Sukses

Kantongi Pendapatan Rp 1.323 Triliun, Pertamina Jawara di Daftar Fortune Indonesia 100 Tahun 2023

Pertamina menjadi BUMN dengan pendapatan Rp 1.323 triliun di tahun 2022. Pertamina mempertahankan posisinya di urutan pertama daftar Fortune Indonesia 100, seperti di tahun 2022.

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) menjadi perusahaan paling bernilai versi Fortune Indonesia. BUMN sektor energi itu berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 1.323 triliun, yang membuatnya bertengger di posisi pertama daftar Fortune Indonesia 100 yang baru saja dirilis.

Mengacu daftar tersebut, Pertamina menjadi BUMN dengan pendapatan Rp 1.323 triliun di tahun 2022. Angka ini meningkat 47,61 persen dari capaian pendapatan di 2021. Atas capaian ini, Pertamina mempertahankan posisinya di urutan pertama daftar Fortune Indonesia 100, seperti di tahun 2022 lalu.

"Ada 18 BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini. Total pendapatan mereka mencapai Rp2.763,31 triliun, atau setara 49 persen dari total pendapatan Fortune Indonesia 100,” kata Editor-in-Chief Fortune Indonesia Hendra Soeprajitno, dalam keterangannya, Rabu (9/8/2023).

Diketahui, Pertamina menjadi salah satu dari 4 BUMN yang bertengger di posisi 5 teratas Fortune Indonesia 100. Posisi kedua ditempati oleh PT Perusahaan Listrik Negara atau PLN.

Posisi ini mengacu pada jumlah pendapatan PLN di 2022 sebesar Rp 441 triliun atau naik 19,82 persen dari 2021. Ini juga menjadi posisi yang sama yang diraih PLN di tahun sebelumnya dalam daftar yang sama.

Kemudian, ada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bertengger di posisi ke-4. BRI berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 208 triliun di 2022, baik 8,55 persen dari tahun sebelumnya.

Di posisi kelima, ada Bank Mandiri yang kali ini berhasil naik dari daftar Fortune Indonesia 100 tahun sebelumnya di posisi 6. Mandiri berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 161 triliun di 2022 yang membuatnya masuk ke 5 besar Fortune Indonesia 100.

Ada satu perusahaan swasta, Astra International yang berada ditengah-tengah BUMN tadi. Astra berada di posisi ke 3 dengan catatan pendapatan Rp 301 triliun di tahun 2022. Angka itu naik 29,08 persen dari pendapatan tahun sebelumnya.

 

2 dari 3 halaman

18 BUMN Masuk Fortune Indonesia 100

Sebelumnya, Fortune Indonesia kembali merilis daftar perusahaan paling bernilai di Indonesia dalam Fortune Indonesia 100. Tercatat, ada 18 BUMN yang masuk dalam daftar tersebut.

Mengacu pada daftar yang dirilis, dari lima peringkat teratas, setidaknya ada empat BUMN yang masuk dalam daftar ini. Mereka adalah Pertamina, Perusahaan Listrik Negara (PLN), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri. Sementara itu. Astra International berada di urutan ketiga dan satu-satunya perusahaan swasta dalam urutan lima besar.

"Ada 18 BUMN yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini. Total pendapatan mereka mencapai Rp2.763,31 triliun, atau setara 49 persen dari total pendapatan Fortune Indonesia 100,” kata Editor-in-Chief Fortune Indonesia Hendra Soeprajitno, dalam keterangannya, Rabu (9/8/2023).

Diketahui, total pendapatan dari 100 perusahaan terbesar di Indonesia ini pada 2022 lalu mencapai Rp5.632,52 triliun. Angka ini naik 28,55 persen dibandingkan periode sebelumnya.

Artinya perusahaan yang masuk dalam daftar Fortune Indonesia 100 kali ini berkontribusi terhadap 28,75 persen perekonomian tanah air, dari sebelumnya hanya 25,81 persen.

Dia menjelaskan, seiring pulihnya perekonomian Indonesia yang diikuti dengan membaiknya kinerja para perusahaan yang ada di dalamnya; standar untuk masuk dalam Fortune Indonesia 100 kian meningkat dari masa ke masa.

Jika pada 2021, sebuah perusahaan setidaknya harus membukukan pendapatan Rp8,41 triliun agar bisa masuk dalam daftar bergengsi ini; pada 2022 mereka harus membukukan pendapatan minimal Rp10,51 triliun.

 

3 dari 3 halaman

Metode Penilaian

Layaknya dua tahun lalu, metodologi yang digunakan Fortune Indonesia sepenuhnya mengacu kepada standar Fortune 500 yang sudah berusia 69 tahun. Di sini, tim Fortune Indonesia mengkurasi laporan keuangan tahun fiskal 2022 dari ratusan perusahaan terbuka dan tertutup.

"Seperti kita ketahui bahwa beberapa perusahaan memang tengah menghadapi beberapa problema seperti tidak akuratnya laporan keuangan yang disajikan—bahkan mengarah ke manipulasi," ungkap Hendra.

Namun, selama belum ada keputusan tetap hingga batas waktu yang ditentukan per 30 Juni 2023, Fortune Indonesia tidak bisa menyanggahnya.

“Metodologi yang bersifat pasti, terukur, dan telah digunakan hampir tujuh dekade menjadi alasannya,” kata Hendra.

Video Terkini