Liputan6.com, Jakarta - PT Asuransi Allianz Life Indonesia meluncurkan produk asuransi baru bernama Allianz LegacyPro. Produk asuransi jiwa ini memberikan jaminan bagaimana orang tua atau kepala keluarga dapat membimbing anak -anak menjadi pribadi yang mandiri.
Allianz LegacyPro merupakan produk asuransi jiwa tradisional dengan pembayaran premi berkala yang memberikan manfaat meninggal dunia hingga tertanggung berusia 100 tahun, manfaat pembebasan premi asuransi dasar, dan manfaat vooster uang pertanggungan pada saat tertanggung mencapai Usia 75 tahun.
Baca Juga
“Kami yakin dengan produk baru ini, kami dapat menepati janji untuk tetap berkomitmen mendukung seluruh masyarakat dan keluarga di Indonesia,” kata Country Manager & President Director Allianz Life Indonesia, Alexander Grenz, dalam konferensi pers di World Trade Center 3, Selasa (8/8/2023).
Advertisement
“Produk kami dikenal inovatif, juga berkelanjutan. Dengan produk ini, kami menawarkan lebih banyak perencanaan yang baik untuk pewaris Anda terutama pada orang-orang terkasih,” tuturnya.
Business Director Allianz Life Indonesia, Bianto Surodjo mengungkapkan bahwa, legacy atau warisan yang diberikan dalam produk asuransi ini adalah bagaimana orang tua atau kepala keluarga dapat membimbing anak -anaknya menjadi pribadi yang mandiri.
“Juga (tentang bagaimana) ketika orang tua sudah tiada, anak mereka sudah memegang legacy/warisan yang sustainable (berkelanjutan),” imbuhnya.
Berikut ini adalah berbagai manfaat proteksi dari produk asuransi Allianz LegacyPro :
- Masa Asuransi sampai dengan Usia Tertanggung 100 tahun
- Pilihan Masa Pembayaran Premi mulai dari 5,10 & 15 tahun
- 100% Uang Pertanggungan untuk Asuransi Dasar akan dibayarkan jika Tertanggung meninggal dunia dan Polis akan berakhir.
- Tersedia Manfaat Booster Uang Petanggungan hingga sebesar 50% dari Uang Pertanggungan untuk Asuransi Dasar, pada pada saat tertanggung mencapai Usia 75 tahun.
- Tersedia Manfaat Pembebasan Premi Asuransi Dasar jika Tertanggung terdiagnosa salah satu dari 77 Penyakit/Kondisi kritis.
Beri Perlindungan Besar, Penetrasi Asuransi di Indonesia Masih Rendah
Sebelumnya, asuransi di berbagai aspek, dinilai mampu menjadi pelindung bagi masyarakat. Tak hanya soal kesehatan dan jiwa, ternyata asuransi juga berfungsi untuk melindungi keuangan masyarakat.
Sementara, pertanyaan 'bagaimana cara kerjanya?' mungkin timbul di tengah-tengah masyarakat. Hal ini, jadi salah satu bukti juga kalau penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah ketimbang negara lain.
Business Director Allianz Life Indonesia Bianto Surodjo mengungkap, kalau literasi keuangan Indonesia masih berada di posisi rendah. Terkhusus lagi soal literasi di produk keuangan seperti asuransi.
"Menurut data OJK bahwa literasi keuangan di Indonesia masih rendah, dan khususnya untuk asuransi, penetrasi asuransi sendiri baru 3 persen dari GDP. Angka ini masih rendah kalau dibandingkan negara lain," kata dia dalam Workshop Life and Health Insurance 101, Rabu (16/11/2022).
"Padahal kita tahu bahwa asuransi adalah satu produk keuangan dan proteksi keuangan bagi masyarakat Indonesia," tambah dia.
Dia memandang kalau kepemilikan asuransi bisa menjaga ekonomi keluarga maupun perorangan. Pada akhirnya, keuangan dari keluarga atau orang tersebut bisa lebih berkelanjutan dengan bantuan asuransi.
Pada kesempatan yang sama, Chief Product Officer Allianz Life Indonesia Himawan Purnama mengungkapkan cara kerja asuransi sebagai pelindung ekonomi. Secara singkat, asuransi bisa jadi jalan keluar dari risiko-risiko dalam kehidupan.
Dia memulai dengan tahapan-tahapan kehidupan. Dimana, di tiap-tiap fasenya memiliki risiko yang berbeda. Pada bagian ini pula asuransi memiliki peran yang penting.
"Jangan sampai beli asuransi ikut-ikutan gaya, jangan sampai seperti itu, karena kita harus paham kita saat ini ada di tahapan kehidupan yang mana," terangnya.
Advertisement
Mengamankan Biaya Tak Terduga
Secara tidak langsung, Himawan menuturkan kalau adanya asuransi menjadi salah satu pengaman dari pengeluaran yang tidak terduga. Misalnya, yang muncul akibat risiko pekerjaan. Paling mudahnya, ada risiko kesehatan yang bisa muncul kapan saja.
Sebut saja, seseorang yang tengah mengumpulkan biaya untuk pernikahan. Namun, ditengah jalan, orang itu mengalami sakit dan membutuhkan biaya yang besar.
"Jangan sampai kita lagi mengumpulkan dana untuk mempersiapkan pernikahan, misalnya, jangan sampai udah kerja keras lalu tiba-tiba kita terjadi risiko penyakit akhirnya duit yang kita kumpulkan itu biaya nikah akhirnya dipakai untuk biaya rumah sakit," paparnya.
Genjot Literasi Keuangan
Menyambung soal literasi, Bianto mengatakan kalau pengetahuan mengenai asuransi di masyarakat masih sering menemukan ketidaksesuaian. Salah satu alasannya, karena kurang masifnya penyebaran informasi yang valid soal asuransi.
"Tentu dengan kebutuhan mendasar ini literasi asuransi keuangan saecara umum itu diperlukan masyarakat kita, walaupun sayangnya kesalahpahaman terhadap produk keuangan termasuk asuransi saat ini masih kadang-kadang masih terjadi di masyarakat kita karena exposure yang masih kurang," kata dia.
"Allianz sendiri berkelanjutan terus lakukan inisiatif untuk support pemerintah OJK dan value added pada masyarakat kita untuk berikan edukas finansial ini, terutama di bidang asuransi baik di artikel, CSR maupun socmed yang kita miliki," paparnya.
Advertisement