Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengimbau para pelaku usaha agar fokus menata dan meningkatkan operasional bisnis di tahun politik ini dan tidak perlu merisaukan mengenai dampak Pemilu ke bisnis. Ia memastikan hahwa pemilu bakal berjalan dengan baik dan damai, tidak seperti periode-periode sebelumnya.
"Pertama, teman-teman pengusaha tenang saja, fokus, pemilihan umum (Pemilu) kali ini pasti lebih baik dari pemilu kemarin. Aman, damai, tertib insya Allah. Karena apa, yang paling jelek sudah lewat, saatnya sekarang yang baik-baik," kata Zulkifli Hasan dalam keterangan, Jumat, (11/8/2023).
Baca Juga
Menurutnya, masyarakat saat ini akan lebih tertib karena sudah mengerti kondisi serta tidak akan melakukan keributan, sehingga menurut pantauannya tahun depan akan jauh lebih baik.
Advertisement
"Dan rakyat juga lama-lama bosan kalau musuhan, capek. Kalau baik-baik 'kan gembira. Jadi sudah dua kali pemilu kurang baik, Insya Allah tahun ini dan tahun depan akan jauh lebih bagus," jelasnya.
Ia mencontohkan perekonomian Indonesia tahun ini melihat data Badan Pusat Statistik ia opitimis pertimbangan perekonomian akan lebih baik dengan keuntungan lebih baik lagi di tahun depan.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu menanggapi pertanyaan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) , Alphonzus Widjaja, terkait kekhawatiran pelaku komersial di tahun politik.
“Kami ingin mendapatkan arahan di tahun politik dikaitkan dengan perdagangan Indonesia 2023-2024 dari Bapak Mendag dalam menghadapi tahun ini dan tahun depan," imbuhnya.
Untuk informasi, di kuartal II tahun ini, besaran Produk Domestik Bruto (PDB) Atas Dasar Harga Berlaku tercatat sebesar Rp5.226,7 triliun, sedangkan PDB Atas Dasar Harga Konstan mencapai Rp3.075,7 triliun.
Kemudian, BPS telah mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
“Pertumbuhan ekonomi secara tahunan konsisten berada pada level 5 persen selama tujuh kuartal berturut-turut, menandakan pertumbuhan ekonomi kita semakin stabil,” kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud.
Momen Kampanye Jadi Senjata Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Akhir 2023
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2023 terhadap triwulan II-2022 tumbuh sebesar 5,17 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang positif ini diprediksi terus berlanjut hingga akhir tahun 2023.
Pengamat Ekonomi dari Indonesia Strategic and Economics Action Institution Ronny P Sasmita, menilai adanya aktivitas politik dan kampanye menjelang pemilihan umum tahun depan akan mendongkrak perekonomian Indonesia dalam dua kuartal terakhir di 2023.
"Soal peran aktifitas politik dan kampanye jelang pemilu di awal tahun depan, saya kira, juga memiliki andil yang cukup dalam meningkatkan konsumsi dan belanja pemerintah tentunya," kata Ronny kepada Liputan6.com, Jumat (11/8/2023).
Menurutnya, peningkatan permintaan atas alat peraga kampanye, pernak pernik kampanye dan lainya, tentu akan ikut menggairahkan perekonomian Indonesia dalam dua kuartal ke depan, walaupun jumlahnya tidak terlalu signifikan.
Kendati demikian, Ronny memperingatkan Pemerintah agar bisa menjaga tingkat konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi atau belanja pemerintah.
Advertisement
Tingkatkan Investasi
Selain itu, yang paling penting adalah meningkatkan kinerja investasi dan ekspor-impor, agar pertumbuhannya lebih baik lagi dibanding kuartal II-2023 yang tumbuh 5,17 persen.
"Untuk tetap memiliki performa baik sampai akhir tahun, pemerintah harus bisa tingkat konsumsi, baik konsumsi rumah tangga maupun konsumsi atau belanja pemerintah," ujarnya.
Lantaran pertumbuhan ekonomi kuartal II-2023 ditopang oleh pertumbuhan konsumsi, terutama konsumsi atau belanja pemerintah dan konsumsi rumah tangga. Sementara, investasi tumbuh di bawah pertumbuhan ekonomi, yakni sekitar 4 persen, dan ekspor-import justru terkontraksi.
Pendorong Ekonomi
Sebagaimana diketahui, di kuartal II-2023 ada momen lebaran haji dan tahun ajaran baru, yang menjadi triger konsumsi rumah tangga tetap tinggi, meskipun dibayangi oleh harga-harga bahan pokok yang terbilang cukup tinggi.
"Nah, momen seperti itu tidak ada di kuartal ketiga, jadi pemerintah perlu hati-hati di kuartal ketiga soal konsumsi rumah tangga ini. Stabilitas harga bahan pokok harus benar-benar dijaga," jelasnya.
Di sisi lain, pertumbuhan belanja atau konsumsi pemerintah juga terbilang tinggi. Di kuartal II memang biasanya proyek-proyek dan belanja-belanja pemerintah mulai berjalan secara signifikan. Kemudian di kuartal III biasanya konstribusi belanja pemerintah ini akan tetap tingggi, sampai dengan kuartal IV.
Advertisement