasional bandara. Utamanya dampak terhadap lingkungan sekitar dan pemukiman sekitar kawasan bandara.

"Saat bandara dibangun, pasti dilakukan kajian terkait dengan lokasi bandara serta dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan," terangnya.

Terkhusus bandara YIA, Adita menyebut kajian juga mencakup soal dampak dari gas buang pesawat, baik untuk lepas landas maupun pendaratan.

"Untuk bandara YIA kajian ini juga mencakup studi terhadap dampak yang ditimbulkan oleh gas buang pesawat saat lepas landas dan mendarat," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini